Pada titik ini, Kesatria benar-benar telah melambung dalam skala dunia. Di dunia olahraga muncul fenomena paling aneh: bahkan selebritas olahraga papan atas yang sedang naik daun pun tak bisa menyaingi popularitas Kesatria.
Beberapa orang merasa bingung, bagaimana mungkin seseorang yang tak pernah memperlihatkan wajah aslinya bisa sepopuler ini?
Setelah dipikir-pikir akhirnya tersadar, meskipun sejak awal Kesatria memang menjadi endorser TK, hubungan mereka sesungguhnya saling menguntungkan. TK menggunakan ketenaran Kesatria untuk membuka pasar baru, sementara Kesatria punya tim operasional yang melayaninya dengan sepenuh hati.
Coba tanya, ada berapa orang yang bisa menjadikan tim Liu Erbao sebagai tim shooting khusus? Berapa orang yang bisa membuat direktur regional perusahaan sponsor rela menjadi asisten...
Namun dari dua hal ini saja sudah terlihat betapa TK menghargai Kesatria. Faktanya, keuntungan yang dibawa Kesatria bagi TK bahkan sudah terbayar nilainya sejak video "Julukan Kesatria" dirilis.
Setelah Ren He dan yang lain kembali ke kaki gunung, mereka beristirahat sejenak di kota orang Sherpa. Saat menulis naskah promosi, Ren He langsung menuliskan syair "bak puncak gunung yang menyendiri memandang rendah semua bukit di bawahnya". Sistem Hukuman Langit langsung memberikan misi: "Tidak cuci muka selama seminggu, hukuman jika gagal: inang terkena kuku berjamur."
Ren He yang baru turun gunung akhirnya tidak perlu menyembunyikan wajah. Setelah mengganti baju lengan pendek dan celana pendek, dia hendak mandi bersih-bersih. Tapi Sistem Hukuman Langit malah memberikan misi absurd yang bikin orang speechless ini.
Bisakah lebih serius? Olahraga ekstrem atau apapun masih kumengerti. Tapi larangan cuci muka? Jelaskan dong alasan ilmiahnya?!
Udah kembali ke masyarakat normal begini, masa aku tidak boleh cuci muka? Pantaskah?!
Lalu hukuman ini bagaimana? "Kena kuku berjamur, satu menulari dua"? Apaan sih! Baru turun gunung langsung ada masalah tak terduga lagi?!
Malam harinya Ren He masih satu kamar dengan An Si, sedangkan Yang Xi sendiri. Setelah turun gunung, keduanya malah jadi lebih malu-malu. An Si yang melihat tingkah mereka hanya bisa tertawa geli.
Mereka berjanji akan mandi dulu, lalu jalan-jalan ke pasar malam orang Sherpa. Saat pertama datang, mereka tak punya mood untuk keluar. Sekarang dengan hati yang sangat rileks, An Si juga paham bahwa setelah mendaki Everest, yang paling dibutuhkan Ren He adalah bersantai.
Setelah semua selesai mandi dan keluar, An Si dan Yang Xi yang sudah menunggu di depan kamar lama sekali baru melihat Ren He muncul. Yang mereka lihat adalah wajah Ren He... masih hitam legam...
"Kenapa kamu nggak mandi?" tanya An Si dengan heran.
"Aku sudah mandi," jawab Ren He dengan muka hitam.
"Hah, mandi apaan ini!" An Si nyaris terbahak. Ternyata Ren He mandi dengan sempurna menghindari area wajah!
Tentu saja Ren He mati-matian menghindari area wajah dengan sempurna. Kalau tidak, mana mungkin mandi memakan waktu begitu lama? Bukan dia tidak mau membersihkannya, tapi tidak berani. Ren He bahkan yakin, sedikit saja terkena air, belum tentu misi langsung gagal, tapi memberi penilaian buruk pasti sangat sesuai dengan sifat Sistem Hukuman Langit.
Yang Xi bingung bertanya: "Ada apa denganmu ini?"
Dengan wajah terlalu serius, Ren He menjawab: "Hmm... Saat bermain ski di gunung, kulit wajahku mungkin sedikit mengalami radang dingin. Jadi sekarang belum bisa mencuci muka."
"Hahaha," An Si masih tertawa senang. Semakin dia tertawa, semakin hitam wajah Ren He. Sialan, reputasinya yang selama ini dibangun kembali hancur oleh Sistem Hukuman Langit. Kalau dulu lidah besar, sekarang tidak cuci muka.
Dulu baru terjadi saat misi gagal, sekarang malah langsung merilis misi...
Yang Xi lebih memperhatikan apakah wajah Ren He bermasalah atau tidak. Ren He menjelaskan bahwa itu tidak parah. Bertiga mereka mulai menikmati pemandangan malam dalam suasana menyenangkan ini. Lebih spesifik, An Si sangat gembira, Ren He bertugas menciptakan suasana ceria, sementara Yang Xi menikmati pemandangan malam.
Karena bulan Mei setiap tahun adalah musim paling tepat untuk mendaki puncak, lebih dari 10.000 turis dari seluruh dunia yang diterima oleh kota orang Sherpa biasanya datang pada periode ini.
Ketika Ren He dan An Si datang pada bulan April, harga penginapan hanya 18 dolar semalam. Sekarang sudah naik menjadi 47 dolar. Faktanya orang Sherpa tidak sesederhana yang dibayangkan.
Sebenarnya semua layanan yang diberikan orang Sherpa kepada turis asing hampir selalu berbayar. Meski barang bawaan digendong oleh orang Sherpa saat mendaki, bahkan tenda di Barak 4 juga didirikan oleh mereka, harganya sangat mahal. Inilah salah satu alasan beberapa regu berangkat bersamaan.
Setelah Ren He turun gunung, ia masih menyatakan kekhawatirannya: "Apa yang terjadi dengan orang-orang di atas gunung?"
Karena hari itu ia langsung memulai Konsolidasi setelah kembali ke barak militer, dan pergi lagi saat pagi buta keesokan harinya, ia sama sekali tidak tahu situasi aktual di atas gunung.
Menurut lintasan semula, mungkin separuh lebih orang akan mengabaikan nasihat dan terkubur selamanya di gunung? Itu adalah ingatan yang tak terlupakan sepanjang hidupnya, memori eksklusifnya. Ia tahu apa yang akan terjadi, berapa banyak nyawa melayang, namun ia tetap tak berdaya.
Apa yang bisa dilakukan Ren He? Jika punya cara, takkan ia dipaksa turun dengan mempertaruhkan bahaya nyawa.
Jadi saat ruang-waktu mundur 1 jam, yang bisa dilakukannya hanyalah meminta Xia Boyu memberi peringatan: Jika massa tetap bandel, segera turun gunung melalui lereng utara tepat waktu.
Ren He sangat paham bahwa orang-orang di Hillary Step tidak bisa diajak berlogika.
Bagi Ren He, di hatinya sudah berusaha sekuat tenaga, hanya saja masih ada penyesalan akan kehidupan. Bagaimanapun juga, itu adalah banyak nyawa yang bersemangat, termasuk An Quan yang pernah memberikannya sunscreen, dan Lei Ming yang pernah membelanya.
Entah apakah Xia Boyu akan turun gunung dari lereng utara sesuai pesannya? Jika tidak, mungkinkah ia juga akan tinggal permanen di Everest?
Ini mungkin bencana terbesar sejak musim pendakian tahun ini dimulai, Ren He tak bisa menahan desahan.
Mereka tak bisa langsung pulang ke negara karena wajah Ren He tidak bisa melewati pintu keamanan bandara - dokumennya tidak sesuai dengan identitasnya...
Tak sampai sehari tinggal di kota, tiba-tiba seluruh pendaki di kota mendapat kabar: Badai terbesar sejak musim pendakian, 20 orang selamat secara ajaib berkat peringatan dini Sang Kesatria! Semua sudah mundur tepat waktu ke barak di ketinggian 7900 meter!
Ren He langsung terpaku mendengarnya: "Kalian bilang apa? Karena peringatan dini kakak, semua mundur ke tenda? Karena identitas asli kakak?"
Sialan, jadi cuma aku sendiri yang menderita, ya? Baru saja mengeluh dan khawatir tentang nyawa-nyawa itu, sekarang kau bilang, aku nekat meluncur turun, menghabiskan dua hadiah sempurna, akhirnya mereka semua nurut mundur?
Brengsek, andai tahu identitas sebenarnya ini begitu ampuh, ngapain susah-susah!
Walau semua selamat itu rejeki, Ren He juga merasa kehangatan, tapi masalahnya kuxiushi tiba-tiba ini datang tak tertahankan! Kalian memang hebat!
……
