Ren He mengajak Yang Xi ke tempat Liu Erbao hanya untuk mampir sebentar, murni karena merasa kelompok ini sangat unik sehingga ingin memperkenalkan mereka pada Yang Xi.
Namun saat mengobrol, Ren He benar-benar tak tahan dengan kebiasaan mereka yang selalu berteriak di dekat telinganya. Akhirnya ia memilih mundur terburu-buru...
Ia berulang kali menekankan bahwa pendengarannya baik-baik saja, tidak perlu berteriak sekeras ini, namun lawan bicara selalu tak sadar meninggikan suara...
Ren He merasa jika bertahan lebih lama lagi, diperkirakan pendengarannya sendiri juga akan bermasalah!
Saat pergi, Liu Erbao mengantar Ren He ke pintu pabrik sambil berteriak: "Adik ipar sangat cantik dan beraura baik, suatu saat bisa jadi model untuk kami shooting iklan komersial!"
Sambil menjauhi Liu Erbao yang bersuara keras ini, Ren He tiba-tiba mendapat ide cemerlang di hatinya!
Sudah lama dia dengar kabar bahwa Liu Erbao dan krunya bersikap meremehkan MV para selebritas, bahkan bintang besar pun sulit mengundang mereka. Lalu jika dia mengajak mereka membuat MV untuk Yang Xi, apakah mereka akan setuju?
Tapi sekarang masih terlalu dini membicarakan ini. Nanti saja jika ada kesempatan, kalau diungkap sekarang diperkirakan para kru ini juga tak akan jelas mendengarnya...
Ren He mengantar Yang Xi kembali untuk beristirahat, dan dengan serius berpesan: "Jika Su Ruqing mengetahui lebih awal tentang aku yang mengajak putri rumah tangga ini lagi, Yang Xi harus segera memberitahuku."
Fakta membuktikan Su Ruqing tidak begitu bebas memperhatikan jaringan internet setiap hari, semalaman berjalan tenang tanpa masalah.
Hanya Yang En yang mengetahui kejadian ini. Dia masih cukup memperhatikan berita, dan sekarang tidak memiliki pekerjaan yang terlalu serius. Saat melihat video di internet, dia langsung tersadar: "Tak heran ekspresi Yang Xi selama perjalanan ke ibukota tidak terlihat sedih, malah ada sebersuk sukacita..."
Ternyata si anak ini mengejar sampai ke ibukota! Pasti mereka berdua sudah merencanakan ini dari awal!
Yang En frustasi menggaruk kulit kepalanya, rambut pendeknya berderit-derit: "Bocah ini agak brengsek sulit dihadang!"
Tidak ada orang tua yang bisa mengurusnya?!
Awalnya Yang En berencana memberi hukuman dilarang bepergian pada Yang Xi: "Kau bilang besok akan terus? Aku tahan Yang Xi di rumah kita, lihat bagaimana kau bisa 'terus' besok..."
Tapi setelah dipikir-pikir, malah ia sendiri tertawa sendirian di dalam kamar, seolah ada orang yang begitu tanpa ragu memperlakukan putrinya dengan tulus.
Tentu saja, ia tetap bersikeras bahwa mereka berdua tidak boleh pacaran. Sikap mental dan pola pikir Yang En selalu terbuka, tapi bukan berarti ia akan setuju putrinya mulai berpacaran sejak SMP, sekalipun sudah lulus SMP tetap tidak boleh.
Hanya saja, setiap kali terpikir untuk benar-benar memisahkan Yang Xi dari anaknya Ren He, ia juga agak tak tega.
Jadi sekarang ia menghibur diri: asal tidak pacaran, hubungan dekat sedikit juga tak apa.
Setiap kali Ren He menjamin tidak akan pacaran dini sebelumnya, tatapannya selalu sangat tulus sampai mantan duta besar Yang En pun tidak menemukan celah, sehingga Yang En pun percaya.
Dan memang dia tidak menemukan adanya tindakan melewati batas antara Ren He dan Yang Xi. Seharusnya di usia remaja saat hormon sedang aktif, bisa dibilang "haus" pun tidak berlebihan. Jika ada kesempatan, mungkinkah Ren He tidak melakukan sesuatu?
Tapi Ren He tidak. Terhadap Yang Xi, dia selalu menjaga garis tertentu yang tidak dilangkahi.
Atas hal ini Yang En merasa sangat hangat. Inilah akar mengapa dia masih bisa menoleransi Ren He yang "mengajak" putrinya.
Seandainya dia tahu mereka sudah berpacaran setengah tahun, dan bahwa Ren He bukan tidak ingin menyentuh Yang Xi, hanya sedang membina Loli... Ren He memperkirakan Yang En bisa mengamuk...
……
Malam berikutnya Ren He dengan mudah menjemput Yang Xi. Dia malah bingung, calon mertuanya sama sekali tidak bereaksi.
Kedua orang itu mengenakan kaos oblong biasa tanpa topi baseball, dengan santainya melenggang masuk ke Bar Xiangzi milik Xie Zexi pada pukul 4 sore. Yang mengejutkan, bar yang biasanya sepi di siang hari ini justru sudah penuh sesak pengunjung!
Saat mereka masuk, banyak pengunjung cepat-cepat menoleh untuk melihat siapa yang datang. Ekspresi kecewa langsung terpancar karena bukan orang yang ditunggu.
"Postur tubuhnya mirip, tapi mana mungkin dia datang tanpa topi baseball?" gumam seseorang.
Inilah jebakan pola pikir konvensional. Tanpa foto profil, ciri khas topi baseball menjadi satu-satunya patokan untuk mengidentifikasi Ren He dan Yang Xi.
Siapa sangka, sepasang kekasih ini justru berani muncul secara terbuka!
Genggaman tangan kecil Yang Xi di telapak Ren He terasa lembab oleh keringat gugup.
Ia membawa Yang Xi berdiri di bar sambil mengedipkan mata ke Xie Zexi. Sebenarnya Xie Zexi sudah melihat wajah asli mereka sebelumnya, jadi ketika melihat Ren He dan Yang Xi masuk lagi dengan trik yang sama, dia hampir berteriak kaget.
Terlalu berani, keberaniannya luar biasa!
Namun saat Ren He mengedipkan mata padanya, Xie Zexi merasa adegan ini sangat menarik. Bertiga mereka menipu semua orang yang hadir. Ini memberi Xie Zexi perasaan seperti berada di garis yang sama dengan mereka - pastinya mereka mempercayainya karena berani menunjukkan wajah asli di depannya. Hati Xie Zexi terasa hangat.
Dia menuangkan dua gelas air putih untuk Ren He dan Yang Xi, lalu berbisik: "Lagu apa yang akan kalian nyanyikan malam ini?"
"Kejutan paling menarik jika disimpan sampai detik terakhir," jawab Ren He yang menolak dengan halus harapannya untuk mengetahui jawaban, memilih cara lain untuk tidak membocorkan rahasia.
Suatu saat, Xie Zexi merasa lawan bicaranya sama sekali tidak seperti siswa SMP. Seolah di dalam hati remaja itu masih tersembunyi jiwa yang matang. Xie Zexi memandang Yang Xi dengan iri, lalu masuk ke dalam dengan senyum lebar untuk melanjutkan pekerjaannya. Terlalu banyak mengobrol dengan Ren He dan Yang Xi dikhawatirkan akan menimbulkan kecurigaan orang lain.
Begitulah, Ren He dan Yang Xi duduk manis di depan bar mengobrol dari sore hingga pukul 9 malam. Tak satu pun orang yang menyadari keberadaan mereka, apalagi mencurigai bahwa merekalah pemeran utama malam ini!
Tepat pukul 9, Bar Xiangzi dipenuhi kerumunan orang yang sedang asyik bercengkerama. Suasana ramai dan sangat meriah!
Kedua remaja itu menunduk menuju panggung. Ren He berjalan di depan membuka jalan untuk Yang Xi, sementara Yang Xi bersembunyi di belakangnya menikmati perlindungan yang diberikan - persis seperti seorang Kesatria. Ia tak perlu tahu ke mana sang Kesatria akan membawanya, cukup ikut saja!
"Panggung sudah lama dipisahkan, tiba-tiba ada yang menerobos garis pembatas hingga menarik perhatian semua orang. Tapi saat itu Yang Xi dan Ren He sedang membelakangi mereka sambil berjalan ke panggung, jadi tak ada yang tahu siapa keduanya."
Seseorang bertanya-tanya: "Mau ngapain sih mereka? Kan panggungnya sudah dipagar tidak boleh dimasuki!"
"Ngapain urusi mereka? Mungkin cuma mau lihat panggung. Ngomong-ngomong, kok dua orang itu belum datang juga ya?"
Namun di detik ini, saat semua mata menyaksikan Ren He dan Yang Xi berjalan membelakangi mereka menuju panggung, tiba-tiba secara bersamaan mereka mengeluarkan topi baseball dari saku dan memakainya!
Tarikan napas semua orang tertahan!
"Waduh!"
"Brengsek! Aku ingat mereka, duduk di bar sepanjang sore. Dasar aku tidak melihat wajah mereka sekalipun!"
"Sialan!"
Saat itu banyak orang yang sebenarnya punya sedikit kesan terhadap Ren He dan Yang Xi, namun tak satu pun yang memperhatikan mereka, malah menunggu dengan sabar munculnya dua topi baseball itu!
Siapa sangka keduanya begitu nekat, dengan santainya berdiam di bar begitu lama tanpa menutupi diri!
Benar-benar tak terduga!
Ren He dan Yang Xi yang kini berbalik duduk dalam kegelapan panggung. Saat Ren He mengambil gitar di samping kakinya, senyum tak tertahan masih mengembang di bibirnya. Ia membuka mulut: "Pertunjukan hari ini, sekarang dimulai!"
