Ini pertama kalinya Croatian Rhapsody muncul dalam pendengaran seluruh sekolah. Saat dimainkan sebelumnya, hanya Liu Jiamin yang mendengarnya. Ketika Liu Jiamin memposting bahwa lagu ini sangat indah, banyak yang meragukan: Seberapa indah sebenarnya?
Kini saat Croatian Rhapsody bergema di seluruh gedung kompleks, tak terhitung orang yang tenggelam dalam alunan musik tersebut.
Banyak orang tahu musik ini berasal dari Klub Qinghe, jadi yang bermain piano pastilah Liu Jiamin? Kepala sekolah tua pernah mengunjungi markas besar Klub Qinghe yang baru direnovasi. Sejujurnya saat melihat piano itu ia agak terkejut. Ia juga tahu masalah keluarga Liu Jiamin, tapi tak bisa berbuat banyak. Masak iya melarang orang menggunakan ruang musik?
Sekolah Sizhong menghormati integritas setiap murid. Meski kemampuan bermain kecapi Liu Jiamin yang terbaik, ia tak mendapat perlakuan khusus melebihi yang lain.
Kini akhirnya ia memiliki piano sendiri. Kepala sekolah tua juga merasakan kehangatan. Tak disangka Ren He mempertimbangkan hal ini saat membentuk klub. Tapi apa Klub Qinghe sudah bisa menghasilkan uang sebanyak ini?
Faktanya selain biaya desain 20 ribu, pendanaan renovasi ini seluruhnya berasal dari pendapatan permainan kartu meja. Kemampuan menghasilkan uang Permainan Pembunuhan mulai menunjukkan taringnya, bahkan untuk membiayai sebuah klub masih lebih dari cukup. Dalam kehidupan sebelumnya, Permainan Pembunuhan telah populer sejak abad lalu dan tetap bertahan hingga masa sebelum Ren He melakukan perjalanan waktu.
Semua orang mengira Liu Jiamin yang sedang memainkan kecapi, namun mengapa lagu ini sama sekali belum pernah terdengar sebelumnya?
Saat itu mayoritas penghuni gedung kompleks masih guru, namun beberapa siswa telah memposting di forum bertanya: "Lagu apa yang dimainkan Liu Jiamin di Klub Qinghe sore ini? Terdengar sangat indah tapi tidak tahu judulnya, sepertiku belum pernah mendengarnya sama sekali."
Tak ada yang bisa menjawab. Baru pada saat itulah mulai muncul teori berbeda: Jangan-jangan ini lagu baru?
Namun Liu Jiamin justru dengan jujur membalas di bawah postingan: "Bukan aku yang memainkannya."
Balasan ini langsung menyelimuti lagu tersebut dengan tabir misterius. Siapa lagi yang bisa bermain piano? Liu Bing? Jiang Haoyang? Li Yifan? Bukan mereka.
Karena ketiganya adalah siswa lokal, banyak alumni yang sudah mengetahui latar belakang mereka. Liu Bing jago bermain rak genderang, Li Yifan juga bisa rak genderang, tapi piano belum pernah terlihat.
Ketika seseorang bertanya tentang keahlian Jiang Haoyang, teman sekelas lamanya langsung membalas di forum: "Dia bisa siul..."
Waduh, siul apaan tuh.
Maka tersisa satu orang lagi: Ren He?
Gitar Ren He memang enak didengar, tapi kalau sampai mahir juga di piano... Ngeri bayanginnya! Jangan-jangan dia siswa berbakat musik?!
Di masa sekolah, ketika seseorang benar-benar bersinar, banyak orang akan berkerumun di sekitarnya. Ini fenomena paling umum.
Perasaan cinta di masa muda biasanya datang tanpa persiapan. Saat itu, kau bisa berlari dua kilometer untuk membeli dua pasang sayap ayam bagi gadis yang kau sukai, atau melipat seribu bangau kertas tanpa bosan untuknya. Di era itu segalanya terasa romantis, setiap gerakan bagai ngengat terbang ke api - penuh keberanian tanpa pamrih.
Waktu itu kita masih polos, suka ya suka.
Setelah dewasa, kadang kau menyukai seseorang tapi tak berani mengatakannya. Takut ditolak, takut cintamu tak berbalas. Jika pengorbanan tak mendapat respons, lebih baik dihentikan.
Semakin dewasa, harga diri semakin tebal, semakin materialistis. Lalu kau menunggu di seberang sungai, berharap orang lain yang berani. Menanti... menanti... hingga akhirnya yang kau dapat hanya kekecewaan yang hampa.
Ketika Ren He mendirikan Klub Qinghe dengan tangannya sendiri dan meraih penghargaan sekolah yang sulit dibayangkan, wajar jika ada yang diam-diam tertarik. Dia juga tidak jelek, ditambah bonus 3 poin atribut daya tarik.
Bahkan senior perempuan kelas 2 SMA terkadang membahas: "Oh, ketua Klub Qinghe dari kelas 1 SMA itu sepertinya cukup baik ya."
Saat ini ada juga yang berpikir, dengan munculnya bakat seperti ini di Sizhong, mungkinkah Ren He benar-benar bisa merebut Yang Xi? Tapi tak ada yang berani mengatakannya secara terbuka. Generasi kedua kutu buku yang berminat pada Yang Xi mulai tidak sabar.
Kompetisi antar klub adalah soal prestise di antara teman sekelas. Terstimulasi Klub Qinghe, aktivitas klub di sekolah tiba-tiba bermunculan dengan berbagai gaya main yang saling berebut menyelenggarakan acara.
Beberapa bahkan mengirim undangan ke Ren He untuk mengajak Klub Qinghe berpartisipasi dalam acara silaturahmi. Tapi Ren He dan kawan-kawan sekarang sama sekali tidak punya waktu luang.
Justru beberapa klub orang kaya baru yang menyediakan piring buah atau makanan dingin saat acara membuat Klub Qinghe merasa cukup nyaman...
Sizhong melarang pemesanan makanan online karena pernah ada siswa yang keracunan setelah memesan makanan tidak bersih. Sejak kejadian itu, sekolah mengeluarkan larangan keras terhadap pemesanan makanan online.
Jadi terkadang Ren He dan teman-temannya setelah pulang sekolah sore akan mencari kesempatan mengikuti acara klub lain untuk menikmati camilan gratis, lalu kembali ke studio di gedung kompleks untuk melanjutkan urusan Permainan Pembunuhan. Sistem yang baru diluncurkan pasti memiliki berbagai celah, mereka harus sibuk menambal patch sekaligus mengembangkan fitur baru.
Komunitas orang kaya baru itu bingung, sifat apa ini? Awalnya semua senang melihat Klub Qinghe datang beramai-ramai memberi dukungannya, tapi nyatanya anak-anak ini selalu pergi setelah habis makan, persis memperlakukan tempat ini seperti kantin!
Hidangan dingin dan piring buah di acara klub-klub ini dipesan oleh orang kaya baru dari master chef sekolah. Meski tampak seperti acara kelas atas, rasanya biasa saja. Yang paling keterlaluan adalah Ren He, sambil menyantap makanan orang ia menghibur yang lain: "Kondisi sekolah memang sulit, mari kita bertahan dulu. Akhir pekan nanti pakai dana klub untuk makan di restoran, perbaikan hidup sedikit."
Sambil makan sambil meremehkan, selain Ren He hampir tidak ada yang bisa melakukan hal seperti ini...
Klub Qinghe perlahan mulai terlihat eksentrik di sekolah, tidak suka berafiliasi dengan klub lain, masing-masing anggota bertingkah sangat sibuk dengan gaya unik mereka, bahkan terkadang tertawa liar seperti orang gila. Semua insiden ini membuat orang-orang mulai memberikan evaluasi baru pada Klub Qinghe: Eksentrik.
Namun terkadang jarak akibat keeksentrikan ini justru menciptakan rasa segan yang unik dalam hati orang-orang.
Klub yang paling sulit diundang pasti yang paling hebat, yang paling eksentrik pasti paling menarik minat. Justru karena keeksentrikan Klub Qinghe, orang-orang mulai merasakan sensasi berbeda ketika mengingat klub ini. Bahkan ada yang mulai bercanda di forum: Di Sizhong hanya ada dua jenis klub - satu adalah Klub Qinghe, sisanya adalah klub-klub selain Klub Qinghe.
Pada saat inilah Lin Zhichen dan Su Tiexi dari kelas tiga SMA kembali dari proyek bantuan pembangunan di Afrika. Saat ini tahun ajaran baru sudah berjalan hampir sebulan.
Sebenarnya kebanyakan orang pernah mengenal tipe orang seperti ini, atau setidaknya pernah mendengarnya: Saat teman-teman seangkatan sibuk belajar mati-matian di kelas tiga SMA, kelompok ini justru sudah mempersiapkan diri untuk kuliah ke luar negeri. Sebagian besar bahkan sudah mendapatkan surat penerimaan dari universitas top dunia. Mereka takkan pernah merasakan kerasnya kelas tiga SMA, melainkan bisa lebih banyak menikmati hidup.
Tujuh anggota komunitas studi wisata termasuk Lin Zhichen dan Su Tiexi yang baru kembali dari Afrika ini semuanya termasuk dalam kategori tersebut. Bahkan Lin Zhichen, Su Tiexi dan lima anggota lainnya akan melanjutkan studi di universitas-universitas elite Aliansi Ivy League di AS. Sebelum munculnya Klub Qinghe, komunitas studi wisata selalu menjadi organisasi nomor satu di Sizhong selain OSIS. Namun sekarang peringkat ini mulai samar di benak para siswa.
