Jika seseorang menguasai tiga alat musik masih bisa dimaklumi - toh ada jenius yang menguasai sepuluh bahasa. Tapi menguasai tiga alat musik justru terlihat kurang dibandingkan.
Tapi semua orang pernah mendengar Ren He bermain gitar - benar-benar memukau. Sedangkan di bidang piano, bahkan Liu Jiamin - murid spesialis piano kelas Dao Yuan - rela bersumpah setia padanya. Sosok macam apa ini sebenarnya?!
Sekarang dia malah mengambil biola...
Pembawa acara mengumumkan: "Ada sebuah komunitas di sekolah kita yang selalu menjadi sorotan semua orang. Dari tujuh helai spanduk di awal pendiriannya, hingga Permainan Pembunuhan yang legendaris, sampai sekarang menjadi satu-satunya komunitas yang memiliki markas besar independen dan beasiswa khusus di dalam kampus. Saya yakin semua sudah tahu yang saya maksud. Sekarang, mari kita sambut Klub Qinghe yang akan membawakan 《Croatian Rhapsody》!"
Croatian Rhapsody? Ini lagu apa?
Sebagian besar peserta di sini adalah orang yang mahir dalam satu alat musik. Mereka sangat familiar dengan karya-karya klasik dalam dan luar negeri, tapi tak satu pun pernah mendengar tentang 《Croatian Rhapsody》?!
Beberapa orang teringat pada alunan piano yang pernah terdengar dari gedung kompleks beberapa waktu lalu, serta melodi asing yang tak pernah mereka dengar sebelumnya. Jangan-jangan itu adalah lagu yang sama?
Bahkan di dalam Klub Qinghe sendiri, tidak ada yang tahu apakah lagu ini benar-benar ditulis oleh Ren He, karena Ren He tidak pernah mengakuinya secara langsung. Namun Yang Xi yakin, di hatinya, inilah karya Ren He. Faktanya, Ren He juga telah membuktikannya melalui sepuluh lagu dalam albumnya.
Di atas panggung, Klub Qinghe mengabaikan keributan sekitar. Semua mata tertuju pada Liu Jiamin yang tersenyum dan mengangguk pada semua orang. Dulu dia tidak pernah membayangkan bisa memiliki begitu banyak teman. Dia bahkan paham betul mengapa hari ini semua orang masih mengenakan seragam sekolah di pesta dansa ini, termasuk Yang Xi.
Hatinya tersentuh. Dia sangat menghargai panggung yang diperjuangkan Ren He dan kawan-kawan untuknya, serta berterima kasih pada Ren He yang telah menghadiahkan Croatian Rhapsody kepadanya.
Selama periode ini, pikiran dan perasaannya benar-benar mengalami perubahan besar. Tidak lagi muram dan sendu, tapi telah berubah menjadi keceriaan yang sejati.
Justru dalam periode ini, hati Liu Jiamin terasa lebih jernih. Ia semakin memahami perpaduan rasa keputusasaan namun tetap dipenuhi harapan dalam Croatian Rhapsody yang dimainkan oleh ujung jari Ren He. Meskipun tanah air yang dibangun kembali setelah perang masih dalam keadaan rusak, namun perang pasti akan berlalu. Musim semi akan tiba, bunga-bunga akan mekar, dan rakyat akan menyanyikan lagu kegembiraan!
Jari-jari Liu Jiamin mendarat perlahan di tombol piano. Ekspresi wajahnya berubah, menjadi serius dan fokus.
Ini merupakan pertama kalinya seluruh siswa di lokasi mendengar versi lengkap Croatian Rhapsody yang dimainkan oleh Liu Jiamin versi sekarang, menciptakan efek keterkejutan yang luar biasa.
Di momen ini, semua orang hanyalah pelengkap bagi Liu Jiamin - bahkan Yang Xi sekalipun. Gadis sederhana yang duduk di samping piano di atas panggung itu kini bersinar begitu memesona!
Saat sebuah komposisi musik benar-benar mampu memukau jiwa, bagaimana pengalaman yang dirasakan? Tombol hitam putih pada piano naik turun dengan gesit di bawah ujung jari yang ramping bagai burung beterbangan, sementara nada-nadanya laksana air mata yang mengalir ke dalam hati, namun tetap jernih.
"Rupanya siswa spesialis piano memang berbeda dari kita..." seseorang berbisik terpana.
"Jangan bicara."
Di lapangan saat ini, setiap anggota Klub Qinghe berusaha keras menjadi pelengkap terbaik untuk Liu Jiamin. Setiap pukulan genderang Liu Bing mengikuti ketat ritme Liu Jiamin, gitar Yang Xi mengalun lembut mengisi blank, sementara Jiang Haoyang santai bersiul...
Dalam Croatian Rhapsody, peran biola sangat dominan - hingga jika dimainkan buruk akan membuat seluruh komposisi pudar. Di bagian tengah lagu, tangan kanan Liu Jiamin tiba-tiba menarik, persis saat biola Ren He meledak dengan dahsyat!
Seperti rakyat Kroasia yang akhirnya bangkit dalam hujan peluru tak tertahankan, mereka berbalik menghambur ke medan perang dengan sikap siap mati demi tujuan mulia.
Semua orang kembali terpana, anak ini ternyata juga jago main biola!
Jadi sebenarnya ketua Klub Qinghe ini adalah murid khusus binaan musik ya?!
Dalam pertunjukan ini alat musiknya diracik sembarangan, sama sekali tidak profesional seperti Orkestra Kamar Sizhong. Ada gitar ada bas, ini apaan sih?! Terus, siapa yang bisa jelasin kenapa Jiang Haoyang cuma duduk di panggung sambil bersiul-basiul?!
Tapi justru pasukan campuran inilah yang memberikan guncangan dahsyat belum pernah terjadi sebelumnya pada penonton.
Banyak dari mereka belum pernah menonton konser langsung, pengalaman yang dibawa Ren He dan kawan-kawan jauh melampaui sekadar mendengar lagu lewat earphone. Inilah daya tarik sejati musik.
Sambil terus memainkan, tiba-tiba setetes air mata Liu Jiamin menetes di atas tuts piano. Namun justru di momen ini permainan pianonya tiba-tiba menjadi lebih bersemangat. Ia bersyukur atas segala sesuatu yang sedang terjadi saat ini, berterima kasih pada semua teman yang telah berbuat banyak untuknya. Di pesta dansa ini, hati Liu Jiamin mengalami penyempurnaan kembali, gaya permainannya akhirnya menjadi jelas!
Di detik-detik terakhir, biola Ren He dan piano Liu Jiamin saling melengkapi. Dalam alunan biola terdengar nada piano, dalam denting piano terselip suara biola. Pertunjukan ini pun menyambut fase akhir seiring duet harmonis mereka berdua.
Usai pertunjukan, seluruh teman sekelas spontan bertepuk tangan dengan penuh semangat, riuh tak kunjung reda.
Mereka juga tak mengerti mengapa pertunjukan ini bisa begitu memukau. Yang mereka tahu, cukup dengan merasakan keterpanaan itu.
Ren He memimpin semua anggota untuk berdiri menghadap penonton, membungkuk dalam-dalam penuh hormat, lalu pergi.
Mereka bahkan tidak berniat mengikuti pesta dansa ini, selesai langsung kabur! Bagi Ren He, makna sebenarnya pesta ini adalah membantu Liu Jiamin tampil, sekaligus menyelesaikan misi.
Sekarang kedua hal itu berakhir secara sempurna, tak ada penyesalan lagi untuk pesta ini. Ia memimpin Klub Qinghe menuju gerbang sekolah: "Penampilan perdana klub kita hari ini sangat sukses, aku yang traktir, kita makan enak!"
Semua orang terkejut sekaligus senang. Daripada tetap di pesta sambil melihat orang-orang menari dan generasi kedua pamer selera serta tingkatannya, lebih baik ditraktir Ren He makan barbekyu di warung pinggir jalan sambil minum bir!
Ren He memalingkan wajah bertanya pada Yang Xi: "Kapan kamu pulang?"
"Bisa makan bersama semua orang. Ayahku malam ini ke Luocheng menangani urusan," jawab Yang Xi sambil tersenyum tipis.
"Gila, Yang En tidak di rumah?" Ren He mendengarnya dan hatinya langsung gelisah... Tapi setelah dipikir-pikir, ia hanya tersenyum pasrah. Masih terlalu dini, ini baru usia 16 tahun, belum dewasa! Fokus saja makan bakar-bakaran!
Ngomong-ngomong, Sistem Hukuman Langit juga belum memberikan hadiah. Apa harus menunggu sampai pesta dansa benar-benar selesai? Ren He tidak terlalu mempedulikannya.
Sekelompok pemuda yang luar biasa cantik berjalan di jalan ramai dengan lalu lintas padat. Jiang Haoyang masih bersemangat bertanya: "Katakan, apakah siulan gue bagus?"
"Siapa brengsek yang bisa dengar siulanmu..." Liu Bing menyindir.
Li Yifan menambahkan kritikan: "Gue perkirakan besok akan ada banyak orang mulai mengkritik bahwa di pertunjukan Klub Qinghe tadi, siapa sih pria gemuk yang terus-terusan membosankan bersiul itu..."
"Gue sudah jauh lebih kurus, oke?!" Jiang Haoyang mengangkat alisnya tanpa marah.
Pada masa-masa ini, kita bisa seenaknya mengolok-olok, bisa semena-mena bersikap mencolok, bisa melakukan kesalahan tanpa memikirkan akibat, bisa jatuh cinta tanpa menghiraukan konsekuensi. Karena waktu akhirnya akan meratakan ujung-ujung tajammu. Ketika nanti mengingat kembali masa-masa ini, ia akan terbaring sunyi di samudera kenanganmu, memancarkan cahaya yang membara.
Namun belum jauh melangkah, raut wajak Ren He mulai menunjukkan keanehan, seolah ada rencana besar yang sedang terjadi.
……
