Untuk perjalanan Ren He ke Gunung Everest kali ini, ia harus pergi sendirian. Tidak bisa merekam video lagi. Bagaimanapun, jika Liu Erbao dan krunya benar-benar bisa naik ke puncak Everest untuk syuting, mereka benar-benar akan melampaui batas langit...
Jadi cara Ren He membuktikan bahwa dia pernah ke sana adalah dengan menancapkan bendera TK dan berfoto bersama sambil mengenakan kacu merah di puncak Everest.
Meskipun sangat sederhana dibandingkan dua kali sebelumnya, di tempat yang disebut zona terlarang kehidupan ini, yang bisa dilakukan orang hanya segitu...
Sebelum An Si menutup telepon, Ren He teringat sesuatu dan tiba-tiba berkata: "Ada lagi, bantu saya hubungi perusahaan pemandu lokal di Nepal."
An Si ragu sejenak: "Di usiamu ini, belum ada pengalaman pendakian di atas 6000 meter ketinggian, kemungkinan tidak ada perusahaan pemandu yang mau menerima pesananmu."
Ya, Ren He tahu An Si tidak salah. Perusahaan pemandu di Nepal adalah industri yang utuh, industri profesional kelas tinggi.
Sejak pertengahan 1990-an, seluruh rantai industri terkait pendakian Gunung Everest berkembang pesat di Nepal: Di puncak rantai industri terdapat perusahaan ekspedisi pendakian dari negara-negara Barat yang mahir dalam teknik pemasaran, langsung memasarkan proyek ekspedisi Everest ke para pecinta pendakian di seluruh dunia, terutama negara-negara maju Barat, dengan memungut biaya hingga puluhan ribu dolar AS; Di tingkat berikutnya adalah broker Nepal dan agen lokal berskala kecil yang bertugas mengatur penjemputan bandara, pemesanan penerbangan, pengurusan izin pendakian, pengangkutan bagasi, penyediaan tabung oksigen, serta berbagai urusan teknis lainnya sambil mengambil komisi tertentu; Sedangkan di lapisan terbawah adalah pemandu suku Sherpa yang menerima gaji rendah dengan risiko tinggi, dimana pendapatan per orang selama musim pendakian emas mungkin hanya mencapai 1.000 dolar AS.
Pada masa lalu, pemerintah Nepal hanya membuka kuota tetap setiap tahun. Namun setelah mereka menemukan jalur pendakian di lereng utara yang terletak di wilayah Tiongkok telah dikembangkan oleh orang Tiongkok, pembatasan kuota mulai dihapuskan sepenuhnya. Memasuki abad ke-21, biaya seorang pemandu bahkan telah mencapai lebih dari 50.000 dolar AS, bahkan lebih.
Perusahaan pemandu akan memberikan pelatihan singkat kepada pendaki yang mendaftar dan membayar, termasuk pelatihan fisik dan psikologis, kemudian dipimpin oleh pelatih untuk naik gunung bersama.
Untuk orang tanpa pengalaman seperti Ren He, pada tahun 2006 perusahaan pemandu masih cukup resisten karena takut kehilangan reputasi komersial jika pendaki tewas di Everest.
Ren He berkata: "Naikkan harga pendaftaran menjadi 100 ribu dolar AS, pasti ada yang mau menerima pesanan ini."
Faktanya, sebelum Ren He melakukan perjalanan waktu di kehidupan sebelumnya, perusahaan pemandu Everest semakin hanya mengejar keuntungan. Hidup atau mati bukan masalah, asal ada uang berani mengantar sampai puncak.
Bahkan ada lelucon: "Jika punya uang, orang Sherpa bisa menggendongku sampai puncak."
Orang Sherpa adalah penduduk asli setempat.
Ren He merasa orang yang bicara seperti ini benar-benar tidak takut mati. Di kehidupan sebelumnya terjadi tragedi mengerikan dimana banyak yang membayar untuk mendaki Everest, namun terkena badai hitam. Dari satu tim 8 orang, hanya 2 yang selamat secara kebetulan.
Semua ini adalah hal yang sangat wajar.
Ren He saat ini sama sekali tidak bisa membuktikan seberapa kuat kemampuannya kepada perusahaan pemandu. Tapi dia tajir, dan tidak perlu membuktikan apapun pada siapapun. Di mata perusahaan pemandu, mungkin dia hanyalah anak kecil nekat yang belum pernah latihan.
Namun ketika dia sendiri berhasil mendaki Puncak Everest, fakta akan membuktikan segalanya.
Bahkan mungkin Suku Sherpa penduduk asli sekalipun belum tentu memiliki poin fisik setinggi Ren He yang konsumsi oksigennya rendah namun tenaganya luar biasa. Tapi pemandu tetap diperlukan, mengingat Ren He belum familiar dengan jalur di Everest - mustahil bagi siapapun untuk mendaki langsung garis lurus ke puncak.
Setelah berkomunikasi dengan An Si tentang persiapan ini, semua urusan diserahkan padanya. An Si merasa perannya sebagai CEO Greater China TK justru semakin menarik, seolah menjadi asisten pribadi Ren He...
Namun faktanya, karena berhasil menemukan Kesatria dan menjaga hubungan erat dengannya, penjualan TK Greater China terus naik. Suaranya di markas besar pun kini lebih didengar.
Fakta memang demikian, di kehidupan sebelumnya ketika Li Ning menyalakan obor Olimpiade tahun 2008, penjualan Li Ning meledak lebih dari sepuluh kali lipat. Meskipun kemudian gagal mempertahankan pasar, ini cukup membuktikan betapa besarnya keuntungan yang dibawa efek selebritas.
Kini Ren He adalah orang Tionghoa pertama di dunia yang menaklukkan puncak bidang olahraga ekstrem. Reputasinya di dunia olahraga ekstrem sangat memukau jiwa. Penggemar olahraga domestik saat ini menyebut 'Sang Kapten' dengan wajah penuh kebanggaan - Tiongkok kini punya orang jagoan super keren yang menggilas atlet asing di bidang olahraga ekstrem, inilah sumber kebanggaan mereka.
Karena itu para penggemar kaya raya sepeda rela membeli produk TK meski hanya untuk bersepeda santai.
Faktanya jumlah orang kaya baru di Tiongkok benar-benar luar biasa banyak, bisa dilihat dari penjualan mobil mewah yang fantastis.
Maka status Asisten An Si ini pun dijalani dengan penuh semangat, apalagi dia sendiri dulunya penggemar olahraga ekstrem yang harus berhenti praktik setelah mengalami cedera.
100 ribu dolar AS untuk mendaftar ke perusahaan pemandu, tanpa terkecuali berhasil menyentuh hati pedagang nakal tersebut. Sementara peralatan yang tersisa, An Si mulai meminta teman-temannya untuk membeli sesuai permintaan Ren He.
Ren He bahkan belum sampai ke Nepal, namun ia telah mengorbankan 200 ribu dolar AS untuk persiapan pendakian Gunung Everest kali ini. Dengan kurs saat ini, jumlah ini setara dengan lebih dari 1,6 juta RMB.
Namun ia yakin semua ini sepadan dengan pengorbanannya.
Karena semua kejadian tersebut sudah mulai berkembang ke arah yang jelas, Ren He pun harus segera menyelesaikan urusan yang ada di tangannya.
Selama masa pemulihan Lao Zhou yang berliku-liku kembali ke ibukota, setiap hari ia terus mengincar visi besar yang pernah diutarakan Ren He: membentuk kelompok regu pengajar sukarela sendiri sambil memberikan gaji standar kota tier satu? Aliran dana raksasa? Zhou Wumeng bahkan berpikir, jika yang dikatakan Ren He memang nyata, maka ia pasti akan terbangun karena tertawa dalam mimpi.
Pada saat ini, Zhou Wumeng tiba-tiba memberikan saran yang lebih baik kepada Ren He: Melepaskan diri dari Kelompok Media Ibukota, arah kerja sama hak cipta dioperasikan sendiri oleh Yayasan Qinghe!
Faktanya, baik hak cipta "Sang Pengejar Layang-Layang" maupun "San Zi Jing", jika melalui Kelompok Media Ibukota, harus memberikan komisi 30% kepada grup penerbitan. Meski Lao Zhou adalah Ketua Dewan Kelompok Media Ibukota, setiap kali memikirkan betapa baiknya jika dana ini bisa diinvestasikan ke Yayasan Qinghe!
Meski Lao Zhou adalah Ketua Dewan Koran Ibukota, masalahnya adalah pemilik sebenarnya Koran Ibukota adalah Dinas Keuangan Kota Ibukota. Lao Zhou hanyalah pegawai negeri yang ditunjuk dengan gaji tetap.
Maka pada saat ini, Lao Zhou tiba-tiba bertanya pada Ren He: "Apakah Anda benar-benar yakin akan peluang keselamatan ini?" Yang dia maksud masih terkait 'kue besar' yang dijanjikan Ren He: pendapatan lebih dari 10 miliar dolar AS, bahkan rantai industri bernilai triliunan dolar.
Novel macam apa ini? Lao Zhou sama sekali belum pernah melihat buku seperti ini! Jika Yayasan Qinghe benar-benar bisa memiliki hak cipta buku semacam ini, Lao Zhou merasa bisa melakukan lebih banyak perubahan pada pusat gravitasi kariernya!
Namun... haruskah mempercayainya Ren He?
Ren He tertawa di telepon: "Sebenarnya bisa tidak seperti yang kukatakan, mari kita lihat sambil berjalan saja? Paling lama satu dua tahun akan terlihat." Periode satu dua tahun ini masih merupakan perkiraan yang menjaga dari Ren He.
Tapi Lao Zhou tidak bisa menunggu. Sudah berapa usianya? Semakin tua semakin merasa waktu tidak cukup, setiap penggunaan semakin berkurang.
Lao Zhou duduk di ruang baca memandang keluar jendela tanpa sadar termenung, mengingat begitu banyak keajaiban yang dibawa setelah munculnya Ren He, seolah benar-benar setiap kali diucapkan pasti terwujud.
Dia sepertinya telah membuat keputusan.
