Siapa yang paling erat kaitannya dengan Liu Erbao dalam gosip saat ini? Tentu saja Sang Kesatria.
Xia Yuting merenung dengan serius di pekarangan. Mengapa Ren He mengenal Liu Erbao? Liu Erbao terkenal sulit diajak berinteraksi di lingkaran mereka. Bisa berteman dengan Liu Erbao sendiri sudah merupakan hal yang tidak mudah.
Saat itu, ponsel di saku Ren He berdering. Ia mengangkatnya: "Tunggu sebentar, aku akan menjemputmu!" Kemudian memalingkan wajah ke Liu Erbao: "An Si juga datang, aku akan menjemputnya. Kalian lanjutkan makan dan mengobrol saja. Buah kesemek, kurma, dan kenari ini semuanya hasil panen pekarangan kita sendiri, makanlah sepuasnya."
An Si? Xia Yuting tiba-tiba terpaku, dia pernah berpapasan sekilas dengan An Si di sebuah jamuan makan malam. Jika kehadiran Liu Erbao saja belum cukup menjadi ciri khas, apalagi ditambah An Si...
Siapakah An Si? Presiden Direktur TK Greater China, perekayasa trilogi Kesatria: Julukan Kesatria, Kesatria Akhir, dan Segalanya Mungkin itu!
Lalu Ren He...
Detak jantung Xia Yuting seakan melambat setengah ketukan. Tatapan dalam video Julukan Kesatria itu terpatri dalam di hatinya. Saat di Gunung Laojun, ketika tahu bahwa yang menerobos melintasi rombongan gerbong mereka adalah Sang Kesatria, hampir saja dia turun mobil ingin berteriak memanggilnya untuk berkenalan.
Sebenarnya dia seperti Liu Yingying dalam Kunlun yang berani mencintai dan membenci. Hingga hari ini, tatapan yang dikiranya telah pudar itu tiba-tiba terbayang lagi. Rupanya selama ini dia tak pernah benar-benar melupakan.
Dia seolah memahami identitas lain Ren He, sementara kehadiran Liu Erbao dan An Si secara bersamaan menjadi bukti pendukung terkuat.
Pantas saja video "Segalanya Mungkin" difilmkan di ibukota! Sebelumnya banyak yang bertanya-tanya: Bukankah Kesatria berasal dari Luocheng? Kenapa lokasi shooting dipindah ke ibukota? Xia Yuting sempat berpikir apakah ada kesempatan bertemu, ternyata karena Ren He bersekolah di SMA Negeri 4 Ibukota!
Saat itu Ren He masuk bersama An Si dari luar, terdengar An Si tertawa: "Waduh, lu benar-benar sok gaya orang kaya baru! Fee endorsement habis sekalipun nggak bakal cukup beli kediaman ini. Bos properti ini juga kukenal, si pria gemuk Cui Qiang. Beberapa waktu lalu masih pamer punya banyak rumah Siheyuan, kebetulan harganya lagi naik."
“Ternyata ibukota ini juga cukup kecil, tak kusangka kau kenal Cui Qiang juga,” Ren He tertegun sejenak lalu tersenyum: “Pabrik usang Kakak Kedua itu terlalu jauh, mulai sekarang ini akan jadi markas besar perkumpulan kita. Paman Fang dan Bibi Wang yang kami minta bantu merawat pekarangan punya keterampilan masak yang juara, kalau sudah bosan makan hidangan mewah di luar, bisa datang ke sini untuk memperbaiki kualitas hidup.”
Sambil berbincang, dua orang ini pun berjalan menghampiri depan rumah. Saat itu, Xia Yuting terpaku menatap tajam mata Ren He yang penuh senyum lebar. Kini dia yakin, ternyata Sang Kesatria ada di sampingnya sendiri.
Justru saat mengetahui kebenaran sejati, hati Xia Yuting malah menjadi tenang. Dulu di Gunung Laojun, pernah terlintas dalam pikirannya: Andai waktu itu dia berteriak menahan langkahnya, mungkinkah kisah cinta seperti dalam novel akan dimulai?
Namun ketika air menjadi jernih dan batu tersingkap, mulutnya justru terkunci. Begitulah terkadang, semakin dalam familiaritas, semakin gentar getir rasa cinta yang tersimpan.
Tapi Xia Yuting bukan tipe yang canggung, tak ada yang bisa membaca apa pun dari ekspresinya.
Sementara Liu Erbao dan An Si yang duduk di sana malah saling pandang. An Si tertawa: "Tak kusangka Ren He dan Xia Yuting saling kenal. Ini kan bintang papan atas kita sekarang."
Dia dan Xia Yuting pernah bertemu sekali sebelumnya. Xia Yuting tersenyum: "Kami sama-sama dari Luocheng, sudah kenal sejak lama. Sebagai sesama perantau di ibukota, tentu harus saling mendukung."
"Oh begitu," An Si tersadar. "Tetap harus kuucapkan selamat. Kunlun memang sangat bagus, dan aktingmu yang terbaik di antara semua pemeran."
Saat itu Ren He membiarkan mereka mengobrol di sana, sementara dirinya kembali keluar untuk menjemput Liu Bing dan anggota Klub Qinghe lainnya. Akhirnya semua orang sudah lengkap. Namun Liu Bing, Jiang Haoyang, dan Li Yifan sama sekali tidak setenang An Si saat bertemu Xia Yuting. Aktivitas apa yang biasa dilakukan murid sepulang sekolah? Nonton berita malam dan sinetron jam 8 sambil ditemani orangtua. Mereka juga penggemar berat Kunlun, dari membaca novel hingga menonton serial TV. Karena terlalu payah main game sampai sering dikalahkan, mereka bersumpah setelah mendapat beasiswa internal Klub Qinghe akan menjadi prajurit RMB yang memenuhi syarat dan balik menyerang...
Melihat tokoh utama wanita yang hidup secara langsung, sensasi seperti apa itu! Bahkan ucapan kagum "Ren He ternyata bisa membeli rumah Siheyuan semacam ini" pun terlupakan!
"Tolong tanda tangan!" seru Liu Bing, Jiang Haoyang, dan Li Yifan serempak. Liu Jiamin yang berdiri di samping tak kuasa menahan tawa, sementara Ren He hanya bisa menggeleng antara ingin tertawa dan menangis.
Xia Yuting tersenyum polos: "Baiklah, terima kasih sudah menyukai peran yang kubawakan. Kalian semua teman sekelas Ren He ya?"
"Benar, kami temannya. Lebih tepatnya rekan satu komunitas. Dia yang mendirikan Klub Qinghe, kami semua anggotanya," jawab Jiang Haoyang dengan ekspresi pengagum fanatik.
"Ahem, cukup sudah. Nge-fansnya setelah makan. Dia juga tidak akan kabur," Ren He berkata dengan muka hitam. Makanan yang disajikan di meja-meja di halaman rumah Siheyuan ini cukup untuk sepuluh lebih orang. Untung orang tua itu mempersiapkan sejak pagi.
Suasana makan pun cair karena semuanya teman dekat. Tiba-tiba An Si terkejut: "Tunggu, maksudmu Permainan Pembunuhan itu Ren He yang mengajak semua anggota klub kalian kembangkan?"
Li Yifan berkata dengan jumawa: "Betul, kami yang membuatnya. Kalian pernah main? Nanti kita semua bisa main Permainan Pembunuhan lho."
Namun An Si dan Liu Erbao mulai tak bisa tenang. Mereka tahu Ren He istimewa, tapi menulis lagu bisa mempopulerkan Yang Xi, asal bikin game langsung jadi permainan panas tingkat dunia - ini sudah melebihi kata 'keren'!
Semakin dibahas, semua orang makin terkejut. Ternyata Ren He memberikan semua pendapatan Permainan Pembunuhan ke komunitas, bahkan mendirikan dana beasiswa pertama di Sizhong yang disediakan murid aktif, dengan tunjangan menggiurkan di dalam komunitas.
Ini... benar-benar menganggap uang seperti sampah! Padahal pendapatannya mencapai puluhan juta per tahun!
An Si, Liu Erbao, Xia Yuting semuanya pernah main Permainan Pembunuhan. Kadang di lokasi syuting yang membosankan mereka main, apalagi jumlah anggota Liu Erbao sendiri sudah cukup untuk satu sesi permainan.
Sebelumnya hanya mendengar bahwa ini adalah sesuatu yang dikembangkan sekelompok siswa Sizhong, namun karena media tidak bisa masuk ke Sizhong untuk melakukan wawancara, hingga kini pemberitaannya masih samar-samar. Jadi mereka tidak tahu bahwa ini adalah hasil karya Ren He.
Ren He benar-benar bisa tetap tenang, menciptakan kejadian sebesar ini tanpa menyombongkannya pada teman-temannya.
Seolah-olah semakin banyak cincin cahaya yang mengelilingi pemuda di meja ini, bagai sosok yang serba bisa.
Liu Erbao tiba-tiba berkata: "Adik ipar hari ini kenapa tidak datang?"
Adik ipar?! Liu Bing, Li Yifan, Jiang Haoyang dan yang lain tertegun, Xia Yuting juga sama terkejut. Mereka sama sekali tidak tahu Ren He punya pacar!
"Ahem," Ren He sebenarnya belum ingin memberitahu Liu Bing dkk bahwa dirinya sudah resmi bersama Yang Xi. Mengingat di sekolah mereka berinteraksi setiap hari, cepat atau lambat pasti akan tidak sengaja membocorkan. Maka ia memberi isyarat samar pada Liu Erbao terlebih dahulu baru berkata: "Dia sibuk dengan urusannya."
Bagi Ren He, mengakui keberadaan Yang Xi adalah hal yang dilakukan dengan sikap terbuka. Hanya saja ia belum ingin sebagian orang mengetahui identitas sebenarnya Yang Xi. Tapi cepat atau lambat semuanya akan terungkap.
"Oh oh," Liu Bing mengangguk cepat-cepat.
Namun Liu Bing dan yang lain baru tahu sekarang bahwa Ren He ternyata memiliki pacar. Pantas saja saat disuruh mendekati Yang Xi, Ren He selalu menolak!
Namun mana mereka tahu, pacar Ren He itu tak lain adalah Yang Xi sendiri...
……
