Kini Ren He bisa dibilang masuk ke Tiongkok dari Nepal. Prosedur imigrasinya bikin pusing banyak orang. Biasanya masuk dari Nepal lewat Kota Zhangmu, tapi masuk dari Everest? Itu jarang terjadi...
Tapi mana mungkin Ren He harus mendaki kembali hanya karena tak tahu prosedur. Itu namanya ngaco! Sebulan naik Everest tiga kali, terakhir malah gagal urus dokumen imigrasi karena turun lereng utara? Kalau sampai tersebar, pasti jadi bahan tertawaan.
Akhirnya Ren He memilih perusahaan jasa untuk menangani urusan ini. Melalui komunikasi dengan An Si, dia mengetahui semua anggota Klub Qinghe telah kembali dengan selamat ke markas besar dan akan segera pulang ke Tanah Air.
Perjalanan ke Gunung Everest ini menjadi sublimasi spiritual bagi semua orang, tidak hanya pendaki puncak, bahkan bagi Liu Erbao dan An Si sekalipun.
An Si justru mendapat pemahaman lebih dalam. Total waktu penugasannya di ketinggian di atas 6000 meter Everest mencapai satu bulan. Dari ketidaknyamanan awal hingga bisa berjalan lancar di markas besar, dia akhirnya beradaptasi dengan suasana sana...
Liu Erbao dan timnya menyetir nonstop kembali ke ibukota. Mereka harus segera menyelesaikan video promosi ini. Liu Erbao sendiri tak sabar ingin menonton berulang kali adegan Lompatan Keyakinan.
Saat itu dia berada jauh, pengamatan melalui teleskop tidak jelas. Jauh kalah dibanding rekaman tajam kamera pengawas jarak dekat yang lebih menggugah.
Aktivitas tim Liu Erbao yang menunggu di markas besar Gunung Everest bukanlah rahasia, bahkan ekspedisi pendaki yang berhasil mencapai puncak dan kembali ke daratan juga memberitahukan hal ini ke media. Ada alasan kuat untuk meyakini bahwa Kesatria pasti akan melakukan tantangan lagi di lereng utara, namun jenis tantangan apa sebenarnya masih menjadi misteri.
Media hanya penasaran, bukankah Kesatria berada di sisi Nepal? Mengapa tim Liu Erbao justru mempersiapkan diri di lereng utara? Tapi wartawan biasa jelas tidak bisa mencapai puncak Everest, bahkan di lokasi dengan ketinggian 6000 meter pun mereka tidak sanggup bertahan, sehingga hanya bisa menanti di kaki gunung.
Sementara kelompok lain malah mengajukan permohonan resmi kepada atasan untuk pergi ke Nepal. Mereka yakin Kesatria pasti berada di barak militer sekitar ketinggian 6000 meter di Nepal.
Namun setelah menunggu lebih dari sepuluh hari, tim Liu Erbao tetap berdiam di markas besar tanpa bergerak, membuat para wartawan mulai mengira Liu Erbao hanya terinspirasi oleh teman Kesatria lalu iseng mendatangi Everest...
Saat hari ke-20, para wartawan pun kehilangan kesabaran. Sungguh, jika tetap tinggal, biaya perjalanan tidak akan diganti oleh kantor!
Namun tepat saat mereka baru saja bubar, Ren He dan Liu Erbao yang berada di dua lokasi berbeda bergerak bersamaan... Namun semua kejadian ini terjadi di ketinggian lebih dari 6000 meter, sehingga kabarnya butuh waktu lama untuk turun ke bawah. Para wartawan sama sekali tidak punya kesempatan bereaksi.
Ren He duduk manis di mobil Liu Erbao, memandang dengan tenang pemandangan Tibet yang melaju cepat ke belakang. Sejujurnya, kali ini dia tidak sempat menjelajahi Kathmandu dengan detail, sekarang juga tidak punya waktu untuk mengunjungi Lhasa. Sebenarnya dia sangat penasaran dengan hasil video ini, mengingat dulu pernah tergila-gila pada Assassin's Creed, hampir saja meniru gerakan "Leap of Faith" secara nyata.
Hasilnya, di kehidupan ini benar-benar ada kesempatan seperti itu. Memikirkannya saja sudah membuat gemetar.
Bergantian menyetir mobil melaju cepat kembali ke ibukota, Liu Erbao langsung menerobos masuk ke pabrik terbuang miliknya dan mulai membuat video promosi baru. Sementara Ren He kembali ke rumah Siheyuan-nya dan tidur selama tiga hari penuh, kecuali saat waktu makan hampir tidak pernah meninggalkan tempat tidur.
Seminggu kemudian, video promosi selesai dibuat!
Saat itu An Si juga sudah kembali ke dalam negeri. Pesawat terbang memang lebih cepat daripada mobil. Baru saja tiba, dia bersama anggota Klub Qinghe berencana berkunjung ke rumah Siheyuan untuk berkumpul dengan Ren He. Tapi Ren He menolak semua permintaan, "Kali ini bermain terlalu semangat, sekarang hanya ingin hening..."
Setelah tim Liu Erbao menyelesaikan video promosi, akhirnya Ren He melepaskan diri dari keadaan lelah dan membawa An Si bersama-sama menuju pabrik terbuang milik Liu Erbao.
Liu Erbao dengan misterius menarik mereka ke depan layar raksasa: "Ini pertama kalinya video buatanku sendiri sudah kutonton puluhan kali. Kalian rasakan sendiri!"
Dengan khidmat ia menekan tombol putar. Adegan pertama video promosi menampilkan Ren He yang berdiri di pinggiran gunung salju, diambil dari sudut bawah ke atas. Tanpa memberi kesempatan penonton bereaksi, Ren He di layar langsung melompat dari puncak gunung bersalju. Efek khusus menyorotkan cahaya keemasan dari atas kepalanya, membentuk lukisan aura suci nan megah. Namun yang paling mencolok dalam frame ini adalah sosok Ren He yang telah membentangkan kedua lengan dan mulai terjun bebas.
Mengapa "Leap of Faith" dalam kehidupan sebelumnya memiliki daya penularan begitu kuat? Selain keindahan yang "meledak", ada aura ketenangan yang memancar kuat - semua ini diwujudkan Ren He dengan sempurna!
Kali ini, video promosi langsung menyambar puncak ketegangan sejak detik pertama. Dari awal, darah penonton sudah tersulut tanpa ampun.
"Keren abis! Ini video promosi terbaik sepanjang masa," gumam Ren He terharu. Memang lebih bergejolak dibanding karya sebelumnya.
"Wkwk, tanpa dirimu mustahil kubuat karya sehebat ini!" Liu Erbao yang jarang merendah kali ini pun mengakui.
An Si melihat tingkahnya lalu tersenyum: "Pokoknya 5 juta yuan RMB dari TK kali ini tidak sia-sia, penderitaanku di Gunung Everest juga tidak sia-sia. Sudah, video ini akan kukirim ke markas besar. Jika tidak ada kecelakaan, akan dirilis saat puncak lalu lintas jaringan malam nanti."
"Tunggu sebentar, video promosi ini belum ada nama. Saudara Ren He mau memberi nama?" Liu Erbao berkata dengan riang.
Ren He tidak menolak. Setelah berpikir sejenak ia berkata: "Sebut saja Lompatan Keyakinan."
Meski tema utama video promosi ini masih downhill skiing, sebenarnya yang paling menonjol tetap adegan lompatan itu. Bagi Ren He pun demikian, lompatan itulah yang benar-benar ingin dilakukannya, sementara sisanya hanyalah untuk membuat suara-suara keraguan diam belaka.
Para eksekutif TK juga cukup cerdik. Untuk setiap video promosi mereka harus membayar biaya produksi 5 juta yuan kepada Liu Erbao cs, belum lagi fee endorsement besar untuk Ksatria. Meski penjualan produk merchandise seperti sepeda dan Kacu Merah saja sudah bisa menutup biaya bahkan meraup untung besar, mereka masih memikirkan cara lain untuk menciptakan sumber pendapatan...
Setiap video Ksatria yang dirikan selalu menjadi topik paling panas. Situs-situs video bahkan mulai berebut hak akses tayang eksklusif. Hanya dari penjualan hak eksklusif tahunan ini saja, TK berhasil meraup 3,17 juta dolar AS - sungguh angka yang mengerikan!
Sejatinya tak ada yang bodoh dalam bisnis. Tak ada usaha tanpa keuntungan. Hak tayang eksklusif video Ksatria bagi situs video berarti hak monopoli atas ratusan juta tingkat klik.
Dengan pengaruh yang semakin membesar, para pemasang iklan pun semakin rela merogoh kocek.
Setelah video "Lompatan Keyakinan" diluncurkan, gelar Juara Ski Downhill tak terbantahkan langsung berpindah tangan. Jika mereka ingin bicara soal kecepatan, mari bandingkan km/jam-nya! Kecepatan Kesatria dalam video bahkan melebihi pemegang rekor dunia saat ini lebih dari 10 koma. Semakin tinggi kecepatan, semakin sulit meningkatkannya. Ren He benar-benar merebut gelar Sang Juara dengan cara yang menggilas habis.
Tepat seperti prediksi Ren He, kemunculan video ini membuat ski downhill hanya menjadi pelengkap. Lompatan penuh keyakinan itulah yang benar-benar membuat darah semua orang mendidih!
Gerakan turun yang tenang dan perbedaan ketinggian ekstrem dalam "Lompatan Keyakinan" membuat semua orang terpana. Mereka tak pernah membayangkan bisa menyaksikan adrenalin seperti ini dalam aksi nyata.
Inilah sosok Kesatria!
Ada sebuah keyakinan yang bernama: Kesatria!
