Di kehidupan sebelumnya Ren He pernah mengikuti kursus pelatihan bersama eksekutif Alibaba. Saitu itu sang guru berkata: "Suatu kehormatan, eksekutif Alibaba mau menghadiri kelas saya."
Terlihat jelas status Alibaba di dunia persilatan. Para eksekutif perusahaan saling memandang dengan iri, meski pekerjaan mereka mirip, tapi karena platform berbeda menerima tunjangan yang berbeda.
Tentu, mungkin pihak mereka lebih profesional.
Ren He pernah berpikir, mungkin Qinghe Games suatu hari bisa mencapai level ini, atau bahkan sekarang - konon beberapa mantan pemilik perencana game ingin mengundang mereka kembali untuk memberi kuliah.
Ini merupakan pengakuan terhadap pencapaian kehidupan, kesempatan yang diberikan platform, sekaligus hasil usaha keras sendiri.
Setelah Dota dirilis, Ren He mengadakan rapat dengan semua perencana game. Kembali dengan serangkaian gambar manual desain konsep, kali ini bukan Kunlun atau Dota, melainkan Assassin's Creed!
Ren He menghabiskan waktu seharian penuh untuk menjelaskan sinopsis alur cerita Assassin's Creed, mode permainan, serta memaparkan titik cahaya utama dari seluruh game secara jelas kepada mereka, kemudian meminta para perencana untuk menyusun proposal.
Pada tahap ini, Qinghe Game telah memiliki tim konsultan paling berpengalaman dan terkuat di industri. Ia tidak perlu lagi mengerjakan semuanya sendiri, cukup menyampaikan konsep inti lalu membiarkan staf bekerja dengan leluasa.
Kurang dari satu jam setelah para perencana meninggalkan kantor, seluruh perusahaan Qinghe Game bergemuruh: Bos besar akan mengembangkan game baru lagi!
Para veteran yang sempat khawatir tidak ada proyek lanjutan setelah Dota akhirnya lega: "Asal ada game baru dikerjakan!" Para senior yang awalnya gelisah satu per satu kembali penuh semangat, memulai pelayaran baru!
Tindakan Ren He yang mempercepat rilis Assassin's Creed ini sebenarnya bertujuan menstabilkan semangat pasukan, menunjukkan bahwa Qinghe Game tidak akan berhenti setelah Dota.
Namun berapa pun game yang dibuat setelah ini, Dota tetap menjadi produk inti Qinghe Games. Inilah fondasi sesungguhnya dari Qinghe Games.
Animasi CG masih perlu ditunggu untuk produksi. Dota telah memicu gelombang opini publik setelah Kunlun. Semua situs game dan forum berduyun-duyun membuat versi khusus Dota. Dibandingkan kehidupan sebelumnya, titik awal Dota sudah cukup tinggi - biarkan ia tumbuh perlahan menjadi raksasa di dunia game.
Kini saatnya Ren He kembali ke ibukota untuk melanjutkan sekolah. Diam-diam, bos besar Qinghe Games kembali menjadi siswa SMA biasa di Sizhong. Jika anggota Qinghe Games tahu, pasti akan terheran-heran: Siswa SMA? Remaja inikah yang mendirikan Qinghe Games?
Lagipula, buat apa sekolah kalau sudah kaya raya?
Tapi Ren He justru menikmati kehidupan kampus yang tenang dan tanpa beban.
Setelah seminggu berlalu, Ren He kembali ke Liu Hai Hutong. Namun ia terkejut menemukan di persimpangan jalan, sebuah pekarangan sedang dipenuhi barang-barang oleh tim pindahan. Inilah salah satu dari dua pekarangan yang pernah disebutkannya kepada Liu Bing dkk. Tak disangka baru saja dibicarakan, tempat ini langsung dibeli orang.
Penasaran, Ren He melirik ke dalam. Awalnya hanya sekilas, tapi ia melihat Xia Yuting tanpa riasan sedang mengarahkan pekerja pindahan menata perabot.
"Kak Yuting?" teriak Ren He. "Kamu yang beli tempat ini?"
Mendengar suara Ren He, Xia Yuting berbalik dengan senyum lebar. "Iya. Setelah dengar penjelasanmu, aku merasa lokasi ini memang tepat untuk menjaga nilai aset. Aku juga iri dengan 'surga dunia'-mu itu. Jadi kubeli pekarangan ini. Kelak kita akan jadi tetangga."
"Haha, bagus! Aku hampir tak sabar ingin seluruh hutong ini dipenuhi orang kenal, jadi bisa saling membantu jika ada keperluan," Ren He tertawa. "Sudah, Kakak Yu Ting silakan lanjutkan pekerjaanmu. Aku baru kembali dari Luocheng dan perlu tidur nyenyak."
"Cepatlah pergi tidur," kata Xia Yuting sambil berdiri di pintu pekarangannya, menatap punggung Ren He dengan ekspresi yang sulit ditebak.
Ia sendiri tak mengerti mengapa obsesi keduniawian ini tiba-tiba muncul untuk pindah ke sini. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi, namun begitulah yang dilakukannya.
……
Keesokan paginya di sekolah, Jiang Haoyang langsung menyambut: "Hitam datang ya?"
Kembali? Jiang Haoyang sedang meniru lidah besar Ren He...
Wajah Ren He langsung menghitam di tempat. Brengsek, sudah berapa lama ini belum juga dilupakan? Kalau bukan karena hubungan baik, ramuan air mata pasti sudah ditumpahkan...
"Enyahlah Enyahlah Enyahlah, menjengkelkan kau!" bentak Ren He dengan kesal.
“Ha ha, kamu tidak tahu, selama kamu pergi seluruh sekolah terus membicarakan masalah lidah besarmu. Ada yang bilang kamu mungkin akan keluar sekolah karena lidah besar tidak bisa disembuhkan. Aku dan Liu Bing sampai tertawa terpingkal-pingkal,” Jiang Haoyang tertawa: “Kamu kembali tepat waktu, pameran game tahun 2006 mengundang Klub Qinghe kita. Kami semua bersiap untuk pergi main-main.”
“Pameran game apa yang menarik? Kalian mau pergi ya silakan,” Ren He membereskan buku-bukunya sambil berkata.
“Banyak cewek cantik! Konon banyak perusahaan game yang menyewa model-model cantik!” Jiang Haoyang berkata dengan misterius.
Oh... Jadi begini. Di kehidupan sebelumnya memang sudah ada tradisi yang berlaku di pameran game. Setiap kali diadakan, jumlah cewek cantiknya melebihi pameran mobil, khusus untuk menarik para pemain otaku...
Benda apa yang paling menarik perhatian otaku? 36D! Buktinya Jiang Haoyang langsung tertarik?
Namun Ren He tidak berniat pergi, paling-paling hanya melihat sekilas. Jika harus diikat di sana selama beberapa hari, ia pasti tidak suka. Daripada itu, lebih baik tidur. Dalam sekejap, ujian akhir semester pertama hanya tersisa sebulan lebih. Ia ingin serius mempersiapkan diri, lagipula sudah masuk Sizhong, tak mungkin terus jadi siswa terbelakang.
Kini waktu sepulang sekolah sore setiap hari di Klub Qinghe telah berubah menjadi sesi belajar bersama. Mereka saling melengkapi kelemahan: Fisika-Kimia bisa ditanyakan ke Jiang Haoyang, Matematika-Geografi bisa konsul ke Liu Bing. Dua kutu buku ini adalah harta karun Klub Qinghe.
Tapi bagi Ren He, mengulang pelajaran Fisika dan Kimia terasa cukup sulit. Kimia masih lumayan karena banyak hafalan - dengan memori supernya, ia bisa mengatasi. Namun Fisika benar-benar membuatnya pusing.
Tapi sejak awal pendirian Klub Qinghe, ia pernah berjanji akan berusaha mengubah diri. Ini bukan sekadar omong kosong, melainkan isi hatinya yang sesungguhnya.
Setiap orang perlu berjuang keras untuk mengubah diri sendiri.
Ada yang bilang ini karena kau tak bisa mengubah dunia, jadi hanya bisa mengubah diri sendiri. Namun Ren He tak setuju dengan kalimat ini. Dalam konsepnya, berusaha mengubah diri adalah untuk lebih baik dalam mengubah dunia.
Apakah sekarang ia sudah mengubah dunia? Sudah.
Lagu, permainan, olahraga ekstrem, sekalipun hanya sebagian kecil di seluruh alam semesta, itu tetaplah perubahan.
Di saat inilah anggota Klub Qinghe baru menyadari Ren He bukanlah sosok yang segalanya. Dalam ingatan mereka, Ren He bisa main piano begitu duduk, main biola begitu berdiri, mengembangkan game yang mempengaruhi global. Tapi ia juga punya kekurangan, setidaknya Fisika dan Kimia-nya sangat payah...
Tapi kalau dipikir, justru ini yang sesuai logika umum. Andai Ren He benar-benar sempurna, malah akan terasa tak nyata.
Namun dalam bidang sejarah, politik, dan sejenisnya, Ren He tetap berada dalam keadaan tak terkalahkan. Untuk mata pelajaran kemanusiaan yang membutuhkan hafalan, Ren He selalu menjadi penghuni yang tak terbantahkan. Terkadang saat ada yang menanyakan poin pengetahuan tertentu, Ren He tanpa sengaja bisa menyebutkan halaman dan baris tepatnya di buku teks. Jiang Haoyang dan yang lain sampai ngompol ketakutan, brengsek! Ingatan macam apa ini?!
Beberapa orang bahkan ingin menyerah pada beasiswa internal komunitas untuk mata pelajaran ini. Barulah Ren He menghibur mereka: "Tak masalah kalau ingatan kalian kurang bagus. Aku tidak akan ikut dalam penilaian beasiswa."
Siapa brengsek yang ingatannya jelek?!
