Kacu Merah menjadi viral, di bawah komentar-komentar itu tiba-tiba muncul gelombang komentar baru yang serentak memuji Kacu Merah, langsung mendorong komentar tersebut ke tingkat terpanas.
Ren He melirik dan langsung tahu bahwa ini adalah aksi pemilik warnet yang dulu dikenalnya di warnet, Li Muxi sang komandan pasukan bayaran online, yang sedang berusaha menaikkan popularitas dengan memanfaatkan momentum.
Ia membuka grup chat dan melihat grup Kacu Merah sedang sangat ramai. Li Muxi terlihat sedang memimpin ritme percakapan: "Puji habis-habisan Kacu Merah! Baru bisa dapat cuan kalau kita tenar. Lihat Xiao Wang, dia sangat bersemangat saat pertempuran dengan Hua Ge Media bulan lalu - itu semua duit! Hasilnya kemarin dia langsung beli mobil. Aku penasaran, siapa berikutnya di grup kita yang akan beli mobil?"
Ren He hanya bisa geleng-geleng. Cara Li Muxi memimpin tim ini benar-benar tidak biasa. Di saat seperti ini, Ren He sadar harus tetap menjaga hubungan baik dengan Li Muxi karena di masa depan, semua orang pasti bergantung pada jaringan internet.
Di luar negeri, video "Segalanya Mungkin" ini menuai keriuhan. Ternyata kakek jago parkour ini adalah Sang Kesatria yang selama ini mereka idolakan!
Video makeup muncul menggodai orang yang berkerumun di dunia paralel ini masih merupakan fenomena pertama kali muncul, tidak seperti di kehidupan sebelumnya yang sudah sangat umum. Justru karena pertama kali muncul, semua orang merasa sangat segar!
Seorang ahli terkemuka di bidang ekstrem yang berdandan sebagai orang tua menerima cemoohan dingin, lalu tiba-tiba menunjukkan poin fisik dahsyat untuk menggoda orang yang lewat, sepertinya cukup seru ya!
Selain itu, kreativitas ini benar-benar layak dipuji.
Orang luar yang tidak memahami situasi tidak tahu ini adalah ide Ren He, sehingga tim Liu Erbao kembali dipromosikan dengan gencar di lingkaran kita...
Semua konten dalam video "Segala Sesuatu Bisa 1" masih terbilang normal. Meski Ren He memperlihatkan dua kemampuan, semuanya masih dalam skala normal yang bisa dilakukan banyak orang.
Namun ketika sampai di "Segala Sesuatu Bisa 2", semuanya mulai menjadi mengerikan!
Video diawali dengan Ren He melompat dari ketinggian lebih dari 4 meter menggunakan gerakan berguling seperti ikan untuk menyerap gaya. Saat ada yang melihat bagian ini, mulai tersadar bahwa video ini mungkin akan berbeda!
Tapi tak ada yang menyangka, saat Ren He memperlihatkan wall flip satu kaki di tembok, kemampuannya begitu luar biasa. Bahkan kesulitan gerakan tunggal ini saja sudah memastikan tak ada lagi di komunitas parkour yang bisa melampauinya - koefisien kesulitannya sulit dibayangkan!
Pemain parkour biasa yang menghadapi tembok datar 2 meter saja sudah dianggap ahli jika bisa melakukan wall flip satu kaki. Tapi Ren He melakukan wall kick lalu wall flip satu kaki untuk menaklukkan ketinggian 4 meter - ini benar-benar melawan kodrat manusia!
Di saat seperti ini, Ren He tetap mempertahankan rias wajah orang tua. Hantaman visual ini membuat penonton terpana tak terkata.
Kemudian ketika Ren He berlari kencang di atap dan melompat dari pinggiran arena, Liu Erbao memberikan slow motion!
Saat itu, hati semua orang terasa tercekik sama seperti Liu Erbao kala itu!
Liu Erbao menambahkan grafis dan angka dalam video, jarak antara dua gedung pabrik ditandai dengan jelas: 8.5 meter.
Rekor dunia lompat jauh dengan awalan adalah 8.95 meter, di sini ada lompatan antar bangunan sejauh 8.5 meter. Bayangkan betapa sulitnya, namun Ren He tetap berhasil melakukannya.
Di detik terakhir ketika Ren He mengusap riasan wajahnya yang luntur dan mengenakan kacu merah, tak terhitung orang di depan layar komputer berteriak: **Kesatria**! Ternyata dia sang Kesatria!
Dialah sang Kesatria yang membawa mereka melewati Jalan Langit dengan sepeda dalam video, idola mereka!
Ren He menatap kamera dengan tenang. Meski wajahnya kusam, ribuan orang merasa adegan ini sungguh luar biasa keren, sang Kesatria benar-benar brengsek ganteng!
Tatapan tenang itu cukup untuk membunuh segalanya dalam sekejap!
Tak terhitung orang pada momen ini menjadi penggemar setia Ren He, jika dihitung secara serius mungkin tidak berbeda jauh dengan bintang papan atas, itupun dengan level selebritas global.
"Hormat pada kehidupan, terima kasih Kesatria yang memungkinkanku merasakan makna kehidupan seolah hadir langsung!" komentar seorang netizen.
"Aku hampir mati ketakutan saat lompatan 8.5 meter, tapi entah kenapa saat dia berhasil aku justru sangat tersentuh!"
"Penggemar seumur hidup, aku hanya ingin tahu identitas asli Kesatria. Sekarang aku ingin ke Tiongkok untuk menyembahnya!"
Sebenarnya banyak yang paham, kemunculan mendadak Kesatria ini secara tak langsung menunjukkan pada dunia bahwa Tiongkok tidak semundur yang digembar-gemborkan media asing, orang Tionghoa juga jempolan dalam olahraga ekstrem!
Topik konyol seperti "warga daratan tidak mampu beli telur teh" sama sekali tidak masuk akal.
Dalam kehidupan sebelumnya, seorang peserta program variety Provinsi Taiwan pernah berkomentar haru: "Sekarang di Taiwan sangat mudah, isi ulang pulsa setengah jam langsung masuk."
Ren He langsung tertawa, top up pulsa 30 menit sampai disebut 'praktis'? Kalau telat 10 detik aja gue bakal kira salah nomor ya?
Kemakmuran negara benar-benar bikin bangga dan merasa aman, Ren He juga bangga akan hal ini.
Lewat fakta, Kesatria membuktikan orang Tiongkok sudah meraih gelar juara pertama di dua bidang sekaligus.
Banyak yang bingung kenapa pesepeda seperti Kesatria bisa sehebat ini di parkour, sampai-sampai orang meragukan kemanusiaannya...
Di dalam negeri komentar sama sekali nggak ada yang meragukan, seragam bilang: "Kapten Regu emang jagoan, nggak perlu dijelaskan!"
"Kapten Regu makin joss actionnya, hujan bunga!"
"Kapten Regu keren abisss!"
"Kapten Regu go international!"
"Kapten Regu menerjang jagat raya!"
Ren He tertawa sampai ngompol, gaya komentar lokal dan internasional sama sekali nggak nyambung, tapi dia lebih suka liat omongan kocak para pria lokal ini.
Yang paling terpaku adalah grup yang digodai Ren He di video pertama. Waktu itu sudah dipermalukan orang tua, eh sekarang malah diposting online.
Begitu video dirilis, telepon mereka langsung dibanjiri, isinya cuma ucapan selamat brengsek dari orang-orang yang senang melihat kesialan mereka!
Baru sekarang tahu, ternyata orang tua itu adalah Kesatria yang menyamar. Jujur saja, meski terpaku, tapi hati jadi lebih seimbang. Wajar saja dipermalukan senior, siapapun yang berani pasti akan dipermalukan juga!
Lompatan 8,5 meter itu, siapa yang berani tantang pasti mati!
Belakangan mereka malah sesekali pamer: "Lihat video di menit 1 detik 13, yang diajak bicara Kapten regu lalu dipermalukan itu gue lho!"
Nada bicaranya penuh kepuasan diri, tapi yang bikin gregetan justru respons netizen: "Wocao, berarti lu saksi mata yang pernah lihat langsung Kapten regu dong!"
Di Tiongkok, Kesatria sudah tidak dipanggil Kesatria lagi, semuanya panggil Kapten regu...
Seolah-olah dari awal nama Kesatria memang tidak pernah ada, yang ada cuma Kapten regu...
Ren He sendiri tidak peduli, dipanggil apa pun tak masalah, yang penting ia tetap menjadi dirinya sendiri.
Saat ini masih ada yang tak tahan membandingkan Kesatria dengan Sang Juara parkour masa kini. Namun ketika wartawan mendesak mantan juara parkour untuk berkomentar, tersenyum getirlah sang legenda: "Level kami berbeda, tak ada yang bisa dibandingkan."
Bahkan Sang Juara sendiri telah mengakui! Gelar Sang Juara resmi berpindah tangan!
Di balik hiruk-pikuk ini, para eksekutif perusahaan TK - penerima manfaat terbesar - mengamati perkembangan situasi. Penjualan Kacu Merah telah melampaui cakrawala. Orang-orang membelinya untuk dua alasan: dipakai sebagai aksesori pameran yang seru dan modis, atau sekadar dikoleksi sebagai barang bernilai.
Tak terbantahkan lagi, TK memang penentu utama yang paling diuntungkan.
Tiba-tiba seorang eksekutif bertanya: "Dulu saat kontrak dinegosiasikan, dialah yang bersikeras menambahkan klausul endorsement tantangan lintas bidang. Menurut kalian, apakah sejak awal ia sudah merencanakan ekspansi multidimensi ini? Akankah lebih banyak bidang lagi takluk di bawah telapak kakinya?!"
……
