Ren He tiba-tiba berbicara dengan tenang: "Selain bagian beasiswa, 40% sisanya kupikirkan seperti ini: Aku telah menghubungi yayasan amal. Kami akan menyumbang 20% pendapatan setiap tahun untuk kegiatan amal. Kebetulan namanya juga Qinghe, apa ada yang pernah dengar?"
Ia sedikit merasa bersalah. Kemiripan dua nama Qinghe ini terlalu mencolok sampai hampir sama. Karena itu ia khawatir grup ini akan menghubungkannya dengan dirinya. Bukan takut orang tahu kegiatan amalnya, tapi lebih khawatir mereka mengaitkan dengan San Zi Jing dan Sang Pengejar Layang-Layang.
"Ah! Yayasan Qinghe pernah kudengar. Ini proyek Zhou Wumeng, kakeknya alumni Zhou Muqi. Khusus untuk amal, tapi detailnya tak tahu," kata Liu Bing. "Aku bahkan pernah satu meja dengan Zhou Muqi."
Asal tidak ada spekulasi liar ke Kakak, Ren He menarik napas lega.
Nyatanya di komunitas kampus banyak yang namanya sama dengan perusahaan luar. Di kehidupan sebelumnya, komunitas bernama Alibaba juga luas tak bertepi jumlahnya, mana mungkin dikaitkan dengan Jack Ma?
Dunia ini terlalu banyak kebetulan, orang-orang pun sudah terbiasa. Siapa yang akan menghubungkan Qinghe milik Ren He dengan Qinghe milik Zhou Wumeng? Dunia nyata kini meyakini Yayasan Qinghe adalah karya Zhou Wumeng. Memang sejak awal Zhou Wumeng dan Ren He sudah memiliki kesepakatan junzi lisan, membiarkan Zhou menjadi sorotan.
Hanya Yang Xi yang matanya berkilauan. Ini pertama kalinya dia mendengar tentang Yayasan Qinghe. Orang lain mungkin tidak berspekulasi, tapi pasti dia akan menghubung-hubungkan. Sekilas pikir saja pasti ini ulah Ren He lagi.
Perusahaan game Qinghe juga dia ketahui. Sama-sama memakai nama Qinghe, mustahil ini sekadar kebetulan biasa.
Orang-orang cenderung mudah memiliki kesan baik pada mereka yang melakukan amal. Tentu saja, ada segelintir warganet keyboard yang setiap hari memaksa yang ini menyumbang, memaksa yang itu menyumbang, seolah-olah jika orang tidak menghabiskan harta untuk amal berarti bersalah pada Partai dan rakyat.
Gila ya?! Ren He bahkan merasa orang-orang seperti ini sampai membuat para tajir takut untuk menyentuh kegiatan amal. Pada akhirnya yang menderita tetap anak-anak dari daerah pegunungan miskin, dan mereka yang benar-benar hidup dalam kemiskinan.
Ren He berkata: "Mungkin kalian bertanya-tanya, mengapa kita harus melakukan amal? Apa hubungannya dengan kita? Inilah yang ingin kusampaikan. Suatu hari nanti setelah lulus, kalian mungkin akan menjadi elite masyarakat - toh Sekolah Sizhong telah melahirkan banyak elite. Klub Qinghe kita pun berdasarkan probabilitas pasti ada satu dua yang sukses, benar...? Saat benar-benar kaya nanti, jangan pernah lupa masih ada orang yang menderita. Bahkan tidak perlu menyumbang uang, lakukan kebaikan sesuai kemampuan. Tapi tolong pertahankan hati yang murni. Kalian bisa membantu veteran cacat, membantu lansia yatim piatu, atau anak-anak di daerah miskin. Ini bukan untuk mereka, tapi untuk diri kalian sendiri - agar kalian tetap memiliki kebaikan dalam hati."
Sebenarnya manusia pada dasarnya egois. Tak ada yang berhak menuntut orang lain berkorban, karena memenuhi kepentingan diri adalah kewajiban, sedangkan pengorbanan adalah ikatan kasih. Maka pesan Ren He adalah: melalui proses menolong orang lain, kita bisa memperoleh kebahagiaan tingkat tinggi yang jauh lebih abadi dibanding kenikmatan sesaat seperti menyantap sepotong daging.
Akhirnya tujuannya tetaplah untuk kebahagiaan diri sendiri.
“Ada yang keberatan? Artinya dana kegiatan tahunan yang kutinggalkan untuk Klub Qinghe cuma 8 juta saja. Kupikir jumlah ini bahkan lebih dari cukup. Kalian tahu, perjalanan 7 anggota komunitas studi wisata ke Afrika kali ini hanya menghabiskan sekitar 200 ribu. Meski terdengar seperti kembali ke masa sebelum pembebasan dalam semalam, dengan menjamin kelangsungan operasional klub, uang yang kami hasilkan justru digunakan untuk hal-hal lebih bermakna dan lebih keren. Dana klub tetap cukup dipakai. Bagaimana?” Ren He menutup dengan pertanyaan.
“Aku setuju,” kata Jiang Haoyang.
“Setuju!”
Meski dana klub berkurang, lebih banyak uang dialokasikan melalui sistem beasiswa. Dana klub sebelumnya tak ada hubungannya dengan keuangan pribadi anggota, tapi kini semua berkesempatan mendapatkannya.
Lagipula dengan 8 juta setahun, mereka tetap bingung cara menghabiskannya. Siswa mana punya banyak kebutuhan yang harus dihabiskan uang...
"Bayangkan ketika setiap tahun SMA Sizhong memiliki beasiswa bernama Qinghe, bagaimana pandangan teman sekelas terhadap setiap orang Sizhong Qinghe? Sungguh brengsek bersemangat, jempolan!"
"Mengenai dana aktivitas komunitas, ke depannya siapa pun yang mengikuti kompetisi internasional atau negeri, semua biaya perjalanan akan disponsori komunitas - bahkan ke Polandia sekalipun," Ren He sengaja menyebut Polandia karena kompetisi piano tingkat top dunia "Kompetisi Piano Global" diadakan di sana. Bagi pengejar piano, tak ada yang tak ingin berpartisipasi. Namun keluarga Liu Jiamin bahkan tak mampu membiayai transportasinya. Ia tertawa: "Tak hanya peserta yang bisa pergi, siapa pun yang ingin menonton dan memberi dukungan juga akan disponsori biaya perjalanannya. Agar peserta Qinghe tak kesepian bertanding sendirian, anggap saja ini tur komunitas."
Liu Jiamin yakin sekali betapa benar keputusannya bergabung dengan Klub Qinghe...
Sedangkan Jiang Haoyang dan yang lain saling berpandangan, mereka sudah lama ingin mengusulkan agar klub juga melakukan perjalanan studi seperti komunitas studi wisata, sekarang akhirnya melihat harapan!
Rapat internal Klub Qinghe kali ini benar-benar penuh konten berisi, tidak membahas sedikitpun tentang cinta, semuanya berfokus pada tunjangan, ulasan bagus!
"Sekarang Permainan Pembunuhan sudah berjalan normal, selain Yang Xi yang terlalu sibuk, semua orang harus berolahraga bersamaku," kata Ren He. Saat semua kepentingan sudah dibagi secara transparan, inilah waktunya membahas hal lain - tidak hanya belajar, tapi juga berolahraga. Ren He sendiri adalah penerima manfaat dari olahraga. Banyak siswa yang belajar hingga tubuhnya lemah dan sakit-sakitan, ketika kehidupan terjebak dalam kolam mati dan ingin menantang batas kehidupan, baru menyadari dasar mereka terlalu lemah, sama sekali tidak mampu bertarung!
Saat itu semua orang akan menyesal mengapa mereka justru mengabaikan kesehatan paling berharga, dan liburan ke luar negeri saja tidak menarik. Ren He bahkan ingin mengajak mereka melihat dunia olahraga ekstrem.
Betapa spektakulernya hal itu.
Inilah bentuk yang seharusnya dimiliki klub elite sejati - tidak hanya unggul, tapi juga penuh kecintaan pada kehidupan!
Jiang Haoyang, pria gemuk dari Gaozhuang tertegun lama, benar-benar ingin protes. Namun demi beasiswa besar, ia memilih menahan diri. Mundur selangkah, langit dan laut terbentang luas...
Meski keluarganya kaya, saat sekolah ia tak diberi banyak. Setelah dengar soal beasiswa, Jiang Haoyang mulai berkhayal membeli mobil mewah untuk diri sendiri di usia 18...
Inilah formula Ren He: beri manisan dulu baru bahas hal lain. Jika langsung disuruh olahraga, bisa-bisa anak-anak malas ini membuat masalah tak terduga!
"Sebuah komunitas sejati harus memiliki platform, ini akan menjadi jiwa utama organisasi di masa depan. Tapi kurasa daripada disebut platform, lebih tepat sebagai harapan," kata Ren He dengan tenang: "Semoga setiap kali kalian masuk ke studio ini dan melihat platform ini, kalian semua bisa mendapatkan energi positif."
Usai berkata demikian, Ren He menulis judul di kertas: 《Platform Klub Qinghe》
Subjudul: Jiwa-jiwa menarik akhirnya akan bertemu.
Kemudian ia melanjutkan menulis, baris pertama: Sebuah hati yang merdeka, penuh kegembiraan dan dipenuhi cinta.
Baris kedua: Memiliki keberanian untuk menjelajahi seluruh penjuru dunia.
Baris ketiga: Memiliki tidur yang nyenyak dan damai.
Baris keempat: Memiliki pasangan jiwa yang saling mencinta sepenuh hati, memiliki cinta yang dahsyat bergemuruh.
Baris kelima: Memiliki tubuh sehat dan kekayaan batin.
Baris keenam: Selamanya mampu menularkan dan menyulut harapan orang lain.
Tatapan Yang Xi menjadi lembut ketika membaca baris keempat.
Sedangkan orang-orang lain bertahun-tahun kemudian selalu teringat pada manifesto Klub Qinghe, sebenarnya itulah benda paling berharga yang diberikan selama tiga tahun pengalaman di Klub Qinghe.
Klub Qinghe akhirnya terbentuk.
……
