Setelah lagu pertama berakhir, Ren He langsung melanjutkan dengan memainkan lagu kedua tanpa jeda!
Ini adalah lagu terakhir hari ini. Lagu yang dipilih Ren He adalah "Nona Pengertian"! Lagu ini relatif lebih tenang namun tetap memiliki nuansa khas, sangat cocok sebagai penutup untuk meninggalkan teka-teki bagi pendengar.
Awalnya Ren He berencana menggunakan lima hari untuk menyelesaikan pertunjukan ini, satu lagu per hari. Tapi dia mulai khawatir jika kerumunan penonton terlalu banyak akan sulit dikendalikan, apalagi jika jadwal diperpanjang menjadi lima hari, yang harus dihadapinya bukan hanya penonton, tapi juga ibu mertua yang mengerikan, Su Ruqing...
Memendekkan waktu menjadi dua hari mungkin bisa mengurangi waktu reaksi Su Ruqing. Jika lima hari, bisa-bisa di hari ketiga atau keempat sudah dibawa pergi oleh Paman Polisi dengan tuduhan mengajak gadis di bawah umur...
Tentu tuduhan ini hanya bercanda, tapi situasi sebenarnya sangat serius. Semakin lama malam, semakin banyak mimpi buruk!
Tentu saja, ia juga sempat berpikir untuk menyelesaikan segalanya dalam satu hari, namun hal itu akan terburu-buru, sama sekali tidak memberi waktu bagi publik untuk mempersiapkan kembali antusiasme terhadap Yang Xi, kekuatan momentumnya masih belum cukup besar!
Maka setelah mereka menyanyikan Nona Pengertian, mereka pun mundur, meninggalkan lautan manusia di luar yang berteriak meminta mereka kembali menyanyikan satu lagu lagi.
Tapi ini bukan konser yang mereka selenggarakan, tidak boleh ada tampil kembali, segala pertunjukan yang lebih spektakuler disimpan untuk besok, sebagai titik akhir yang sempurna untuk debut Yang Xi!
Video pertunjukan malam ini tak lama setelah pertunjukan berakhir langsung diunggah ke situs, kali ini banyak orang yang datang dengan persiapan peralatan level profesional hanya untuk merekam suara nyanyian Yang Xi sejelas-jelasnya.
Di antara mereka ada juga staf dari berbagai situs video yang ingin merebut momentum viral - video siapa yang lebih jernih dan kualitas suaranya lebih bagus, berpeluang merebut pangsa pasar dengan memanfaatkan gelombang viral ini!
Tentang kemunculan kembali dua orang ini kembali menjadi viral di internet. Semua orang sudah tahu mereka akan bernyanyi, banyak yang menunggu di depan komputer menantikan video. Meski tidak bisa datang langsung ke bar, jaringan internet tetap memudahkan.
Hampir bersamaan, berbagai situs video besar memperbarui video mereka secara serentak!
Kecuali wajah yang masih tak tertangkap kamera, segalanya sempurna!
Wajah di bawah dua topi baseball itu tersembunyi dalam kegelapan panggung. Segala misteri ini justru menciptakan daya tarik magis yang menggugah rasa ingin tahu semua orang!
Popularitas kali ini seperti gelombang pasang yang terus meninggi, menghantam hati setiap orang yang terlibat dengan getaran emosi tak terduga!
Semua orang sudah tahu, besok masih ada 3 lagu lagi!
Dua lagu hari ini seperti biasa tidak mengecewakan, enak didengar!
Sebenarnya inilah alasan utama mereka begitu digemari. Kalau lagunya tidak bagus, siapa yang mau repot-repot mendukung dua siswa SMP?
Jadi fondasi terbesar seorang penyanyi tetaplah lagu-lagunya! Bahkan satu lagu bisa menghidupi seumur hidup bukanlah hal baru, tapi dua siswa SMP ini sudah menelurkan 7 lagu!
Saat itu ada yang menyadari, jika ditambah 3 lagu besok total menjadi 10 lagu - cukup untuk sebuah album! Beberapa yang peka mulai berfirasat: mungkin ada kejadian besar esok hari.
Bahkan jika tidak terjadi apa-apa tetap layak dinanti. Besok hari terakhir, secara logika karya terbaik biasanya disimpan di akhir. Lagu hari ini saja sudah luar biasa, apalagi besok?
Kejutan apa yang akan datang esok? Mungkinkah muncul lagu paling klasik dari sepuluh lagu tersebut?
Inilah hal yang paling menggugah antisipasi!
Tak terhitung orang yang mendengar dua lagu hari ini telah bertekad baja: besok meski kerumunan menggunung, harus tetap menyelusup masuk untuk ikut ramai!
Inilah tepat yang diharapkan Ren He. Karena besok adalah hari penutup, yang ia lakukan adalah membuat pesta keremajaan megah ini semakin dahsyat - hadiah terbaik untuk perjalanan 16 tahun Yang Xi.
……
Malam hari Ren He tidak langsung mengantarkan Yang Xi pulang ke rumah, melainkan pergi ke sebuah bengkel kecil di pinggiran kota.
Mobil belum mendekat pun Yang Xi sudah mendengar suara tangisan hantu dan lolongan serigala dari dalam, membuatnya sedikit takut: "Ini tempat apa..."
"Wah, rumah sakit jiwa!" Ren He memarkir mobil lalu membantu Yang Xi turun. Ground clearance pikap ini memang terlalu tinggi sampai Ren He khawatir kaki Yang Xi akan terkilir saat turun.
Yang Xi bingung, rumah sakit jiwa? Untuk apa Ren He membawanya ke sini? Tadi di jalan Ren He bahkan membeli banyak makanan rebus dan bir, sepertinya ini akan berpesta bersama pasien-pasien rumah sakit jiwa?
Tentu saja ini bukan rumah sakit jiwa sesungguhnya, melainkan markas besar Liu Erbao dan kawan-kawan!
Bangunan pabrik yang dihancurkan ini dibeli oleh Liu Erbao dan kawan-kawan, kemudian sedikit direnovasi menjadi markas besar dengan gaya seni yang aneh. Di permukaan tembok eksterior dilukis berbagai macam pola, bukan bergaya hip-hop. Sebaliknya, setiap gambar jika diamati seksama seolah menyimpan kisah kecil tersembunyi.
Akhirnya seluruh lukisan di tembok tersebut tersambung menjadi satu. Dari kejauhan terlihat seperti foto bersama Liu Erbao dan kawan-kawannya!
Hal ini benar-benar mengagumkan. Tingkat kemampuan mereka sungguh luar biasa! Bahkan dengan kemampuan melukis tingkat ahli-ku saat mengapresiasi seni tembok ini, tetap terasa getaran kekaguman yang tak terungkap.
Tak ada alasan lain - mereka memang berada di tingkat ahli yang sejati!
Pantas saja Liu Erbao dan kawan-kawan begitu dikejar-kejar di industri. Memang pekerjaan yang mereka lakukan benar-benar tak bisa ditiru orang lain!
Ambil contoh video "Kesatria" mereka. Bukan hanya teknik pengambilan gambarnya yang mumpuni, ritme keseluruhan videonya juga sangat kuat, mengalir sempurna dari awal hingga akhir!
Hanya saja tak disangka grup ini sekarang tiba-tiba iseng main musik, Ren He di luar dinding mendengar suara tangisan hantu dan lolongan serigala di dalam sampai dubur ikut mengencang. Untung ini terjadi di pabrik daerah pinggiran, kalau di kawasan ramai, tetangga pasti sudah menelepon benih iblis 110 untuk lapor polisi!
Ngomong-ngomong apa aku harus menuliskan dua lagu untuk mereka? Ren He tiba-tiba terpikir masalah ini. Setelah dipikir-pikir memang bisa ditulis, lagipula kita sekarang sudah benar-benar berteman.
Waktu itu banyak yang mencari tapi tak ketemu, harus diakui Liu Erbao dan kawan-kawan memang layak dipercaya, bisa diandalkan.
Inilah dasar pergaulan kita, setidaknya kita bisa saling memberikan sedikit kepercayaan, bukan?
Tapi menulis lagu bukan sekarang juga. Ren He masih punya urusan lain. Kalau sekarang langsung menulis lagu untuk mereka, mengingat sifat Sistem Hukuman Langit yang seperti itu, pasti misi hukuman langsung datang di tempat, itu pun harus diselesaikan dalam seminggu.
Aku mana sempat mengerjakan misinya sekarang?
Ren He menepuk-nepuk pintu gerbang pabrik dengan keras. Musik di dalam tiba-tiba berhenti. Saat ia mengira seseorang akan membukakan pintu, terdengar teriakan dari dalam: "Jangan pedulikan pandangan orang! Jangan diganggu oleh gangguan orang lain!"
Lalu musik kembali menggelegak...
Wajah Ren He langsung memerah. Ia mengenali suara Liu Erbao! Tapi apa-apaan ini? Kok bisa asik sendiri sampai segitunya? Brengsek, ini sekumpulan orang gila kali!
Orang yang tak tahu mungkin mengira mereka mabuk obat. Tapi Ren He tahu kelompok Liu Erbao ini sangat menjaga diri - tidak mengonsumsi narkoba, kehidupan pribadi juga tidak berantakan. Ini memang sangat langka.
Yang Xi di sampingnya tertawa terbahak-bahak melihat wajah Ren He yang hitam seperti debu batu bara: "Ini temanmu?"
Renkesal, kembali mengetuk pintu sambil berteriak: "Buka pintu! Buka pintu! Kubawa luzhu dan bir! Kalau tidak kubuka, akan kugebuk! Aku tidak akan ganti pintu rusak!"
Musik kali ini benar-benar berhenti, Ren He mendengar seseorang di dalam berteriak keras: "Kok suaranya mirip Saudara Ren He kita ya?"
"Aku juga dengar mirip!"
"Dia bilang bawa lohu dan bir?"
"Brengsek, buruan buka pintu!"
Saat masih di luar, Ren He bingung kenapa setiap orang berbicara dengan teriakan. Setelah masuk, barulah ia sadar kelompok ini seharian bermain musik hingar-bingar sampai telinga mereka agak tuli karena getaran suara...
Mungkin perlu istirahat cukup lama baru pulih...
……
