Saat Jiang Haoyang dan Liu Bing bertanya pada Ren He tentang kesepakatan apa yang akan dibuat, Ren He menarik mereka berdua ke samping dan bergumam. Liu Bing menunjukkan keterkejutan: "Hanya ini?"
"Benar, hanya ini," tegas Ren He. Tentu saja ia takkan membocorkan rencananya sepenuhnya. Dengan memainkan kartu cinta dan logika, hampir-hampir ia meneteskan air mata, semata agar kedua anak ini mau menambahkan 'api' untuknya.
Jiang Haoyang dan Liu Bing tetap merasa ada yang tidak beres, namun tak ingin melewatkan pertunjukan komedi yang brilian itu. Lagipula syarat yang diajukan Ren He sepertinya memang hal sepele bagi mereka.
Tidak perlu benar-benar berkorban apa pun!
Akhirnya keduanya membawa naskah komedi yang ditulis Ren He untuk menghubungi alumni-alumni lama, berusaha membantu menyelesaikan misi ini. Yang mengejutkan, di saat genting mereka bahkan cukup bisa diandalkan dengan menghubungi sebagian kakak kelas yang mereka kenal.
Segala sesuatu berjalan diam-diam, siswa kelas 5 SMA tempat Ren He dan kawan-kawan berada penuh rasa ingin tahu tak tahu apa rencana kecil ketiga orang ini, bagaikan ombak besar yang bergelora di bawah permukaan danau yang tenang.
Namun yang aneh, Liu Bing dan Jiang Haoyang tampaknya sangat yakin akan menang dalam persaingan internal kelas, sementara Ren He sama sekali tidak berniat mendaftar.
Tentu saja Liu Bing dan Jiang Haoyang merasa pasti menang. Sebelum penilaian akhir, mereka telah berlatih tak terhitung kali, kadang sampai tertawa sendiri karena lawakannya. Di hari kedua terakhir pelatihan militer, kompetisi kelas pun tiba.
Para siswa di kelas bagai Delapan Dewa menyeberangi laut - masing-masing menunjukkan kemampuan supernaturalnya. Ada yang main alat musik, yang berbakat menyanyi paduan suara, bahkan ada yang menyanyikan lagu sopran perempuan dengan gaya, benar-benar segala sesuatu ada.
Namun ketika Liu Bing dan Jiang Haoyang berdiri di tengah kerumunan mengenakan jubah panjang yang dipersiapkan dengan matang, penampilan mereka langsung mencuri perhatian. Jubah tradisional ini memang terlihat autentik. Liu Bing sebagai Pemandu Sorak, Jiang Haoyang sebagai Pendamping.
Di sekolah menengah, pertunjukan komedi tradisional seperti ini masih jarang. Dari segi variasi, mereka sudah selangkah lebih unggul dibandingkan pemain alat musik - barang langka memang lebih berharga.
Tentu saja, performa yang buruk dan tidak lucu juga tidak bisa diterima. Sebagian besar siswa masih bersikap skeptis.
Namun beberapa orang masih ingat insiden Liu Bing mengejek Yang Lan sebelumnya, membawa harapan tertentu.
Setidaknya Liu Bing tidak mengecewakan Ren He. Pria kurus pendek ini memiliki kilau licik di matanya, seolah terlahir untuk menyindir...
Selama 15 menit Jiang Haoyang dan Liu Bing terus melontarkan lawakan, 15 menit itu pula para siswa tertawa terbahak-bahak. Ren He merasa sangat menghibur melihat komedi Lao Guo dihidupkan kembali di dunia ini.
Perlu diketahui bahwa Jiang Haoyang dan Liu Bing benar-benar tekun berlatih. Seperti kata peribahasa "sepuluh menit di panggung, sepuluh tahun persiapan di balik layar", belajar melawak memang mudah membuat akting mereka canggung. Teknik komedi yang seharusnya lucu justru hancur karena mereka tidak terlarut dalam peran.
Awalnya mereka berlatih di depan cermin, kemudian merasa tidak beres dan meminta Ren He sang pencipta asli untuk mengawasi. Selama proses ini, Ren He bahkan memperagakan pertunjukan lengkap dua kali - sekali meniru Guo Degang, sekali meniru Yu Qian. Hasilnya, mereka berlatih setiap malam hingga lewat jam 10.
Harus diakui, teman-teman Sizhong berhasil bukan tanpa alasan. Selain berbakat, mereka benar-benar pekerja keras!
Pada akhirnya, kemampuan mereka menghibur penonton di panggung adalah buah dari kerja keras Jiang Haoyang dan Liu Bing. Ren He sama sekali tidak akan mengklaim jasa ini sebagai miliknya sendiri.
Tanpa teka-teki, di antara berbagai pertunjukan, sebuah karya orisinal xiangsheng yang luar biasa berhasil menonjol. Liu Bing dan Jiang Haoyang tidak mengklaim prestasi di depan teman sekelas, secara terbuka menyatakan ini adalah materi yang ditulis Ren He untuk mereka.
Saat itu, semua orang mulai mengamati Ren He dengan penuh rasa ingin tahu, tak menyangka ada sosok unik di kelas. Di lingkungan kelas, Ren He memang sangat mencolok, terutama karena atribut daya tariknya yang terlalu tinggi ditambah esensi vital, energi spiritual, dan semangat yang seratus persen. Seolah ada kesan instan dirinya memancarkan cahaya di tengah kerumunan calon murid, sehingga sejak awal beberapa siswi di kelas sudah memiliki kesan baik padanya.
Namun sebatas kesan baik saja. Sistem Hukuman Langit tidak akan secara ajaib membuat orang jatuh cinta pada pandangan pertama, yang akan menjadi BUG.
Banyak siswi cantik di kelas ini, setidaknya lebih banyak dibanding di Sekolah 13 tempat Ren He sebelumnya. Beberapa orang selalu bilang gadis cantik biasanya kurang pintar, dan fakta sepertinya membenarkan ini. Tapi di Sizhong, cukup banyak gadis yang cantik dan cerdas sekaligus.
Harus diakui, garis start beberapa orang sudah dimulai dari gen...
Tapi semua agak penasaran, mengapa Ren He sendiri tidak ikut tampil? Terlalu rendah hati, sepertinya tidak sesuai dengan karakternya.
Di Sizhong, Ren He sama sekali tidak rendah hati seperti dulu. Contohnya dua hari lalu saat pelatihan militer, kabar tentangnya berjemur 3 jam di terik matahari langsung tersebar. Bukan karena berjemur itu keren, tapi karena dialognya dengan pelatih...
"Saya hanya ingin berdiri di sini..." Saat itu sang pelatih langsung terpaku.
Dalam waktu semalam, banyak siswa kelas lain tahu kalas 5 punya jagoan yang berani melawan pelatih. Ada yang anggap ini cari sensasi, ada juga yang benar-benar kagum. Setidaknya bertahan 3 jam berbaris lalu tetap segar itu memang jempolan.
Ren He bilang ke teman-teman kalau dia belum punya ide pertunjukan dan tidak pandai akting. Teman-telasannya tetap ragu, tapi tak ada yang mau mempermasalahkan.
Hanya Jiang Haoyang dan Liu Bing yang tahu, mana mungkin Ren He tidak mahir akting? Pertunjukan mereka berdua justru dipelajari persis seperti aslinya dari Ren He!
Saat hari terakhir hitungan mundur pelatihan militer tiba, Liu Bing dan Jiang Haoyang maju bersaing ketat melawan seluruh angkatan. Kali ini pertunjukan kroscek mereka langsung terkenal di antara 60 tim peserta seangkatan. Meski sebagian besar siswa tetap tak paham materi lawakan mereka, sudah banyak yang tahu bahwa tahun ini ada pertunjukan kroscek yang sangat layak dinantikan!
Akhirnya kroscek mereka terpilih sebagai salah satu dari 15 program unggulan. Sebagai ucapan terima kasih, Liu Bing dan Jiang Haoyang mentraktir Ren He makan enak. Liu Bing diam-diam bahkan menyelipkan dua bungkus rokok yang diambilnya dari rumah ke kantong Ren He.
Ren He mengamati kedua bungkus rokok itu. Kulit putih polos hanya bertuliskan "khusus pasokan", tak ada merek atau keterangan lain sama sekali.
Ia mengakui wawasannya terbatas. Di kehidupan sebelumnya pun tak pernah mencicipi rokok khusus pasokan asli, jadi tak bisa membedakan benda aneh macam apa ini.
Mereka bertiga sekarang dijuluki Segitiga Besi di kelas. Setelah melalui pelatihan militer dan pertunjukan komedi, ketiganya dengan cepat membentuk aliansi. Namun julukan Segitiga Besi berasal dari teman sekelas, sementara mereka menyebut diri sendiri Tiga Pendekar - nama ini dicetuskan Liu Bing. Ren He sempat ingin mengubahnya menjadi Tiga Penembak Api, tapi urungkan niat...
Menjelang Hari H Malam Penyambutan yang tinggal sehari lagi, forum dipenuhi topik seputar acara tersebut. Bahkan ada yang bocorkan daftar acara dan konten pertunjukan dengan gaya sok misterius.
Beberapa senior juga berulah dengan membeberkan: "Ada cewek cantik level dewi di acara nomor sekian, kami lihat langsung saat verifikasi!"
Junior pun berkomentar: "Tolong senior beri kami kesempatan."
Ren He merasa asyik juga membaca forum Sizhong. Tapi setelah daftar acra terbongkar, yang paling menarik justru dua item terakhir.
Seolah kedua pertunjukan itulah bintang utama yang tak mungkin diabaikan!
Acara ke-31: Yang Xi membawakan "Lagu Kekuatan Ajaib"
Program 32, Penampil: Yang Xi 《Bertemu》
