Yang Lan adalah sosok yang sangat Menarik. Di website resmi Sizhong, profil Yang Lan hanya ditulis dalam beberapa kata: Guru Senior Nasional, pecinta kucing.
Ini apa-apaan sih profil singkat begini?! Ren He menatap beberapa kata di ponselnya sampai tak tahu harus berkata apa, kok bisa ada tulisan "pecinta kucing" di situs resmi yang seformal ini?!
Awalnya Ren He tidak tertarik dengan website sekolah, tapi setelah melihat profil Yang Lan jadi penasaran untuk terus scroll, dan langsung menemukan beberapa deskripsi yang... agak tidak resmi...
Lumayan menarik.
Seluruh sekolah Sizhong memiliki 4 Guru Spesial Nasional dan 117 Guru Senior Nasional. Beberapa orang mungkin menganggap ini sekadar hasil penilaian jabatan, namun Ren He di kehidupan sebelumnya pernah mengikuti beberapa kelas matematika Guru Spesial Nasional. Rasanya seperti guru sebelumnya hanya mengajarkan ilmu, sedangkan Guru Spesial seolah membawamu mengenal dunia melalui ilmu pengetahuan.
Sungguh berbeda.
Besok adalah pelatihan militer, hari ini proses saling mengenal dan mengambil buku. Setiap siswa harus naik ke atas panggung untuk memperkenalkan diri satu per satu, lalu mengatur kursi masing-masing.
Saat sesi perkenalan, Ren He menemukan fenomena menarik: keahlian teman-teman sekelasnya sangat beragam. Keuntungan terbesar di sini adalah semua orang begitu luar biasa, dan Ren He pun bersedia menunjukkan berbagai keistimewaannya untuk berbaur dengan mereka.
Teman sebangkunya masih seorang pria gemuk, namun lebih besar dari Xu Nuo si pria gemuk kecil. Kalimat pertama anak ini di podium adalah: "Halo semua, nama saya Jiang Haoyang, suka mendalami fisika, bercita-cita mengikuti kompetisi fisika nasional untuk masuk tim nasional. Hobi saya membaca novel, karya favorit adalah Kunlun."
Ren He langsung bersemangat mendengar Kunlun—ini penggemarnya! Harus dekat-dekat dan dengar pujiannya...
Tapi kenapa setiap yang muncul tiba-tiba adalah kutu buku? Jujur saja, Ren He benar-benar tidak bisa menyaingi mereka dalam hal belajar. Paling-paling dia hanya siswa yang rajin belajar sebentar di kelas tiga SMA. Saat SMP masih biasa saja, di tempat seperti Sizhong ini, mungkin performanya akan selalu ranking terbawah.
Ada yang naik ke podium langsung bilang dirinya ahli dalam menulis artikel, ada yang menyatakan jago melukis, ada yang menguasai tiga jenis alat musik, ada yang fasih banyak bahasa asing, ada yang memperkenalkan diri dengan aksen London asli, ada yang sudah mulai main drama teater, dan lain-lain.
Salah satu yang paling membekas dalam ingatan Ren He adalah seorang teman bernama Liu Bing yang bertubuh kurus kecil. Saat naik ke atas panggung, dia langsung melakukan stand-up comedy bercerita lelucon: "Teman-teman mungkin belum terlalu mengenal Guru Yang Lan. Tapi karena saya naik dari Bagian SMP Sizhong, saya cukup memperhatikan beliau. Guru Yang Lan adalah seorang sarjana yang sangat berbakat sastra. Dalam 3 tahun, sambil sibuk mengajar murid, beliau juga menerbitkan karya-karya tulis berupa 13 novel dan 2 buku akademis... Tapi tidak satu pun yang laris. Saat buku terakhirnya terbit setengah tahun lalu, beliau dengan yakinnya memposting anonim di forum sekolah bahwa hari ini ada buku baru yang akan diedarkan, pasti laris keras dan semua harus cepat-cepat membeli. Dia pikir kita tidak tahu siapa di balik anonim itu, padahal ini sudah kejadian ke-15 kalinya... Guru Yang Lan, sebagai murid yang telah mengikuti perkembanganmu selama 3 tahun, bisakah kuharap Anda melakukan urusan resmi saja? Anda tidak akan pernah bisa populer."
Yang Lan di samping tertawa terbahak-bahak. Fakta bahwa ia memposting secara anonim untuk mempromosikan dirinya sendiri terbongkar, namun tak ada sedikit pun rasa malu. Ren He merasa ini mungkin memberinya gambaran tentang atmosfer Sekolah Sizhong.
Saat giliran Ren He memperkenalkan diri, tiba-tiba ia bingung harus mulai dari mana. Semua yang bisa ia ceritakan adalah hal-hal yang tidak ingin diekspos saat ini: seperti penulis "Kunlun", "San Zi Jing", dan "Sang Pengejar Layang-Layang"; pemilik Yayasan Qinghe; pemilik perusahaan game Qinghe; pelopor olahraga ekstrem bersepeda; penulis sketsa "Pengejar Mimpi" yang sedang viral; serta pencipta lagu untuk bintang top Yang Xi. Meski Sizhong dipenuhi bakat-bakat luar biasa, pencapaian Ren He ini masih terlihat terlalu fantastis untuk diungkapkan.
Jadi dia hanya bisa memperkenalkan diri secara sederhana: "Halo semua, nama saya Ren He dari kota kecil Luocheng. Bisa sedikit menulis, sedikit melukis, bisa melakukan interpretasi simultan Bahasa Inggris, di waktu luang suka beramal, juga membuat game, kadang menulis lagu, main sepeda... Hal yang paling ku kuasai adalah berkoar-koar."
Awalnya saat memperkenalkan diri, semua orang terkesima karena banyaknya kemampuan yang disebutkan. Namun ketika kalimat terakhir terucap, seluruh ruangan tertawa terbahak-bahak - jadi ini semua hanya omong kosong? Lumayan punya selera humor.
Tapi bertahun-tahun kemudian, saat semua orang mengingat kembali ucapan Ren He di atas panggung hari itu, mereka baru tersadar dengan kaget: Ternyata semua itu bukanlah kebohongan.
Di balik segala kerendahan hati itu, tersembunyi kehebatan yang sesungguhnya.
Saat Ren He kembali ke kursinya, Jiang Haoyang menyenggol lengannya: "Keren saudara, menurutku kau cukup menyenangkan. Mulai sekarang kita teman."
"Aku juga merasa nyaman denganmu," kata Ren He sambil tersenyum lebar.
Namun Jiang Haoyang selalu merasa aneh, seolah ada sensasi tatapan langsung seperti selebriti yang mengawasi penggemar rumah mereka sendiri...
Mungkin karena ikatan atau kecocokan karakter, Liu Bing, Jiang Haoyang, dan Ren He dengan cepat menjadi akrab. Saat pulang sekolah sore hari, mereka sudah mulai menyebut diri sebagai saudara.
Saat pulang sekolah, raut wajah Jiang Haoyang dan Liu Bing tampak muram. Jiang Haoyang berkata: "Besok mulai latihan militer! Aku brengsek lihat ramalan cuaca mengatakan dua minggu ke depan langit cerah sepuluh ribu li. Artinya kita harus menjalani pelatihan di bawah terik matahari! Aku minta ibuku membuat surat izin sakit dari rumah sakit, tapi dia malah bilang ini kesempatan baik untuk mengurangi berat badan..."
Latihan militer mungkin menjadi momen paling menyakitkan bagi setiap siswa. Berdiri di lahan terbuka dengan suhu panas tak berujung di atas tiga puluh derajat di bawah matahari. Pelatih sama sekali tidak peduli apakah kulitmu akan mengelupas - yang penting kulit mereka sendiri tetap utuh...
Meski Ren He saat ini memiliki kualitas fisik yang sangat dahsyat, bukan berarti ia menyukai pelatihan militer. Buat apa ikut pelatihan militer? Apakah harus membuat diri sendiri setengah mati kelelahan berdiri di terik matahari seharian penuh?
Tidak ada maknanya!
Mau berlomba kecepatan push-up dan pull-up dengan pelatih? Itu kan brengsek, buang-buang waktu saja.
Jadi Ren He juga ingin kabur dari pelatihan militer. Tapi bagaimana caranya? Ini pekerjaan yang membutuhkan teknik.
Tiba-tiba ia bertanya pada Jiang Haoyang dan Liu Bing: "Kalian benar-benar tidak ingin ikut pelatihan militer?"
Ren He perlu meminta pendapat mereka, karena hal seperti ini harus mempertimbangkan saran pihak terkait. Ia tidak bisa mengambil keputusan sepihak.
Keduanya menepuk dada dengan penuh keyakinan: "Tidak mau! Sama sekali tidak mau!"
"Ehem... Kalau begitu, apakah kalian bersedia membayar pengorbanan tertentu untuk ini..." Ren He bertanya agak malu-malu.
Meskipun Liu Bing dan Jiang Haoyang memiliki sedikit firasat buruk, mereka tidak tahu dari mana perasaan ini berasal, akhirnya berkata dengan kebingungan: "Bersedia!"
Karena mereka berdua setuju, Ren He tidak perlu ragu lagi... Dia menarik kedua anak ini ke samping dan berbisik: "Walau tidak ada surat izin sakit, kita bisa berpura-pura sakit bukan? Nanti saat matahari terik, Haoyang berbaring di tanah, kita berlari bilang dia heatstroke perlu dibawa ke klinik. Pelatih pasti tak berani tanggung jawab!"
Jiang Haoyang merasa geli di selangkangan: "Kenapa harus aku yang tidur di tanah?"
"Karena tubuhmu kegemukan, heatstroke-mu lebih mudah dipercaya. Lihatlah fisikku ini, kalau aku yang tidur di tanah apa ada yang percaya?" Ren He menjelaskan dengan tenang.
Sepertinya benar juga. Jiang Haoyang melihat Liu Bing dan Ren He, tampaknya dirinya memang yang paling cocok.
Namun firasat buruk di hati Jiang Haoyang semakin pekat, seolah ada kejadian mengerikan yang akan menimpanya.
