Keesokan harinya di sekolah, Ren He melihat Jiang Haoyang dan teman-teman menyiapkan stand Permainan Pembunuhan. Tiba-tiba dia berkata: "Aku ikut ke pameran permainan bersama kalian."
Pameran game umumnya mengundang game elektronik, permainan meja seperti Permainan Pembunuhan tidak diundang. Namun masalahnya, saat ini game online Permainan Pembunuhan sedang sangat panas, apalagi ini termasuk game tingkat dunia yang langka di Tiongkok. Jadi mengundang mereka tidak ada ruginya.
Sebenarnya Ren He bisa diam-diam datang ke pameran game, menemui para model saat tidak ada yang memperhatikan selama 10 menit. Tapi setelah dipikir-pikir, Sistem Hukuman Langit memberi syarat: "Ikuti pameran game!"
Kata "ikut" disini cukup ambigu. Normalnya datang sebagai pengunjung sudah dianggap ikut. Namun Ren He yang sensitif menyimpulkan ini berarti harus berpartisipasi sebagai perwakilan suatu game, bukan sebagai penonton.
Dia yakin betul, jika datang sebagai turis biasa ke pameran, pasti akan terjebak lagi dalam lubang brengsek Sistem Hukuman Langit!
Senyum misterius mengembang di bibir Ren He yang merasa sudah melihat semua trik! Begitulah cara cerdik menghadapi Sistem Hukuman Langit!
Jiang Haoyang dan kawan-kawan tertawa nakal: "Gimana? Sudah menyelidiki dan percaya omonganku soal banyak cewek cantik ya?"
“Enyahlah, Kakak mana mungkin sama sepertimu? Kakak ini sudah punya rumah tangga,” kata Ren He dengan kesal.
“Lupakan saja, beda-beda tipis kau tetap lelaki. Jangan kira kami tidak tahu mengapa tiba-tiba kau ingin ikut pameran game!” Li Yifan tersenyum licik.
Hmph, kalian memang tidak tahu.
Ren He juga malas menghiraukan mereka. Bagaimanapun tujuannya hanya menyelesaikan misi. Untuk misi kali ini cukup dapat evaluasi normal, tidak perlu mengejar evaluasi sempurna. Ngomong-ngomong dia juga bingung bagaimana cara meraih penilaian sempurna untuk misi macam ini - menjemput model?! Kalau sampai begitu, besar kemungkinan dirinya tidak akan melihat matahari esok hari.
Keesokan harinya di akhir pekan mereka sudah tiba lebih awal di arena pameran untuk memulai persiapan. Stand yang diberikan sangat kecil. Bukan karena pameran game meremehkan Permainan Pembunuhan, melainkan karena penerimaan desakan undangan mereka terlambat, ditambah durasi partisipasi yang singkat.
Pameran game biasanya berlangsung selama seminggu dengan banyak aktivitas. Tapi anggota Klub Qinghe adalah siswa yang tidak mungkin mengajukan cuti untuk menggelar pameran, sekolah tidak akan mengizinkan. Mengembangkan game adalah kemampuan yang harus diakui, namun jika sampai mengabaikan studi demi pengembangan game, itu dianggap menyia-nyiakan kewajiban - inilah nilai Sizhong.
Karena itu waktu pamer Permainan Pembunuhan hanya Sabtu dan Minggu, sehingga memang tidak cocok untuk menyiapkan stan besar.
Jiang Haoyang tiba-tiba berteriak: "Kunlun juga ikut pamer!"
Ren He menatap penuh keterkejutan. Di peta denah stan, area terbesar terbuka dengan jelas bertuliskan "Qinghe Games". Ia benar-benar tidak tahu perusahaannya sendiri ikut berpameran. Setelah dipikir, hal seperti ini memang bisa ditangani sendiri oleh Departemen Promosi tanpa perlu memberitahunya, mengingat sejak awal ia sengaja menjadi manajer penginapan yang melemparkan tanggung jawab dengan mendelegasikan wewenang.
Ternyata anggota perusahaan game Qinghe juga bekerja keras tanpa sepengetahuanku. Perasaan ini cukup menyenangkan. Nanti setelah misi selesai, aku harus melihat stan mereka. Tak tahu siapa yang memimpin tim datang ke sini.
Entah sejak kapan pameran game pertama kali muncul, Ren He benar-benar tidak tahu. Namun selama beberapa tahun terakhir, pameran game semakin kehilangan esensinya - menggunakan kecantikan sebagai gimmick, mengekspos tubuh sebagai daya tarik. Awalnya Ren He tidak merasakan apa-apa, tapi ketika pameran game akhirnya dilarang, dia justru merasa sayang...
Di sebelah stan mereka ada stan pengembang game kecil. Kualitas gamenya biasa saja, tapi model yang mereka sewa sangat cantik. Model itu berdiri sambil tersenyum manis pada pengunjung yang lewat, bahkan proaktif menyesuaikan pose untuk berfoto bersama. Semua itu termasuk dalam sebagian kecil tugas pekerjaan mereka.
Ren He juga tidak berpikir panjang langsung lari menjalankan misi. Sekalipun cuma sekadar mengajak kenalan, sepertinya tidak masalah. Tapi baru kemarin berciuman pertama dengan Yang Xi, hari ini malah mengajak cewek lain ngobrol? Memikirkan ini, dia merasa sangat janggal. Ini bukan soal apakah Yang Xi akan tahu atau tidak, melainkan hambatan batin dalam dirinya sendiri yang tak bisa ditembus.
Meski Ren He bukanlah pahlawan menurut definisi moral, dalam dunia cinta, dia berharap bisa mencintai satu orang saja seumur hidupnya.
Jadi topik obrolan harus benar-benar dipertimbangkan dengan matang.
Baru saja Jiang Haoyang dan kawan-kawan merapikan stan, mereka langsung melihat Ren He sedang asyik mengobrol dengan model cantik. Liu Bing, Li Yifan dan yang lain terpaku. "Katanya beda dengan kami, ya? Katanya sudah punya rumah kita, ya? Kami belum sempat mengerahkan pasukan, Anda sudah mulai mengobrol?"
"Aku kagum, sama sekali nggak cuma omong doang, langsung bertindak!" Li Yifan bergumam dengan melankolis samar. Sebenarnya, para siswa kelas 1 SMA ini yang suka mengobrol soal membangun persahabatan ribuan tahun dengan model cuma omong kosong buat puasin mulut doang. Kalau disuruh benar-benar mengajak kenalan, pasti langsung panik. Ini bukan soal mereka hebat atau tidak, tapi apakah mereka punya nyali buat brengsek...
Di mata mereka, Ren He adalah si brengsek itu...
"Aku mau dengerin mereka ngomong apa," Jiang Haoyang bergumam pelan. Entah kenapa ia merasa ekspresi model yang berhadapan dengan Ren He agak kaku dan jarang bicara. Tapi karena jarak mereka masih cukup jauh, suaranya tak jelas terdengar.
Begitu Jiang Haoyang mendekat dan berdiri di belakang mereka, ia mendengar Ren He sedang berkata: "Mengembangkan demokrasi Sosialisme, membangun peradaban politik Sosialisme, harus menyatukan secara organik kepemimpinan Partai, rakyat yang memegang kendali, dan pemerintahan berdasarkan hukum..."
Waduh! Wajah Jiang Haoyang langsung menghijau di tempat, ini apaan sih brengsek? Dia mendengarkan lagi dua menit, Ren He ini sepenuhnya sedang membacakan dari ingatan pelajaran politik kelas 1 SMA ya?!
Ngapain sih? Cari model terus bacakan buku ke dia?
Pernahkah kamu mempertimbangkan perasaan si model...
Ekspresinya sudah jelas-jelas hampir kena serangan canggung, merasa seperti ketemu orang gila yang bisa mengamuk dan melukai orang kapan saja. Dalam hati pasti mikir: 'Gua kan cuma dibayar jadi model, perlu ampe segini berbahayanya?! Jadi model harus terima pendidikan ideologi politik pula, salah apaan sih brengsek?!'
Jadi si model takut memancing kemarahan Ren He dan cuma bisa dengar dengan canggung, sementara Jiang Haoyang di samping sudah membatu sepenuhnya. Ini formula apa sih?
Ren He melihat jam di ponselnya, hm, sudah 10 menit, bisa ganti orang. Lagian kalau nggak segera ganti, bisa-bisa mereka lapor polisi...
Saat Jiang Haoyang belum bereaksi, Ren He telah pergi mencari model berikutnya yang berdasarkan fisiognomi tidak akan sembarangan bertarung...
Jiang Haoyang buru-buru berteriak ke Liu Bing dan yang lain: "Kalian jaga stan dulu, aku mau cek Ren He."
Liu Bing, Li Yifan, dan Liu Jiamin belum tahu apa yang terjadi, hanya memiliki firasat bahwa sesuatu yang luar biasa lagi akan terjadi...
Pameran permainan masih sepi pengunjung, biasanya ramai antara pukul 10:30 pagi hingga pukul 5 sore. Jiang Haoyang diam-diam mengikuti di belakang Ren He, Sekilas melihatnya mendekati model lain. Setelah mendekat dan mendengar, yah... kali ini materi sejarah...
Sepuluh menit lagi berlalu, model di seberang Ren He hampir menangis ketakutan, "Brengsek, situasi apa ini?!"
Jiang Haoyang di belakang Ren He menahan kuat-kuat senyumannya. Ini terlalu aneh, siapa yang mengajak kenalan cewek dengan cara menghafal buku pelajaran? Ini brengsek kode rahasia apa? Aku bilang "sosial", kamu jawab "isme"?!
Hantu apa ini...
Akhirnya Ren He menemukan model berwajah ramah lagi dan menghafalkan geografi, barulah misinya selesai. Saat misi selesai, keringat dinginnya menetes. Jika langsung dibawa Paman Polisi untuk ditahan, misi ini benar-benar gagal.
Tiba-tiba Ren He menoleh dan sadar dirinya sudah berada di booth perusahaan game Qinghe!
