Parkour? Wang Ping tahu Houzi setiap hari main ini. Tapi saat ini lebih populer di luar negeri jadi Wang tidak terlalu memperhatikan, hanya merasa Houzi terlihat lihai saat melakukan parkour.
Saat mereka berdiskusi, tiba-tiba Ren He berlari kencang dari kejauhan. Dengan bertumpu pada ujung kaki di tembok bata merah, tubuhnya membalik dan mendarat di atap rumah petak. Gerakannya gesit dan presisi. Houzi berdesis pelan, “Ahli sejati!”
Bagaimana cara mengenali apakah seseorang ahli sejati dalam parkour? Sebenarnya cukup sederhana - lihat kelancaran aksinya. Saat latihan mencapai tingkat tertentu, para maestro pada dasarnya telah menguasai semua gerakan inti. Tapi penguasaan tak berarti kemahiran dalam menggunakan teknik-teknik tersebut.
Mari kesampingkan dulu gerakan berkesulitan tinggi, karena banyak dari gerakan sulit itu mustahil diselesaikan akibat keterbatasan tubuh. Fokus pada dekomposisi gerakan: beberapa orang akan terkesan kikuk selama parkour, dengan bahu yang secara bawah sadar mengkerut sesekali, menampakkan keraguan menyeluruh.
Ini karena keraguan akan kemampuan menyelesaikan gerakan dengan mulus, sehingga insting alami di hati terdalam membuatnya menahan diri - takut terluka. Semua ini adalah mekanisme pertahanan alami tubuh manusia.
Namun ketika seseorang benar-benar yakin bisa menyelesaikan gerakan tersebut, akan terpancar aura percaya diri yang dahsyat bagai gelombang kejut.
Seperti contohnya, pada sekejap mata tadi saat Ren He mendorong dinding untuk naik, ia memanfaatkan kombinasi teknik menginjak dinding (cat leap) dan terpaan harimau (kong vault). Gerakannya mengalir sempurna tanpa keraguan sedikitpun. Kepercayaan diri dahsyat itu membuat Houzi yakin tak terbantahkan: pria ini pasti ahli parkour sejati.
Wang Ping menatap kecepatan Ren He memanjat dinding dengan perasaan geli di selangkangan. Melihat Ren He hampir menghilang dari pandangan, mulutnya terbuka semakin lebar. "Sialan! Cuma ngerjain misi biasa, kok bisa seribet ini? Lah ini malah kabur lari!"
Masih bisa main enak nggak sih!?
Seperti kata pepatah, masing-masing punya keahlian khusus. Meski stamina fisiknya masih di puncak, namun di medan kompleks begini, kemampuan bertarungnya mungkin tak sanggup mengejar Ren He. Dulu waktu di militer pun, catatan lomba rintangan 400 meter-nya cuma standar saja...
"Houzi, kamu ikuti dia! Aku akan menyetir memutar, mungkin ini triknya untuk melepaskan diri dari kita, bisa jadi ada sesuatu!" Wang Ping berbalik dan berlari ke mobil mereka, meninggalkan Houzi yang langsung mendorong dinding dengan dorongan kaki katak untuk mengejar. Berkompetisi dengan ahli parkour sejati memang cukup menarik.
Area ini memiliki bangunan dengan ketinggian berbeda, bagian terluar berupa rumah petak, sementara di bagian tengah bahkan terdapat gedung berlantai tiga kecil. Tingkat kesulitannya sudah cukup tinggi.
Saat mengikuti, Houzi agak kesulitan karena belum familiar dengan medan. Tapi sebagai dewa parkour ibukota, dia masih bisa memaksakan diri mengikuti. Yang membuatnya penasaran, orang di depannya ini menerobos melintasi gedung-gedung bak berjalan di tanah datar. Sedikit saja lengah, dia pasti tertinggal.
Dari mana brengsek munculnya iblis ini?! Dengan kemampuan bertarung selevel ini, kalau masuk ke komunitas parkour ibukota pun pasti langsung diakui sebagai sosok dewa!
Olahraga ekstrem yang paling awal diterima oleh rakyat Tiongkok sebenarnya adalah parkour, tanpa biaya, siapa pun bisa bermain asalkan mau.
Jadi parkour juga yang pertama memiliki lingkaran dalam negeri.
Namun Houzi awalnya mengira level lawan tidak jauh berbeda dengannya, tapi Ren He tiba-tiba melompat dalam pandangannya!
Houzi langsung terpaku, Ren He ternyata melompati jarak hampir 8 meter antara dua gedung berlantai dua!
Brengsek, ini bukan level Dewa biasa, ini dewa sejati ya?! Melihat Ren He melakukan cat leap dari jarak 8 meter ke pinggiran atap seberang, kedua tangannya mendorong lalu melompat pergi...
Houzi mendekati tepi antara dua gedung dan mengukur jaraknya, dia tahu mustahil melompati ini. Kalau dipaksakan mungkin harus mati untuk membuktikan tekad...
8 meter itu konsep apa? Catatan lompat jauh dengan awalan dunia saja baru 8.95 meter brengsek?!
Di hati Houzi tiba-tiba muncul perasaan tak berdaya yang mendalam, ini murid kelas 1 SMA berusia 16 tahun?! Kapan murid 16 tahun bisa memiliki tenaga seperti ini?! Yang tidak dia ketahui adalah poin fisik Ren He sudah mendekati batas maksimal manusia. Dulu melompati gedung sekolah setinggi 3 meter saja perlu latihan lebih dari seminggu, sekarang melompati jarak hampir 8 meter pun sudah memiliki rencana matang.
Lompatan inilah yang memicu tekad Ren He untuk benar-benar serius bermain parkour. Perasaan seperti berjalan di tanah datar di tengah hutan baja ini sungguh menyenangkan, penasaran gaya main apa lagi yang bisa dieksplorasi dalam parkour!
Houzi berbicara dengan nada geli di selangkangan melalui bluetooth earphone: "Aku kehilangan jejak, semangat ya..."
Namun tidak ada respons dari bluetooth earphone, membuat Houzi merasakan seberkas hawa berbahaya. Di saat yang sama, dia melihat ada sesuatu yang memantulkan cahaya di sebuah gedung tinggi tak jauh darinya.
……
Wang Ping mengemudi dari barat melalui jalan besar untuk menjepit area ini dari arah berlawanan. Saat tiba di jalanan seberang, ia langsung turun dan bersembunyi di balik bayangan sudut jalan, menunggu kemunculan Ren He.
Namun tepat saat ia meringkuk dalam bayangan, hawa dingin logam menyentuh tipis kaosnya. Bulu kuduk Wang Ping langsung meremang - itu senjata api!
Saraf yang terlatih bertahun-tahun memberinya keyakinan ini tidak mungkin salah. Tapi Wang Ping tak menyangka ada yang menunggu di sini?!
Lengah! Sebelumnya pikirannya hanya terfokus pada pengejaran Ren He, sama sekali tidak mengantisipasi adanya jebakan!
Lawannya juga ahli sejati. Sebelum kedatangannya, mereka telah menahan napas dan bersembunyi di balik penghalang di sudut jalan itu seperti macan tutul yang menanti mangsa.
Sulit mendeteksi jebakan yang dipersiapkan ahli sejati dengan tekad baja!
Lawan mencabut paksa bluetooth earphone dari telinganya dari belakang, melemparkannya ke tanah dan menginjak hingga hancur. Dari bawah tulang rusuk Wang Ping, dia mengambil pistol dinas lalu memeriksa bendera yang terukir di atasnya. Dengan suara berat dia berkata: "Tian Qu?"
Orang di belakang Wang Ping tampak tak menyangka akan bertemu anggota Tian Qu. Wang pun sadar bahwa sebenarnya target mereka bukan dirinya. Bahkan mereka tak tahu dirinya akan muncul di sini. Lalu siapa target sebenarnya?
Suara dari belakang terdengar: "Laporkan posisi target ke pengamat."
Pikiran Wang Lin berputar kencang. Dia teringat ucapan Bintang siang tadi. "Target sialan Yang En", ternyata sejak awal sasaran balas dendam mereka adalah pemuda yang sedang diaikuti.
Saat mereka membuntuti Ren He, ada kelompok lain yang juga mengejar jejaknya. Kedua pihak tak saling mendeteksi. Bahkan lawan masih memiliki sekutu yang sedang memantau Ren He.
Informasi yang salah bisa membunuh! Awalnya dikira ini misi biasa, malah nyangkut dalam operasi pihak lain - mana ada keadilannya?!
Seharusnya Zhao Junyi yang dikirim untuk membantuku!
Sekarang sudah terlambat untuk bicara apa pun. Mereka sangat profesional, setidaknya lebih profesional dari perampok sebelumnya. Dan tujuan mereka sepertinya bukan untuk menculik, hanya ingin melakukan pembunuhan balas dendam secara langsung.
Berani melakukan hal seperti ini di bawah kaki kota kekaisaran benar-benar nekat! Tapi mereka hampir berhasil! Orang kami tidak bisa melanggar disiplin dengan menggunakan senjata saat menghadapi Ren He, tapi pihak lawan berbeda.
Namun di hati Wang Ping masih ada secercah harapan: Bagaimana jika Houzi bisa membantu besar saat ini? Sebenarnya dia juga merasa ini tidak realistis. Houzi mengikuti Ren He dari dekat, bahkan jika pengintai lawan tidak menyadarinya sebelumnya, pasti sudah terdeteksi sejak parkour dimulai.
Bagaimana? Manusia tidak bisa lebih cepat dari peluru.
Persis di saat itu, dari belakang mereka terdengar suara tabrakan dan napas berat seseorang yang melompat dari atap ke tanah. Ketika keduanya menoleh, ternyata itu adalah Ren He - sang tokoh utama dalam misi ini...
Ren He juga bukan orang buta, bahkan bukan hanya tidak buta, dia memiliki rekaman visual super!
Begitu mendarat dan hendak mengakhiri misi ini, dia melihat dalam kegelapan seseorang mencabut senjata api ke arah pria yang pernah dipukulinya berputar-putar. Waduh, itu senjata api!
Tanpa ragu-ragu, Ren He bersiap mendorong dinding untuk kembali ke atap...
Wang Ping merasa giginya ngilu melihat aksi Ren He. "Anda ini benar-benar ketegasan sejati ya..."
……
