Tengah malam seorang manusia hidup berdiri di luar, wajahnya pucat seperti hantu, mulutnya masih asyik mengunyah.
"Makan sesuatu" itu maksudnya apa, di luar ada yang bisa dimakan? "Makanan" itu apa?
Ini brengsek serem banget ya!?
Ren He sedang mengunyah cokelat kedua kalinya tiba-tiba merasakan pancaran cahaya kuat dari dalam dinding kaca, membuatnya kaget sampai hampir tak bisa menjaga keseimbangan dan terjatuh! Namun cahaya itu hanya sesaat, baru menyorot wajahnya sebentar sudah beralih ke tempat lain.
Ia memfokuskan pandangan, di balik dinding kaca terlihat seorang satpam paman terbaring tak sadarkan diri di lantai, senter cahaya kuat tergeletak di sampingnya...
Ada apa ini? Ren He terus mengunyah cokelat sambil berpikir, anak ini kenapa? Pingsan?
Nggak mungkin cuma karena ada orang berdiri di luar tembok, masa sampai takut pingsan begitu lihat. Ren He belum sadar wajahnya sudah seperti apa, ditambah gerakan mengunyahnya, adegan seperti ini kalau di film pasti ditolak untuk pemuda di bawah 17 tahun ya?
Ren He mengetuk jendela, tapi sang paman satpam tetap tak bereaksi. Namun rekaman visual super-nya bisa melihat tarikan napas yang stabil, setidaknya tidak sampai mati ketakutan.
Setelah menghabiskan cokelat, Ren He melanjutkan misinya sambil merangkak. Dalam hati ia bergumam, "Jantung paman ini benar-benar kecil banget..."
Andai sang paman tahu pikiran ini, mungkin gedung akan ia ledakkan. "Brengsek, ini masalah hati kecil? Kau sendiri tidak sadar betapa mengerikannya dirimu?"
Ren He tak mempedulikannya dan terus merangkak. Jarak 30 meter tersisa sama sekali bukan masalah bagi tenaganya yang telah suplai ulang.
Begitu mencapai puncak, Sistem Hukuman Langit bersuara: "Inang menyelesaikan misi. Hadiah: teknik akting tingkat ahli."
"Hah?" Ren He penasaran. Bukan soal kenapa diberi teknik akting, tapi kenapa langsung melompati tingkat dasar ke tingkat ahli?
Ia menanyakan hal ini dalam pikiran. Sistem menjawab: "Kemampuan aktingmu telah lama eksis."
Ini baru pertama kali kudengar, Ren He punya kemampuan akting apa? Apakah kemampuan menyambut dengan senyuman dan menyamar emosi saat berinteraksi dengan berbagai macam orang di kehidupan sebelumnya juga bisa dianggap sebagai dasar akting?
Oh begitu rupanya. Ternyata pemberian hadiah dari Sistem Hukuman Langit juga disesuaikan dengan kondisi diri sendiri.
Dengan kata lain, jika sejak awal bertemu Sistem Hukuman Langit, poin fisik Ren He sudah mencapai breakthrough dari angka 6.71 sekarang, mungkin Sistem sama sekali tidak akan memberikan hadiah peningkatan fisik.
Jika teknik melukisnya memang sudah level ahli setelah dipelajari selama belasan tahun, cukup satu hadiah saja bisa langsung melonjak ke tingkat ahli Larangan.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, untuk apa kau memberiku atribut daya tarik sebanyak ini? Apa kau merendahkanku karena tidak punya daya tarik? Jelaskan ini!
Sistem Hukuman Langit brengsek ini bisa merendahkan manusia juga? Ren He merasa mendapat penghinaan yang sangat dalam.
Sesampainya di atas, Ren He baru menyadari masalah terbesar Gedung Celana Dalam: Tidak ada jalan turun dari atap...
Bangunan ini berbeda dari gedung lain, seluruh atapnya tertutup rapat oleh kaca yang terhubung dengan rangka baja ringan. Brengsek, gimana ini? Ren He memukul kaca dengan kepalan tangan, tangannya sakit tapi tak ada celah yang terlihat.
Mencelakakan orang tua ya? Gimana gue turun nih, harus merangkak balik? Andai tahu begini, gue pasti bawa tali!
Akhirnya Ren He terpaksa turun perlahan menyusuri struktur rangka baja. Turun beda dengan naik - saat naik perlu usaha menstabilkan tubuh, tapi kali ini ia menemukan metode khusus: menemukan pelat baja yang menonjol, menjepitnya erat dengan kedua kakinya dan tangan seperti memeluk pipa baja, lalu meluncur perlahan.
Untuk menghindari ketahuan paman satpam yang mungkin sudah bangun, Ren He sengaja memilih arah lain saat turun. Ia pikir kali ini pasti aman.
Hasilnya ketika dia turun mengikuti rangka baja, tepat di posisi 180 meter melalui kaca terlihat paman sudah bangun dan berlari ke posisi Ren He sambil memencet tombol lift seperti orang gila...
Oh, ternyata lift ada di sini... Kebetulan!
Paman merasa seolah ada bayangan hitam turun dari langit di luar jendela. Dengan gemetar dia menoleh persis melihat Ren He tersenyum lebar padanya sambil terus meluncur ke bawah...
Brengsek...
Ren He yang melihat paman menoleh masih berusaha menjaga ekspresi wajahnya tetap natural agar tidak menakuti orang, tapi tak disangka paman malah pingsan lagi dengan cepat...
Waduh, hatinya terlalu rapuh ya!
Begitu sampai di permukaan tanah, dia langsung menyambar mobilnya untuk kabur. Namun baru duduk di mobil dan melihat dirinya di kaca spion, Ren He sadar mungkin dia salah menyalahkan orang tadi...
Sialan, lihat penampilan sendiri di malam hari saja pasti takut!
Udah, buruan kabur aja.
……
"Pagi hari berikutnya, Ren He membuka komputer ingin melihat apakah ada gosip tentang Yang Xi, tapi selain topik sebelumnya tidak ada apa-apa."
"Tapi dia melihat postingan baru: Gedung Celana Dalam dihantui! Penulisnya adalah staf magang CCTV yang tidak mencantumkan nama asli, hanya menyebutkan satpam malam itu berpatroli dan bertemu hantu, sekarang suasana di CCTV mencekam karena deskripsi paman itu terlalu nyata."
"Paman itu berkata: Hantu itu berbaring di kaca sambil memakan daging dan darah, wajahnya putih mengerikan sekali. Padahal dia sudah lari ke sisi lain gedung untuk naik lift turun, tapi hantu itu sengaja bermain-main dengannya, tiba-tiba muncul di luar jendela sisi seberang..."
"Ekspresi Ren He aneh. Jujur saja, apakah semua kisah hantu di kehidupan sebelumnya sebenarnya cuma orang yang saling menakuti begini?!"
"Tiba-tiba telepon tak terduga masuk: Liu Erbao."
"Hei, Kakak Kedua?"
"Saudara jempolan! Aku dengar kabar, kau mau mendaki Jalan Langit!" Liu Erbao bersemangat berkata. Saat syuting drift sebelumnya, mereka langsung terpukau karena Ren He benar-benar melakukan teknik dengan lancar tanpa jeda saat merekam video, tidak seperti orang lain yang cuma menyambung-nyambung adegan.
Penonton mungkin tidak menyadarinya, tapi sensasi yang dirasakan kru syuting saat menyaksikan prosesnya sangat berbeda - perbedaan tingkat teknik antara kedua metode itu terlalu jauh!
Setelah tahu Ren He pernah downhill di Gunung Laojun, Liu Erbao sempat protes kenapa tidak memberi tahu sebelumnya. Kru Liu Erbao kadang juga merekam materi sendiri untuk video promosi, dan aktivitas ekstrim Ren He persis yang mereka butuhkan.
Setelah video 'Julukan Kesatria' viral, promosi tim Liu Erbao semakin meluas. Meski mereka adalah kru terbesar di industri, belum tentu semua orang mengenal mereka - misalnya di wilayah barat Shaanxi, pengaruh mereka masih kecil.
Jadi daripada syuting hal biasa, lebih baik syuting Ren He saja.
Ren He penasaran: "Bagaimana kamu tahu aku mau ke Gunung Tianmen?"
"Tim syuting yang dicari perusahaan TK tetap kami, haha, sekarang kami dan perusahaan TK adalah mitra strategis, semua video olahraga mereka akan kami tangani ke depannya," kata Liu Erbao dengan bangga, yang dimaksud 'semua video olahraga' ini tidak hanya domestik tapi juga internasional!
Ini berarti tingkat profesionalisme tim Liu Erbao sendiri telah mencapai tingkat kelas dunia.
Tentu saja Ren He senang bisa terus berkolaborasi dengan mereka, mengingat profesionalisme dan pola pikir luas tim Liu Erbao sebelumnya pernah memukau dirinya, membuatnya sadar bahwa di setiap bidang selalu ada yang lebih hebat.
Liu Erbao melanjutkan: "Saudara, bisakah kita syuting malam ini kali? Kalau terlalu berbahaya tidak usah, tapi kalau kau memang 'punya kemampuan tinggi dan berani mengambil risiko', Kakak punya kejutan untukmu!"
Malam hari? Tentu tidak masalah!
