Liu Erbao kembali ke kursinya sambil mengunyah roll daging kambing bumbu jintan yang berminyak: "Kalian sedang bahas apa? Itu... laguku mana..."
Liu Erbao mulai tak sabar: "Bayangkan bisa dapat lagu baru level sepuluh lagu milik Yang Xi! Lagu-lagunya masih menduduki puncak daftar lagu, kualitas album ini memang terlalu tinggi!"
"Jangan buru-buru urusanmu," An Si menghentikan Liu Erbao. "Dia akan terus mempertaruhkan nyawa. Dengarkan dulu apa katanya!"
Liu Erbao tertegun: "Bukannya kemarin sudah bilang untuk pelan-pelan, baru berapa lama di Jalan Langit ini sudah mau mempertaruhkan nyawa lagi? Mau main apa kali ini? Kayaknya udah nggak ada yang bisa dimainin deh!"
"Kali ini dia bukan main sepeda, tapi parkour!" An Si bersuara berat: "Tapi aku nggak mau menghalanginya lagi, malah mau bantu."
Parkour? Liu Erbao mengamati Ren He dengan serius: "Gimana caranya?"
Liu Erbao ini orangnya langsung, dan berbeda dengan An Si. Sekarang An Si lebih berperan sebagai pengusaha, sedangkan Liu Erbao tetaplah orang sembrono. Uang atau reputasi di matanya nggak pernah dianggap penting... Soalnya duitnya emang keburu gampang didapetin.
Tim Liu Erbao selalu berprinsip: kerjain sesuatu dengan total, uang pasti datang sendiri. Dia punya modal itu, dan tetap yakin ini sudah semestinya terjadi...
Seniman harus memiliki gaya yang bergaya, kesombongan Liu Erbao tidak akan pernah berubah, bahkan di masa-masa hanya bisa makan nasi kotak setiap hari pun dia tetap seperti ini.
Karena itu bagi Liu Erbao, saat mendengar An Si mengatakan Ren He ingin main parkour, dia langsung bersemangat: "Jempolan! Gimana caranya! Bisa nggak kita bikin video!?"
An Si langsung memerah wajahnya, dia merasa kadang sama sekali tidak bisa berkomunikasi dengan orang seperti Liu Erbao!
Ren He tertawa: "Kali ini kita buat video yang menarik, soal TK mau anggap sebagai hadiah tambahan atau tidak sudah nggak penting, yang penting kita bersenang-senang!"
Kemudian Ren He mulai menjelaskan ide kreatifnya pada An Si dan Liu Erbao. Ide ini sebenarnya berasal dari iklan Pepsi yang dibintangi bintang basket Kyrie Irving di kehidupan sebelumnya - dimana dia berias menjadi pria tua lalu bermain basket dengan anak muda, awalnya pura-pura teknik payah dan tenaga lemah sehingga wajar diremehkan.
Tapi tiba-tiba dia mulai menunjukkan teknik dahsyat, bahkan melakukan slam dunk dengan status sebagai orang tua...
Semua anak muda terpaku...
Saat Liu Erbao mendengar ide Ren He ini, matanya berbinar-binar. Video ini mungkin tak seintensif dua trilogi Knight, tapi pasti sangat menarik!
Keesokan harinya Minggu, Liu Erbao dan timnya membagi dua pasukan. Satu kelompok pergi ke lokasi aktivitas komunitas parkour yang telah ditentukan, memasang kamera HD tersembunyi sebelum kerumunan datang.
Kelompok kedua bertugas mendandani Ren He! Merekam proses make-up sebagai bahan bonus!
Kali ini tim Liu Erbao tetap total. Baru sekarang Ren He tahu ada dua-tiga ahli make-up handal dalam tim mereka.
Dalam syuting komersial biasa, tim biasa biasanya menyewa penata rias profesional untuk model dan aktor.
Tapi tim Liu Erbao punya sifat unik. Mereka merasa orang luar tak paham visi riasan mereka - sedikit warna yang tidak beres bisa merusak struktur warna seluruh video!
Sikap perfeksionis dan mengejar kesempurnaan sampai tingkat seperti ini terkesan sakit, tapi semua klien justru menyukai 'sakit' mereka.
Tim syuting biasa selalu dikomentari klien seenaknya, momen ketika tim syuting dikritik oleh orang awam seperti ini sungguh menyiksa. Namun ketika ada yang banyak pilih-pilih terhadap video Liu Erbao, Liu Erbao hanya perlu menggigit rokok sambil melirik sinis: "Kau ngerti nggak sih?"
Pihak lawan langsung diam...
Ini semata-mata karena Liu Erbao dan timnya terlalu profesional, begitu profesional sampai membuat orang lain merasa inferior sekaligus kagum.
Maka wajar saja jika ada anggota tim Liu Erbao yang belajar rias sendiri. Saat Ren He melihat 3 pria kekar mengelilinginya siap merias wajahnya, wajahnya langsung menghitam...
Tapi proses merias ini ternyata makan waktu enam jam, rambut putih ditempel sehelai demi sehelai. Ren He benar-benar tak bisa membayangkan, dari mana pria kekar seperti ini mendapatkan kesabaran...
Perasaan ini seperti menyaksikan pegulat sumo menyulam sulaman salib, memberikan hantaman visual yang ekstrem...
Bedak di wajah digunakan lapis demi lapis, perlahan-lahan Ren He bisa melihat dirinya di cermin mulai berubah renta, hampir tak berbeda dengan pria tua berusia 60-an.
Karena masih akhir musim panas, Ren He hanya mengenakan baju lengan pendek. Celana panjang masih bisa dipakai, tapi jika pakai baju lengan panjang pasti terlalu gerah.
Tim Liu Erbao bahkan melakukan proses detail hingga ke lengan dan setiap jari untuk tingkat realitas. Sekilas penampilannya benar-benar seperti pria tua biasa!
Ren He tertawa terbahak-bahak melihat cermin: "Apa aku akan seperti ini kalau sudah tua?!"
Liu Erbao berkata santai: "Perbedaannya tak akan jauh."
"Cukup baik, tidak jelek," Ren He tertawa lebar sambil melangkah keluar. Tujuan malam ini adalah lokasi parkour yang sudah dipasangi kamera pengawas HD. Hari ini akhir pekan, pastilah para penggemar parkour itu muncul di sana.
……
Pada pukul sembilan malam, lampu penerangan putih menyala di lapangan aktivitas, menerangi seluruh area secerah siang bolong.
Di dalam lapangan, lebih dari 20 orang sedang berlatih peregangan kaki, lompatan gorila dasar, serangan kucing, dan gerakan dasar lainnya yang terlihat cukup terampil.
Rentang usia peserta bervariasi dari remaja hingga awal dua puluhan, dengan atmosfer latihan yang baik dan semangat ketekunan yang tinggi.
Ren He turun dari mobil dari kejauhan. Dengan langkah goyah, dia memasuki lapangan sambil mengamati diam-diam grup yang sedang berlatih - saat ini dia adalah pria tua 60 tahun!
Tiba-tiba seseorang tersenyum dan berkata padanya: "Da Ye, ngapain nengok-nengok di sini? Mau ikut bermain juga?"
Yang berbicara adalah pemimpin lapangan. Sungguh, tata rias tim Liu Erbao terlalu profesional dan detail sampai tak menyisakan celah!
Dengan suara parau, Ren He menjawab: "Dulu aku juga main ini. Waktu aku masih aktif, kalian mungkin masih main lumpur!"
Semua orang di lapangan berhenti: "Haha, Da Ye, Anda benar-benar lucu, puluhan tahun lalu sudah main parkour?"
"Tidak boleh? Ada masalah apa, lihat Da Ye sudah tua, meremehkan Da Ye?" Ren He bertanya dengan suara renta.
Sebenarnya di hatinya cukup senang, pertama kali dipanggil Da Ye...
Pemuda penuh semangat muda yang tidak tahan mendengar: "Kalau begitu Da Ye tunjukkan kemampuan pada kami dong?"
"Chen Fan! Enyahlah latihan!" Pelatih tiba-tiba berkata keras, buat apa cari masalah dengan orang tua? Bagaimana jika terjadi sesuatu saat latihan?
Ren He tersenyum, inilah yang ditunggunya. Menahan tawa dengan wajah serius ia berkata: "Baik, hari ini Da Ye akan tunjukkan kemampuan, lihat apakah Da Ye masih Da Ye atau bukan!"
Kok rasanya seperti diremehkan ya... Perasaan aneh tiba-tiba muncul di hati semua orang di lapangan...
Melihat Ren He mulai melakukan pemanasan dengan lambat, tak jauh beda dengan lansia lain yang kakinya tak lincah. Saat melakukan peregangan, bahkan pinggangnya sudah tak bisa ditekuk.
Semua tertawa: "Kakek, jangan memaksakan diri. Anda sama sekali tak terlihat bisa menunjukkan keahlian. Lebih baik istirahat! Tonton saja kami main parkour untuk mengenang masa muda Anda!"
……
