Yang Xi menggunakan lagu "Yu Jian" yang penuh perasaan untuk menaklukkan teman-teman sekelas. Di bawah tepuk tangan mereka, ia membungkuk dan mengucapkan terima kasih. Pertunjukan di almamater ini mungkin akan menjadi pengalaman sepanjang hidup yang tak terlupakan baginya. Ia sangat berterima kasih pada sekolah yang memberikan kesempatan ini.
Namun Kecelakaan tiba-tiba terjadi!
Saat pembawa acara bersiap naik ke atas untuk berbincang santai dengan Yang Xi dan memulai mode penutupan acara, Ren He yang bersembunyi di antara kerumunan di bawah arena tiba-tiba berteriak: "Lagi satu, Lapangan Praha!"
Jiang Haoyang dan Liu Bing sudah lama selesai tampil. Kembali ke kursi kelas mereka di samping Ren He, mereka benar-benar kagum pada keberaniannya!
Di antara begitu banyak orang di bawah arena, selain siswa kelas 5, suara itu sulit dilacak sumbernya.
Suara ini bagai sinyal. Seketika, di seluruh lapangan, tak terhitung sudut dan pusat area bergema seruan: "Lagi satu, Lapangan Praha!"
Hah, orang lain bingung tak mengerti apa yang terjadi. Biasanya permintaan lagu tambahan wajar saja, bahkan konser artis pun ada encore. Tapi teriakan serempak "Lapangan Praha" ini jelas ada yang sengaja membuat kejutan!
Namun provokasi seperti ini memang punya daya tular. Kalau ada yang mau bikin kehebohan, mari ramaikan bersama! Apalagi mereka juga ingin mendengar Yang Xi menyanyi lagi. Dalam atmosfer seperti ini, semua orang menyadari betapa mengerikannya popularitas Yang Xi di Sizhong.
Banyak lulusan yang kelak di masyarakat akan bilang "Aku lulusan Peking University" atau "Aku alumni Tsinghua". Tapi kebanyakan siswa Sizhong justru akan bangga berkata, "Aku dari Sizhong."
Rasa memiliki dan kekompakan semacam ini adalah fenomena yang luar biasa. Mereka bukan hanya berprestasi, tapi juga solid bagai satu kesatuan.
Makanya setiap kali Yang Xi muncul, kalimat "Dia penyanyi kita, anak Sizhong!" langsung memicu resonansi tak terhingga!
Inilah penyanyi kebanggaan Sizhong kita!
Seketika, seluruh lapangan bergemuruh liar: "Lagu lagi, Lapangan Praha!"
Pembawa acara terpaku, brengsek ini agak tak terkendali nih, ada apa sih, kok rasanya kayak ada yang sengaja membawa ritme ya.
Jiang Haoyang dan Liu Bing duduk di sebelah Ren He, mereka tahu ini hasil dari kesepakatan dengan Ren He, bukan?
Dulu waktu Ren He menyerahkan naskah komedi cross-talk, dia minta mereka berdua membantu berseru bersama orang lain. Saat itu mereka masih bingung. Sekarang melihat keadaan yang semakin kacau, Jiang Haoyang panik: "Jangan-jangan ini bikin masalah, soalnya dia cuma janji nyanyi dua lagu."
Di sisi lain, Yang Xi tersenyum pasrah sambil memegang mikrofon. Ini pertama kalinya dia tampil solo langsung dapat situasi begini. Dengan ragu-ragu dia berkata: "Lagu tambahan memang bisa, tapi untuk 'Lapangan Praha' yang sudah ada di album, aku butuh iringan musik. Soalnya... bagian vokal prianya aku nggak bisa nyanyi sendiri. Iringan musiknya nggak kubawa."
"Aku bisa!" Ren He langsung berdiri: "Aku akan menyanyi bersamamu!"
Perasaan Jiang Haoyang dan Liu Bing saat itu seperti rasanya seperti mengawini anjing, sialan ternyata formula-nya ada di sini! Ren He sama sekali tidak memberitahu mereka sebelumnya bahwa dia akan sukarela naik panggung untuk menyanyi!
Dulu Ren He bilang apa ya?
Saat itu Ren He hampir menangis tersedu-sedu: "Aku sangat menyukai Yang Xi, dan paling suka lagu Lapangan Praha, hanya ingin mendengarnya menyanyi langsung sekali saja!"
Sialan, Kehidupan Seperti Sandiwara, semua tergantung akting. Kalau dipikir-pikir, akting kami berdua juga belajar darinya, dia ini guru kelas wahid sial sial sial!
"Formula-nya terlalu dalam..." Liu Bergumam pelan, ternyata Ren He memilih lagu ini karena lagu ini membutuhkan duet pria, jadi dia ingin mencoba keberuntungan dengan harapan Yang Xi tidak membawa iringan musik, lalu dia sendiri yang naik!
Ren He sama sekali tidak mengandalkan nasib. Ia tahu persis bahwa Su Ruqing belum merencanakan konser untuk Yang Xi saat ini—iringan solo untuk "Lapangan Praha" bahkan belum siap!
Murid-murid Kelas 5-1 SMA serentak mengernyit. Mereka tahu Ren He dan Liu Bin punya rencana kecil, tapi baru sadar... Bukan tidak mau tampil, ini mau bikin kejadian besar!
Katanya tidak pandai akting? Semua itu cuma tipuan belaka!
Yang Xi yang duduk di panggung hampir menutup mulutnya melihat senyum manis Ren He. Orang yang paling dirindukannya itu muncul begitu saja di hadapannya dengan cara yang brengsek tapi penuh keyakinan.
Saat menyanyikan "Yu Jian", hatinya masih bertanya: Kapan bisa bertemu Ren He lagi? Rasanya seperti mimpi yang jauh.
Tapi kejutan itu jatuh dari langit. Ia hampir tak bisa menahan gejolak hatinya.
Saat itulah Yang Xi baru menyadari arti SMS yang dikirim Ren He sebelum ia naik ke panggung: "Bersikap seolah tidak mengenal Ren He."
Benar, Ren He bisa terkenal di Sizhong, sekolah yang hanya merupakan surga kecil. Namun ia tidak ingin ketenarannya melampaui lingkungan Sizhong. Jadi pesan tersirat Ren He adalah: "Terus jaga kerahasiaan, tapi aku datang. Aku menepati janji kita untuk kembali ke sisimu, melanjutkan peran sebagai Kesatria Penjaga-mu!"
Tak peduli rintangan seberat apapun, gunung setinggi apapun, ujung dunia sekalipun - aku telah datang.
Yang Xi berusaha tetap tenang sambil mengambil mikrofon: "Teman sekelas, tolong temani aku menyanyikan Lapangan Praha. Bisakah kamu mengiringi dengan gitar?"
"Kebetulan aku bisa memainkan gitar!" Ren He tersenyum. Ini adalah bentuk perlawanan manis Yang Xi. Di antara mereka mengalir kelembutan tak terperi. Permintaan Yang Xi tentang iringan gitar ini, yang hanya mereka berdua yang paham maknanya, bagaikan permintaan manja seorang gadis pada kekasihnya.
Tapi penonton tidak tahu, saling berpandangan bingung. Ini brengsek apa sih, dipermalukan oleh adik kelas satu SMA? Gila, jempolan banget! Langsung mulai interaksi? Katanya tidak jago akting, sekarang bisa main gitar?
Massa pemakan semangka yang tidak tahu kebenaran dalam hati menyesal dalam-dalam. Andai tahu naik panggung semudah ini, pasti sudah mengajukan diri dari tadi! Kesempatan duet dengan Yang Xi!
"Formula-nya terlalu dalam. Mulai sekarang Ren He adalah idolaku. Dia akan jadi Chief Swordsman dari Tiga Pendekar kita..." gumam Liu Bing. Baru ini namanya jagoan sejati.
Semua orang menanti aksi kacangan si adik kelas satu. Ren He duduk di kursi yang baru dipindahkan, menyesuaikan mikrofon. Dua mikrofon tambahan: satu menghadapnya, satu ke gitar. Tanpa gaya-gayaan, langsung mainkan melodi Lapangan Praha. Lalu... liriknya!
“Tombol kecapi memancarkan cahaya, kaca patri berwarna-warni menghiasi gereja Gotik, siapa yang menjentikkan segmen demi segmen kesedihan pengembaraan.”
Ren He sengaja menekan suaranya sedikit agar tak dikenali sebagai vokalis asli di video viral daring itu. Namun saat dentuman kecapi itu bergema dan suaranya mengudara, semua orang terpaku - sialan, ternyata ada Dewa tersembunyi di Sizhong! Banyak yang main gitar di sini, tapi begitu mendengar permainannya, mereka langsung merasa seperti sampah!
Ritmenya ini, selain suaranya yang berbeda, nyaris tak ada bedanya dengan versi orisinal!
Minimal jauh lebih baik daripada penyanyi pria setengah terkenal yang mengisi album Yang Xi sekarang!
Yang Xi duduk di samping menyaksikan profil wajah Ren He yang serius memetik gitar sambil bergumam, bibirnya menyungging senyum lebar, tatapannya penuh kelembutan.
Inilah orang yang telah mencuri seluruh alam semestinya! Saat ia mulai melepas belenggu dari tubuhnya, sungguh terang benderang!
……
