Bagi Ren He saat ini, sebuah buku catatan bukanlah masalah besar. Lagi pula naskahnya tidak disimpan di situ, rusak pun tidak apa. Tapi watak anak bandel sama sekali tidak boleh dimanjakan, kalau tidak mereka akan merasa tindakan itu adalah pencapaian yang membanggakan.
Saat anak bandel itu duduk di sofa memeluk kotak hadiah dengan wajah hidup tak berarti, mendengar akan ada lagi tahun depan, langsung menangis terisak-isak.
Ini benar-benar brengsek, kenapa sama sekali tidak mengikuti formula yang biasa? Mengapa kakak sepupu ini jahat diam-diam...
Ia ingin mengakui kesalahan, tapi harga diri anak bandel membuatnya tetap bersikukuh. Bagaimana bisa mengaku salah dengan mudah? Anak bandel harus bangkit!
Namun tepat saat ia bersiap membuat masalah tak terduga, Ren He sudah melihat jejak di ekspresinya. Berbisik di telinga anak itu: "Percaya atau tidak kalau masih main gaya, kakak akan rebus kau jadi sup?"
Sialan, direbus jadi sup... semangatnya terlalu ganas, anak bandel itu panik sekejap, namun kemudian berpikir ini cuma taktik menakut-nakuti diri sendiri. Bukankah sekarang sudah era Sosialisme dengan hukum tertib, kau berani apa? Orang tua ada di sini!
Anak bandel itu mengangkat kepala dan berteriak: "Kakak Sepupu, aku mau main ke kamarmu."
Ren He memandang si anak bandel dengan senyum: Bagus, tak gentar oleh kekuasaan, tak goyah oleh kemiskinan, kau memang jagoan. Tanpa perlu ditebak, niatnya main ke kamar pasti untuk merusak barang. Lainnya tak masalah, tapi di laci masih tersimpan desain konsep Dota yang kubawa pulang setelah selesai dibuat, belum sempat dirapikan.
Barang-barang ini memiliki makna peringatan yang luar biasa baginya.
Di kepala Ren He, pikiran berputar liar mempertimbangkan bagaimana memberantas kebandelan si anak ini secara tuntas. Tiba-tiba matanya berbinar—saat ini dia masih memiliki 4 hadiah terarah sempurna. Segera dia bertanya pada Sistem Hukuman Langit: "Apakah ada sesuatu yang bisa menghukum anak bandel ini?"
Sistem Hukuman Langit tidak menjawab pertanyaan Ren He. Tampaknya Ren He tidak memiliki hak akses untuk bertanya seperti itu kepada sistem.
Mengandalkan nasib saja, pilih hadiah terarah!
"Inang memilih hadiah terarah berupa tindakan efektif menghukum anak bandel. Hadiah diberikan: satu set pekerjaan rumah liburan musim dingin kelas 2 SD Huanggang, telah ditempatkan di kamar inang," kata Sistem Hukuman Langit dengan tenang.
Mendengar hadiah ini, Ren He tertegun. Ini pertama kalinya dia melihat Sistem Hukuman Langit memberikan hadiah yang begitu sederhana dan mendekati realita... Tidak, ini benar-benar benda nyata...
Tapi... Sistem Hukuman Langit juga cukup kejam... Dirinya sendiri bahkan tak terpikir untuk melakukan kekejaman seperti ini, dan menggunakan satu hadiah sempurna untuk menghukum anak bandel rasanya agak sia-sia... Tapi, sungguh memuaskan... Sangat brengsek tapi lega.
Bukankah hadiah itu untuk membuat hati tenang? Bisa membuat anak bandel itu mengalami keputusasaan total, sungguh memuaskan! Lagipula belakangan ini dirinya juga tidak punya keinginan khusus akan hadiah, lebih baik digunakan daripada dibiarkan Sistem Hukuman Langit mengincar.
Ren He tersenyum: "Tak perlu buru-buru ke kamar sepupu untuk bermain, baru saja aku ingat bahwa hadiah yang kubawa untukmu ada dua paket."
Tubuh anak bandel itu langsung kaku di tempat, masih ada hadiah?! Ren He yang tersenyum sumringah masuk ke kamar langsung melihat di mejanya tergeletak kotak hadiah yang persis sama dengan yang baru saja diberikan kepada si anak bandel...
Ren He memeluk kotak itu menuju ruang tamu, saat si anak bandel melihat kotak itu, hidupnya sudah tak berarti lagi, seketika merasa kehidupan ini sungguh brengsek sulitnya!
"Ini adalah PR liburan musim dingin tingkat 2 SD Huanggang. Kualitas pendidikan SD Huanggang termasyhur di Tiongkok, PR liburan mereka juga setara dengan PR liburan musim dingin Distrik Haidian! Setelah selesai, pasti tingkat belajarmu akan meningkat drastis!" Ren He berkata dengan wajah terlalu serius, lalu tersenyum lebar melihat si anak bandel. Ekspresinya seolah berkata: "Pemuda, pernahkah kau mengalami keputusasaan?"
Bibi Ren He terkejut: "SD Huanggang aku tahu! Banyak anak mengerjakan soal latihan dari sana!"
"Benar, benar, itu SD Huanggang yang terkenal!" Ren He menunjukkan ekspresi seperti menemukan teman sejiwa.
Saat perhatian semua kembali teralih ke Gala Tahun Baru, si anak bandel duduk diam di sofa dengan memeluk dua kotak kecil...
Tiba-tiba si anak bandel menoleh: "Kakak, saya mengakui kesalahan."
Ren He mengangguk serius: "Hmm, Kakak sedang mengajarkanmu logika kehidupan. Di dunia ini, semua perbuatan pasti ada konsekuensinya."
“Kakak benar,” anak bandel itu sudah menyerah sepenuhnya. Ia akhirnya mengerti satu prinsip: lengan kecil dan kaki mungilnya takkan bisa melawan sepupunya yang jahat dalam tulang punggung.
Kalau sudah menyerah, kulepaskanmu kali ini.
Makhluk bernama anak bandel memang sangat sulit dihadapi. Di mata mereka, hadiah teman, figure koleksi, atau kenang-kenangan berhargamu tak lebih bernilai daripada pistol air 5 Yuan. Saat mereka merengek minta sesuatu, perasaan mereka sama saja seperti meminta es loli di jalanan.
Kau juga tak bisa memukulnya. Memukul akan membuatmu kehilangan dukungan opini publik. Di mana ada anak bandel, di situ ada orangtua bandel. Seperti insiden keyboard mekanis Ren He yang dicabuti dulu, keyboard mekanismu di mata orangtua mereka hanya bernilai puluhan Yuan.
Jangan pernah mencoba berdebat dengan orangtua bandel! Sama sekali tak berguna. Anak bandel menjadi bandel karena dimanjakan orangtuanya!
Jadi cara terbaik adalah sebagai kakak, tante, paman untuk memperhatikan pendidikannya dengan penuh kasih!
PR sudah dikerjakan belum? Nilai ulangan bagaimana? Kakak akan mendampingimu belajar! Setiap hari kakak temani kamu belajar!
Pada momen seperti ini harus memiliki kesadaran "melukai seribu musuh sambil menanggung kerugian delapan ratus", jangan sayangi waktumu, ajar mereka untuk merevisi diri!
Tiba-tiba para orang dewasa di ruangan mulai berdiskusi tentang bisnis. Ren He harus menyimak baik-baik, sebab ia ingin memahami proyek apa yang sedang dikerjakan Ibu Ren saat ini. Jika tidak sesuai dengan momentum besar sejarah, ia bisa memberi petunjuk. Efektif atau tidak itu di luar kendalinya, tapi memberi peringatan tetap lebih baik daripada diam.
Ibu Ren adalah wanita yang sangat ambisius. Jika kariernya terhambat pasti akan mempengaruhi hatinya. Maka demi tujuan berbakti, Sang Yang Tua harus tetap dijaga kebahagiaannya terus-menerus.
“Istriku, kabarnya bisnis properti kalian sekarang berkembang pesat ya, bagaimana kondisi pasar properti saat ini? Bolehkah kami ikut terjun ke bidang ini?” tanya Paman Kedua Ren He.
Ibu Ren berpikir sejenak: “Industri ini membutuhkan dana yang sangat besar. Tapi saat ini syarat pinjaman dari bank relatif longgar. Lebih baik kalian pertimbangkan sendiri. Saya tidak bisa memastikan detailnya. Lagipula, yang saya inginkan bukan sekembang pengembangan perumahan biasa, tapi proyek komersial yang lebih komprehensif. Ini mungkin di luar kapasitas kalian.”
Ren He tertegun. Apakah ini rencana mengembangkan? Baru setelah melakukan riset mendalam, ia menyadari skala perusahaan yang dikelola Ibu Ren ternyata sangat besar.
Dulu setelah pensiun dari militer, Ibu Ren membuka bioskop kecil. Perlahan bisnis ini berkembang menjadi jaringan berantai. Dengan dukungan Lao Ren, pendapatan jaringan bioskop mereka sekarang masuk tiga besar nasional. Mantan atasan Lao Ren yang kini menduduki jabatan tinggi, ditambah status Lao Ren sendiri sebagai pejabat tinggi pemerintahan dengan prospek politik cerah, memberikan kemudahan di segala aspek.
Sejak tahun lalu beralih ke industri properti, Ibu Ren merasa meskipun pengembangan properti residensial murni memungkinkannya mengakumulasi aset raksasa dengan cepat, namun masih terasa terlalu rapuh. Rantai pendanaan tidak terlalu aman, dan model bisnis belum sepenuhnya sehat.
Selain itu, tidak bisa menghubungkan industri yang dimilikinya, sehingga mulai ingin mengembangkan properti komersial dengan konsep hiburan.
Bagi orang lain mungkin biasa saja, tapi di telinga Ren He ini seperti pencerahan. Di dunia paralel ini belum ada entitas raksasa seperti Wanda di bidang properti komersial. Bahkan jika ada pun tidak masalah, karena dalam 10 tahun ke depan, kota kecil tingkat tiga pun harus memiliki dua atau tiga lingkungan komersial yang sukses.
Persaingan memang ketat, tapi belum sampai ke tingkat yang tidak mungkin ditembus.
Ren He merasa perlu berbicara dengan Ibu Ren tentang model bisnis Wanda. Dulu saat belajar manajemen bisnis, tesis kelulusannya adalah studi model bisnis Wanda Plaza. Wanda sendiri baru secara resmi memperbarui produk generasi ketiga dari pilar industri pengembangan properti residensial dan komersial pada 2005-2007, yang pada akhirnya menjadi Wanda Plaza yang kita lihat di kehidupan sebelumnya!
Mempertahankan kepemilikan toko dengan sistem sewa tanpa penjualan, serta menjual sebagian produk untuk menjamin kelancaran aliran dana, jauh lebih sehat dibanding kebijakan awal yang hanya menyewakan. Jika mereka lebih cepat mengembangkan produk generasi ketiga, tak perlu menukar 24% saham dengan Macquarie Private Equity Fund.
Ren He tiba-tiba merasa, membantu ibunya mengembangkan versi Wanda di dunia paralel ini benar-benar ide yang masuk akal...
