Persyaratan misi dalam Sistem Hukuman Langit adalah kecepatan rata-rata 80 km/jam. Secara sekilas ini terlihat lebih mudah dibanding misi di Gunung Laojun sebelumnya, mengingat saat itu kecepatan rata-ratanya bahkan mencapai 90 km/jam. Pasalnya jumlah tikungan di Gunung Laojun jauh lebih sedikit daripada Tianmen!
Dalam speedrun jalan raya, tikungan adalah predator alami setiap pembalap. Mereka harus terus menantang tikungan, menantang batas maksimal diri.
Konsep 99 tikungan dalam jarak 10 km berarti setiap 100 meter akan muncul satu tikungan. Dalam kondisi ini, sedikit saja kelengahan akan membuat kecepatan tak bisa ditingkatkan.
Dan tikungan besar masih bisa diatasi, bahkan tanpa perlu drift, namun tikungan hairpin berbentuk U sama sekali berbeda.
Ren He dalam proses downhill kali ini harus terus-menerus menembus batas dirinya untuk memenuhi persyaratan misi Sistem Hukuman Langit, bahkan sejak mendengar misi tersebut, ia sama sekali tidak lagi berangan-angan mendapatkan evaluasi sempurna.
Kecepatannya sangat tinggi, di bagian jalan yang paling landai di awal, Ren He bahkan memacu kecepatan hingga 120 km/jam - mendekati batas maksimal manusia tanpa perlindungan seperti pakaian aerodinamis!
Semata-mata untuk meningkatkan nilai rata-rata kecepatan seoptimal mungkin selama masih dalam kondisi aman, demi menyelesaikan misi.
An Si mengamati semua ini dengan hening, tak tahu bahwa Ren He punya misi yang harus diselesaikan, ia hanya tahu bahwa kecepatan Ren He di jalan gunung berliku ini benar-benar gila-gilaan!
Tanpa pembelah angin, tanpa peralatan pengurang hambatan udara, ia sepenuhnya mengandalkan kekuatan fisik luar biasa tubuhnya untuk bertahan langsung melawan kekuatan alam yang dahsyat ini.
Konsep kecepatan ini, banyak jalan tol yang membatasi kecepatan maksimum mobil hanya 120 km/jam!
Sebenarnya kebanyakan orang biasa menyetir mobil di jalan tol dengan kecepatan ini saja, hanya sedikit orang yang melebihi 120 km/jam.
Orang yang pernah menyetir di jalan tol umumnya mengetahui hal-hal ini.
Gila-gilaan! An Si bertanya terpaku lewat walkie-talkie: "Erbao... apa kau sudah menyiapkan ambulans siaga?"
Liu Erbao tertegun: "Bukannya itu tugas persiapan TK? Kami tim syuting, bukan tim logistik... Jangan bilang..."
"Sial!" An Si mengumpat. Ia sangat menyesal menyetujui rencana Ren He menaklukkan Jalan Langit secara terburu-buru. Biasanya tantangan seperti ini membutuhkan persiapan matang, tapi kali ini terlalu mendadak - baru kemarin tahu rencana Ren He, hari ini sudah di Gunung Tianmen. An Si benar-benar linglung karena kesibukan!
"Aktivitas seperti ini yang berkali-kali mengarungi tepi pintu hidup dan mati, benar-benar seperti memprovokasi dewa kematian. Sang Maut pasti takkan melewatkan segala kesempatan untuk menyeret orang yang berani menantangnya ke jurang neraka tak berujung."
"Di daerah terpencil seperti ini mustahil mencari tim medis darurat. An Si hanya bisa berharap, Ren He pasti bisa menciptakan keajaiban dengan sukses!"
"Jangan kecewakan kami... Aku masih ingin minum arak bersama setelah ini selesai!"
……
Saat ini, kecuali Ren He yang tidak membawa walkie-talkie, semua anggota tim sudah tahu satu fakta: tidak ada tim penyelamat.
Dengan kecepatan Ren He saat ini, satu kesalahan kecil saja akan mengakibatkan patah tulang berkeping-keping - sama sekali tidak ada alasan untuk bertahan hidup.
Suasana hati semua orang tiba-tiba menjadi sangat muram.
Liu Erbao tiba-tiba berteriak di walkie-talkie: "Kerjakan tugas kalian dengan baik, gue percaya dia bisa menyelesaikan! Pastikan merekam tatapan matanya di tikungan hairpin pertama, gue ingin ekspresi itu!"
Liu Erbao memutuskan untuk tidak lagi memikirkan apa yang akan terjadi jika Ren He melakukan kesalahan, dan tidak mau memikirkannya!
Dia hanya yakin betul bahwa pihak tersebut pasti bisa menyelesaikannya!
Sebelum bertemu Ren He, dia tak pernah membayangkan seorang pemuda 16 tahun bisa menjadi Sang Juara di dunia olahraga ekstrem sepeda, apalagi menulis begitu banyak lagu bagus.
Pihak tersebut terus menciptakan keajaiban, maka kali ini pasti juga bisa!
Namun 30 detik kemudian seseorang berteriak melalui walkie-talkie: "Kamera 3 mulai menangkap gambar, Kesatria akan memasuki Tikungan hairpin dalam 15 detik!"
Tikungan hairpin... akhirnya datang juga!
Kecepatan 120 km/jam Ren He bertahan cukup lama, sementara peta sirkuit Jalan Langit sepenuhnya terpateri di kepalanya. Waktu tepat untuk mengurangi kecepatan jelas bagainya.
Maka 15 detik sebelum memasuki Tikungan hairpin, kecepatan Ren He mulai turun: 120、115、110、105、100、90、80!
Di mata seluruh anggota tim, Ren He bagai kilat petir. Cahaya helikopter terus menyoroti area tiga meter di depannya. Alasan Liu Erbao secara pribadi mengoperasikan kamera utama di helikopter adalah untuk mengabadikan adegan spektakuler sepanjang perjalanan ini.
Jalan pegunungan Tianmen bagaikan panggung raksasa. Sorotan lampu helikopter dari atas seperti tepuk tangan yang diberikan panggung ini kepada Ren He.
Tempat ini hanya milik satu orang!
Semakin dekat dengan tikungan hairpin, hati Ren He justru semakin tenang. Ketenangan itu bukanlah kekurangan, melainkan keteguhan dan kejujuran setelah yakin akan segala rintangan yang akan dihadapi.
Itulah bentuk keberanian teragung di dunia fana.
Gemuruh baling-baling helikopter raksasa bergema di seluruh pegunungan. Sementara musik Faded terus bergetar dalam relung hati Ren He, sensasinya seolah darah akan membara dan cahaya dunia pun akan padam karenanya.
Saat mentari tenggelam ke dasar samudra.
Saat sepeda melesat deras di jalan gunung.
Saat seluruh perhatian Ren He hanya tertuju pada kehidupan batas maksimal yang sedang dijalaninya saat ini.
Ya, semua ini cukup untuk memadamkan cahaya, bahkan matahari pun akan mereda dan layu di bawah sorotan warnanya yang lain yang mendukung.
Tepat satu detik sebelum memasuki tikungan, kecepatan Ren He akhirnya turun ke batas Tikungan Ekstrem 68 km/jam!
Presisi, Efisiensi, Batas Maksimal!
Seluruh tubuhnya miring seolah akan menyentuh permukaan tanah, Tikungan berbentuk U berbeda dengan tikungan lain, jarak drift yang dilaluinya lebih jauh dan lengkungannya lebih besar!
Tapi hati Ren He tetap tenang, tatapannya sudah melampaui Tikungan hairpin ini menatap jalan di kejauhan.
An Si dan yang lain menahan napas menunggu, ekspresi An Si yang awalnya tegang berangsur-angsur menyebar berubah menjadi kegembiraan liar: "Waduh! Berhasil! Dia berhasil melewatinya!"
Di walkie-talkie terdengar suara Liu Erbao yang gemetar: "Jempolan! Benar-benar brengsek jempolan! Gue Liu Erbao seumur hidup paling kagum sama saudara Ren He, jempolan! Cepat kasih tau gue kamera tatapan berhasil direkam atau nggak!"
"Dapat! Aku jamin setelah melihatnya, kau akan merasa lebih terpana dari sebelumnya!"
"Hahaha, tahap akhir kali ini harus dihaluskan dengan baik, guncang lagi grup orang asing cupet itu!"
Secara logika, sejak menyewa helikopter seharusnya memberi beberapa shot kamera untuk meromantisasi atmosfer tegang dan rangsangan. Tapi Liu Erbao sama sekali tak berniat memberi shot helikopter, di bawah teknik speedrun jalan raya Ren He, helikopter cuma jadi pelengkap.
Liu Erbao selalu tidak mengikuti logika umum, tapi justru karena tak mengikuti logika umum dia jadi jempolan!
Selanjutnya adalah area tikungan hairpin yang padat. Di tempat seperti ini Ren He mustahil memadukan kecepatan dan teknik, tak ada manusia yang bisa.
Jadi dia mempertahankan kecepatan stabil antara 68-75 km/jam saat menikung. Setiap tikungan bagai melewati pintu neraka. Jika benar ada dewa kematian, mungkin sudah berdiri di pinggir jalan dibuat limbung oleh provokasi Ren He yang ingin menjadi dewa atau mati.
Tapi semua ini belum berakhir!
