Ren He melompat dari atap setinggi 4 meter ke permukaan tanah. Tantangan ini sejak awal sudah mengejutkan, jantung An Si langsung mengencang - langsung main seru seperti ini?
Saat Ren He hampir mendarat, tubuhnya tiba-tiba melingkar seperti bola. Meski jatuh dari ketinggian ekstrim, dia hanya berguling dua kali di tanah lalu langsung melanjutkan lari secepat kilat tanpa cedera.
Liu Erbao berbisik lega di walkie-talkie: "Ini bukan cuma sekadar crossover, brengsek! Ini profesional sejati!"
Jurus Lompatan Ikan ke Depan, teknik umum untuk meredam tekanan pada kaki saat melompat dari ketinggian atau melakukan flip depan.
Timing sangat krusial saat menggunakan gerakan guling untuk meredam benturan jatuh bebas. Setiap gerakan Ren He sempurna tanpa celah, persis seperti kata yang selalu diulang Liu Erbao dan An Si dalam evaluasi mereka: lancar.
Lancar sampai menyenangkan mata.
Seluruh rintangan di pabrik yang dihancurkan itu seolah tak ada di depan Ren He. Dengan stabil seperti berjalan di dataran, dia melibas setiap hambatan dengan lompatan sempurna.
Bahkan terkadang saat Ren He melintas cepat di depan kamera, orang yang berjaga di sana tidak sempat melihat jelas bagaimana ia melewatinya, sungguh terlalu cepat!
Namun ini masih belum cukup. An Si yang paling memahami industri olahraga, meskipun kecepatan Ren He ekstrem dan memiliki kelancaran yang tak dimiliki orang lain, masalahnya tingkat kesulitan ini belum memadai.
Ketidakcukupan ini mengacu pada tingkat kesulitan yang sepadan dengan identitasnya sebagai pemegang posisi pertama di bidang olahraga ekstrem sepeda.
Biasanya ketika seseorang mencapai prestasi di bidang lain, apapun yang dilakukannya akan dilihat masyarakat dengan kacamata berwarna - mereka akan menuntut Ren He mencapai level setinggi prestasinya di bidang sepeda pada dunia parkour.
Karena itu jika Ren He ingin menciptakan variasi di dunia olahraga ekstrem, ia harus memainkan yang lebih sulit.
Bagi Ren He, semua pertimbangan An Si ini berlebihan!
Jika ia bermain, tentu yang paling jempolan!
Tiba-tiba Ren He berlari menuju sudut sebuah gudang. Liu Erbao sebelumnya tidak mengerti mengapa Ren He memintanya memasang kamera di sana. Ternyata Ren He memang punya rencana di tempat ini!
Kecepatan desakannya semakin meningkat, seolah tak berniat berhenti. Liu Erbao bingung: "Ini mau ngapain? Bukannya ini cuma tembok siku-siku biasa?"
"Waduh!" Detik berikutnya Liu Erbao terdiam tak berkutik. Ia menyaksikan Ren He melompat dari tanah, menginjak bagian tengah tembok dengan satu kaki, lalu menggunakan gaya dorong balik untuk melesat ke platform setinggi 4 meter!
Tapi Ren He tidak memilih teknik cat leap yang lebih aman. Di ketinggian 2 meter, ia kembali menginjak tembok. Tubuhnya melayang bagai burung raksasa, hingga saat melewati puncak tembok, ia mendarat dengan satu kaki di atasnya!
Melompat ke arena setinggi 4 meter lebih tanpa menggunakan lengan sama sekali, hanya mengandalkan kekuatan kaki yang dahsyat - seperti apakah rasanya? Poin fisik Ren He sudah berada di pinggiran batas maksimal manusia! Selain dia, hampir mustahil orang lain bisa melakukannya!
Gerakan penutup dalam parkour ini disebut One-Foot Wall Run (Lari Dinding Satu Kaki). Banyak yang menganggap ini salah satu gerakan tersulit dalam parkour. Biasanya tidak ada ujian gerakan ini untuk pendatang baru, karena jika gagal, tulang kering bisa terbentur ujung tajam hingga patah.
Ren He tidak hanya berhasil, tapi menyelesaikan gerakan ini di udara pada dinding siku-siku!
Baru saat menyaksikan gerakan ini, An Si akhirnya menyadari: Keinginan Ren He bermain parkour ternyata bukan lintas bidang! Pria ini seharusnya memang jenius di lingkaran parkour!
Ledakan kekuatan fisik yang dipadukan teknik mumpini begini - siapa lagi yang bisa menyaingi?!
Tapi bagi Ren He, ini baru permulaan berkesulitan tinggi.
Dari momen ini saat ia mulai memanjat dinding, barulah proses mempertaruhkan nyawa yang sesungguhnya dimulai!
Musik fade di dalam pabrik yang dihancurkan berdentum seperti hujan mengetuk hatinya. Ren He mulai mempercepat sejak memanjat dinding, terus menerus meningkatkan kecepatan, seolah ingin menerjang keluar dari platform ini dan melepaskan belenggu dunia.
"Apa yang akan dia lakukan?!" Liu Erbao berdiri tiba-tiba. Ren He sudah hampir mencapai tepi dinding tanpa tanda-tanda memperlambat, membuat Liu Erbao mulai grogi.
Tiba-tiba muncul getaran dalam di kedalaman hati Ren He, gemuruh spiritual dari dasar kalbunya. Ia akan menantang batas maksimal kehidupan.
Sekali lagi mimpi itu datang - binatang buas hasrat bergulat di dasar hatinya, lalu mengaum keras!
Dengan lompatan dari pinggiran atap gedung, seolah melintasi dunia lain. Di belakangnya tertinggal jejak sepatu putih di atap, sementara tubuhnya melesat membentuk parabola menuju gudang di seberang dengan ketinggian sama.
Itulah pintu gerbang sejauh 8.5 meter.
Semua orang menyaksikan Ren He bagai terbang di langit, juga melihat ketenangan di wajahnya yang seolah menyimpan amarah bergelora.
"Duk!" Bunyi benturan saat tubuh Ren He menyentuh dinding, telapak kaki depan dan kedua tangannya menempel kuat - terpaan harimau (kong vault) yang asli!
Tapi ini lompatan 8.5 meter, 4 meter di bawahnya bagai jurang menganga.
Dengan kecepatan tadi, jika gagal mencengkeram dinding, tubuhnya akan menghujam keras lalu jatuh bebas. Luka pasti tak terelakkan, bahkan kematian mengintai jika kepala yang membentur.
Tapi ia berhasil!
"Jempolan!"
"Manusia terbang!"
“Waduh sialan, ini benar-benar jempolan!” Seseorang berseru dengan gemetar hingga tak sanggup menahan umpatan kotor. Mereka pernah melihat parkour, bahkan pernah syuting iklan komersial parkour untuk merek olahraga tingkat dunia. Tapi masalahnya, mereka belum pernah melihat pemain parkour dengan poin fisik sehebat ini!
Atau lebih tepatnya, tak ada yang pernah berani bermain seperti ini, takut mati!
Bermain seperti ini benar-benar bisa mati!
Sejak detik ini, An Si tahu: Sang Juara dalam olahraga ekstrem parkour akan berganti pemain. Mulai sekarang, Ren He-lah sang juara tak terbantahkan di bidang ini!
Mungkin sebelumnya komunitas parkour tak memperhatikan nama "Kesatria", karena bidang sepeda dan parkour terlalu jauh berbeda. Tapi hari ini, semua orang akan mengingat nama ini: Kesatria!
Shooting berikutnya tak lagi mengandung teka-teki. Lompatan ini sudah menjadi penentu. Sementara Ren He harus melompat ulang 4 kali untuk menyelesaikan misi hukuman langit sebelum akhirnya mengakhiri segalanya.
Ia perlahan-lahan berjalan menuju sebuah dataran, di sana terpasang sebuah kamera tunggal. Ren He menatap kamera itu dengan tenang tanpa berkata-kata. Kamera merekam dengan jelas tatapan tenangnya dan wajah renta yang dimilikinya.
Ren He tiba-tiba berbalik dan menghapus sebagian besar riasan di wajahnya hingga wajahnya terlihat kacau. Perlahan ia mengeluarkan sehelai Kacu Merah dari saku dan menutupi wajahnya, lalu kembali menatap lensa. Adegan yang tenang namun penuh gelora ini bahkan membuat Liu Erbao di ruang kontrol utama bisa merasakan hawa percaya diri dan kekuatan dahsyat melalui layar monitor.
Kacu Merah, Kesatria! Akhirnya mengungkap identitas aslinya di akhir video. Kacu Merah mewakili segalanya.
Dalam proses editing tahap akhir, Liu Erbao akan menambahkan cuplikan di balik layar proses rias di akhir video. Meski tidak menampilkan wajah asli Ren He, semua orang akan tahu bahwa pria tua itu adalah Kesatria yang telah dirias.
Saat semua hal final ini muncul dalam video, mungkin barulah semua orang mengerti arti slogan video ini "Segalanya Mungkin".
Siapa bilang Sang Juara bersepeda tak bisa menjadi yang terbaik di bidang parkour?
Siapa bilang wajah yang kau lihat pasti nyata?
Terlalu banyak kejadian dalam video ini menyampaikan pesan: Tidak ada yang mustahil.
……
