Bagi penonton biasa, tertawa dalam adegan bahagia dan menangis di situasi sedih adalah hal yang wajar. Tapi yang tak mereka pahami, tawa dan tangis itu sebenarnya "pilihan" - ada seribu cara tertawa, seribu metode menangis. Di baliknya ada latihan tak terhitung yang menentukan ekspresi mana yang akhirnya terpilih di panggung. Banyak orang salah mengira ekspresi natural dan emosi tulus sebagai akting mumpuni, padahal itu hanya dasar seorang aktor. Ujian sebenarnya justru terletak pada pilihan yang dibuat berbagai aktor dalam adegan yang sama, inilah logika abadi karya klasik seperti drama Shakespeare yang tetap relevan.
Alasan Zhang Ming mengajukan pertanyaan tentang tingkat keakraban Xia Yuting dengan Kunlun adalah: Pertama, untuk melihat apakah dia datang dengan persiapan matang - ini menunjukkan seberapa besar dia menghargai kesempatan ini. Kedua, ingin menguji penguasaan emosi Xia Yuting terhadap elemen-elemen dalam Kunlun.
Xia Yuting dengan tenang menjawab: "Membicarakan Kunlun tak bisa lepas dari karakter-karakternya, karena justru sosok-sosok yang luar biasa inilah yang mengembangkan seluruh kisah. Namun mereka sendiri terombang-ambing dalam arus besar sejarah bagai dedaunan tertiup angin."
Dengan lancar dia memaparkan mulai dari Liu Yingying yang pergi dengan muram demi memberi jalan pada Liang Xiao dan Hua Xiaoshuang, hingga lika-liku hidup Hua Xiaoshuang yang meski penuh cobaan tetap mempertahankan kemuliaan hati, kuat di dalam namun lembut di luar, mencerminkan jiwa pengobatan yang penuh kasih.
Bahkan berbagai karakter pendukung seperti Xiao Qianjue dan Gongyang Yu juga dijelaskannya dengan sistematis.
Semua yang hadir adalah ahli di bidang ini. Begitu Xia Yuting mulai berbicara, mereka langsung bisa menilai seberapa banyak pekerjaan rumah yang telah dilakukannya. Beberapa emosi karakter dan detail cerita yang bahkan tidak mereka kuasai dengan baik!
Zhang Ming bertanya dengan rasa ingin tahu: "Aku ingin tahu berapa kali kamu membaca Kunlun?"
"Sedang membaca untuk keempat kalinya, dan sudah membuat catatan," jawab Xia Yuting dengan tenang.
Tapi dalam nada bicara yang tenang itu terselip gemetar, dia sudah menghitung waktu masuk setiap orang, dan sekarang dia tahu pasti waktu masuknya adalah yang paling lama.
Kesempatan selalu datang pada orang yang berpikiran tajam. Jika tidak mempersiapkan dengan matang, mustahil mendapat kesempatan ini. Pertanyaan Zhang Ming membuktikan harapannya sangat besar!
Zhang Ming penasaran mendengar catatannya: "Bawa catatan? Bisa kami lihat?"
"Tunggu sebentar," Xia Yuting mengambil tasnya, mengeluarkan buku catatan indah dari dalamnya dan menyerahkan kepada Zhang Ming. Saat dibuka, terlihat tulisan indah yang rapi berisi pemahamannya menyeluruh tentang buku ini.
Zhang Ming tersenyum menyerahkan catatan itu ke Lao Zhou, lalu berkata pada Xia Yuting: "Kamu benar-benar cerdik."
Kecerdasan ini sebenarnya bukan merujuk pada pemahaman mendalam Xia Yuting tentang Kunlun, melainkan persiapan telitinya dalam menghadapi audisi terbuka ini. Namun kesempatan memang selalu demikian - hanya orang yang benar-benar cerdik yang bisa menggenggam erat peluang ketika ia datang!
Baju Xia Yuting penuh debu dari lantai, bahkan wajahnya pun tercoreng kotoran. Ren He tak menyangka gadis yang selalu berkilauan ini rela berjuang sekeras ini untuk akting. Rasa kagum mulai menggelora dari dasar hatinya.
Kadang usaha kerasmu tak terlihat orang, sehingga mereka menganggapmu sama biasa saja. Tapi ketika kau berdiri di panggung, disinari seluruh lampu yang bahkan tak mampu menyaingi kilau dirimu - saat itulah mereka akan paham: Satu menit di atas panggung, butuh sepuluh tahun persiapan di balik layar!
Zhang Ming tersenyum pada Ren He: "Menurutmu bagaimana? Peran mana yang cocok?"
Ini tergantung keinginan Ren He, artinya peran yang ingin diberikan Zhang Ming kepada Xia Yuting minimal adalah peran utama wanita Liu Yingying atau peran pendukung wanita Hua Xiaoshuang. Bagaimanapun, sebelumnya Zhang Ming juga pernah mengatakan bahwa ia mengundang Ren He untuk melihat pandangannya tentang tiga peran utama.
Xia Yuting mulai tegang. Ia tidak tahu mengapa Ren He duduk di sini, juga tidak mengerti mengapa Zhang Ming menanyakan hal-hal ini pada Ren He. Ia hanya tahu bahwa Ren He yang dulu dianggapnya sebagai siswa SMP biasa ini, sekarang menguasai nasibnya dalam serial drama ini!
Perbedaan peran utama wanita dan pendukung wanita sangat besar. Sebagian besar waktu perhatian penonton hanya tertuju pada peran utama wanita. Meskipun dalam alur cerita akhirnya pendukung wanita bersatu dengan tokoh utama, namun porsi adegan Liu Yingying sebagai peran utama wanitalah yang paling dominan. Sepanjang hidupnya penuh konflik dan dendam dengan Liang Xiao hingga akhirnya pergi dengan muram. Meski tidak mendapatkan akhir bahagia, ia tetaplah karakter wanita paling menonjol dalam seluruh cerita Kunlun!
Ren He tersenyum: "Hua Xiaoshuang terlalu naif, Liu Yingying terlalu cerdik. Ambil Liu Yingying saja, mungkin bisa akting natural." Ren He cukup paham hal seperti ini, peran Liu Yingying lebih mudah populer. Mengingat Xia Yuting sudah berjuang sampai sejauh ini, sebagai teman tentu harus menuruti keinginannya. Separuh kalimat terakhirnya adalah isi hatinya - Xia Yuting memang punya daya pikat memukau dan sikap kerja yang efisien, sangat cocok untuk peran Liu Yingying.
Zhang Ming tertawa setelah mendengar saran Ren He: "Tidak perlu pulang menunggu kabar. Langsung kuberi jawaban: peran Liu Yingying untukmu. Kamu masih mahasiswa?"
"Ya, masih mahasiswa, baru semester satu," jawab Liu Yingying.
"Baik, minta izin cuti pada dosen. Mereka pasti setuju," kata Zhang Ming dengan mood yang membaik: "Tolong panggil peserta berikutnya."
Xia Yuting baru saat itu menepuk debu di bajunya dan membungkuk ke semua orang yang hadir: "Terima kasih, para guru!"
Ini pertama kalinya dia mendapat peran utama perempuan, sungguh mustahil tidak bersemangat. Xia Yuting telah berjuang keras selama lebih dari setahun, kalau tidak ingin menjadi pemeran utama perempuan, lalu apa yang dia cari?
Akhirnya hanya selangkah lagi menuju kesuksesan, bukan hanya pemeran utama perempuan, tapi pemeran utama perempuan Zhang Ming, bahkan berpotensi tayang di prime time CCTV pukul 8 malam!
Dia menatap Ren He dalam-dalam seolah ingin mengenalinya kembali, sementara Ren He bersikap biasa seolah tidak mengenalnya untuk menghindari kecurigaan. Orang lain tidak tahu bahwa dia mengenal Xia Yuting.
Setelah Xia Yuting pergi, ratusan orang masuk lagi, tapi tak ada lagi kandidat yang membuat mata semua bersinar, sampai pukul 7 malam tiba-tiba masuk seorang gadis kecil.
Tampaknya baru berusia sekitar 16 tahun, helai rambutnya terlihat ringan dengan wajah putih bersih. Semua orang langsung menyadari bahwa gadis ini sama sekali tidak memakai riasan - hal yang cukup langka. Berapa banyak gadis yang datang ke sini tanpa riasan? Setidaknya biasanya memakai riasan natural.
Namun dengan gaya berdiamnya di sana, dua kuncir kuda terjuntai di punggungnya, bagaikan bunga teratai yang baru muncul dari air.
Tidak, lebih tepatnya bunga teratai yang baru muncul dari air dengan sedikit keluhan...
Ren He merasa tertarik, gadis ini terlihat tenang namun seolah menyimpan sedikit kekesalan di dalam...
Saat itu Zhang Ming menoleh ke Ren He, Ren He pun balas memandangnya. Tatapan mereka bertemu dan langsung menyadari kesamaan pemikiran: Hua Xiaoshuang sebagai pemeran pendukung wanita!
Bukankah karakter Hua Xiaoshuang memang seperti ini? Baik hati sejak lahir, setiap hari dengan wajah penuh keluhan diperlakukan semena-mena oleh Liu Yingying...
Tiba-tiba Zhang Ming berkata padanya: "Menangis."
Lawan saat itu menyadari ini adalah ujian aktingnya, segera mulai mempersiapkan emosi. Namun semuanya berlangsung alami, sedikit saja ia berakting langsung terlihat seperti ingin menangis, tapi... air mata tak kunjung turun...
Mungkin karena ketegangan membuat emosinya tak sampai, semua yang menonton ikut cemas, terus merasa detik berikutnya ia pasti akan menangis namun tetap gagal mengeluarkan air mata...
Ren He merasa dirinya juga anggota Kacu Merah, saat ini perlu membantu mewujudkan impian orang. Maka ramuan air mata segera dilempar, gadis di seberang tiba-tiba menangis 'wah' dengan air mata yang melesat deras, membuat Zhang Ming dan Zhou Wumeng terpaku!
Mereka merasa sebelum melihat gadis ini, belum benar-benar memahami arti wajahnya basah oleh air mata...
