Li Yuan menunggu kedatangan Su Ruqing di rumah Siheyuan dalam kesunyian. Perasaan tegang perlahan menjadi tenang, akhirnya berubah menjadi keteguhan.
Musim panas awal telah tiba. Dentang jangkrik bergema tak henti. Li Yuan memalingkan wajah dan melihat Paman Fang dan Bibi Wang di rumah mereka yang kepanasan sambil mengipasi kipas. Ia tertawa dan berseru: "Jangan enggan pakai AC untuk menghemat uangku, tidak ada artinya."
"Iya, kami paham," jawab Paman Fang dengan cepat. Namun mereka tetap melanjutkan mengipas. Li Yuan pun tak lagi mempedulikan. Pola pikir yang sudah mengakar pada sebagian orang memang sulit diubah.
Saat itu Su Ruqing masuk dengan tenang dari luar. Ia mengamati rumah Siheyuan ini dengan cermat, lalu perlahan mendekati Ren He yang duduk di samping meja batu dan ikut duduk.
Ren He tersenyum: "Apa yang ingin Tante bicarakan dengan saya?"
Su Ruqing berbicara tanpa basa-basi dengan nada tenang: "Bisa kulihat, kau punya bakat yang luar biasa, juga lebih matang dibanding remaja seusia 16 tahun. Tapi mungkin pemahamanku tentangmu masih terlalu sedikit, meski tampaknya lebih banyak dari orang biasa."
Lebih banyak dari orang biasa? Ren He tertegun. Dari mana asalnya pernyataan ini? Apakah ia sudah mengetahui identitasnya sebagai Kesatria, atau statusnya sebagai pendiri perusahaan game Qinghe?
"Bakat musikmu benar-benar layak disebut jenius. Sebenarnya, jika kamu dan Yang Xi beberapa tahun lebih tua, aku sama sekali tidak perlu ikut campur. Semuanya akan terjadi secara alami. Keluarga kami juga bukan tipe yang memandang harta, entah kamu tajir atau tidak, nyatanya sebagian besar orang takkan lebih kaya dari kami. Jadi kami tidak menggunakan itu sebagai standar kecocokan," Su Ruqing melanjutkan dengan tenang: "Yang kami perhatikan adalah usia kalian. 16 tahun, terlalu dini untuk membuat kesimpulan pasti tentang kehidupan."
Ren He akhirnya paham. Rupanya sang ibu masih belum cukup mengenalnya. Namun tampaknya Su Ruqing telah memblokir rencananya membuka pintu rumah sendiri, karena mereka sebenarnya sudah mengakui bakatnya dan lebih menekankan isu usia.
Tapi Su Ruqing benar-benar tidak tahu, Ren He kemungkinan termasuk dalam segelintir orang yang lebih kaya dari mereka - dan akan semakin kaya di masa depan.
"Mungkin aku masih belum bisa sepenuhnya mengerti pertimbangan Ibu. Bagiku usia bukan batas. Ibu bisa bicara lebih langsung," Ren He tersenyum.
"Seumur hidup terlalu panjang, kami tidak benar-benar mengerti seperti apa kepribadianmu sebenarnya. Yang Xi mungkin lebih memahami sedikit, tapi dia masih terlalu muda," Su Ruqing berbicara dengan nada datar: "Sejujurnya kamu cukup membuatku terkejut, bahkan sampai mengejar ke ibukota. Ingin kutanyakan, apakah kamu sekarang tidak bersekolah lagi atau bagaimana?"
"Aku diterima di SMA Negeri 4 Ibukota," Ren He menjelaskan.
"Oh," Su Ruqing tersadar: "Jujur saja, aku agak kagum padamu. Meski pertemuan kita singkat, tapi aku bisa melihat banyak kelebihan padamu. Manusia biasa pasti tidak bisa seperti kamu yang mengejar dari Luocheng untuk bersekolah bersama Xiao Xi. Sekadar status KTP ibukota saja sudah mustahil bagi kebanyakan orang. Terkadang aku berpikir, seandainya kamu dan Xiao Xi lebih tua beberapa tahun - bahkan 2 tahun saja - sudah termasuk kategori dewasa. Saat itu keputusan apapun yang dibuat Yang Xi, kami sebagai orangtua hanya perlu mengawasinya berjalan sendiri, baru membantu saat dia terjatuh. Tapi sekarang masih terlalu awal."
Su Ruqing diam sejenak lalu berdiri: "Bicara banyak tak ada gunanya. Sebenarnya inti permasalahan adalah, bisakah kau jamin bisa mencintai Yang Xi seumur hidup? Atau menurutmu seberapa kredibel janji semacam itu? Dunia ini penuh orang yang awalnya jatuh cinta mati-matian tapi akhirnya saling menghancurkan. Ini sama sekali tidak aneh. Yang Xi masih kecil, aku tidak ingin dia mengalami luka seperti itu. Sebelumnya sudah kukatakan, jika kau mencintai Yang Xi, buktikanlah dengan waktu. Tapi kau tidak setuju dengan cara ini, sementara aku harus tetap pada keputusanku. Kebetulan aku juga merasa debut dini Xiao Xi telah mempengaruhi kehidupan normalnya, lebih baik kita perlambat sedikit langkahnya."
Bagi Su Ruqing, di usianya yang sudah matang ini ia sudah biasa menghadapi perpisahan. Di Tiongkok saja tingkat perceraian bisa mencapai 14%, apalagi tingkat putus cinta?
Dia telah melihat orang yang pernah bersumpah setia di gunung dan laut akhirnya bertolak belakang. Dia menyaksikan pasangan yang pernah mengikuti hidup-mati akhirnya berjalan di jalan yang berbeda. Su Ruqing tahu di dunia ini juga ada orangtua yang berpikir selama anak laki-laki punya kemampuan dan moral terjamin, pacaran antara kedua pihak diperbolehkan tanpa perlu dibatasi.
Bahkan ada yang sudah meminang anak-anak mereka sejak usia 16 tahun.
Su Ruqing menganggap pemikiran seperti ini sangat kekanakan. Usia 16 tahun! Hanya berbicara tentang usia pernikahan resmi, pihak laki-laki masih butuh 8 tahun lagi untuk menikah. Apakah orangtua ini pernah memikirkan berapa banyak kejadian yang mungkin terjadi dalam 6 tahun itu - berapa malam dan siang yang harus dilalui?
Berapa kemampuan kontrol diri yang dimiliki para pemuda dan gadis? Bagaimana jika terjadi kehamilan? Lalu bagaimana jika mereka putus setelah hamil?
Dulu begitu banyak orang menyaksikan lambang negara dan petugas pernikahan bersumpah dengan sungguh-sungguh: "Di masa depan, baik dalam situasi mudah maupun sulit, baik dalam kekayaan maupun kemiskinan, baik dalam kesehatan maupun penyakit, baik di masa muda maupun tua, kita akan menghadapi badai bersama, melalui suka duka bersama, berbagi manis-pahit kehidupan, menjadi pasangan seumur hidup! Kami akan memegang teguh sumpah hari ini, kami pasti bisa mempertahankan janji hari ini!"
Tapi berapa banyak yang benar-benar melaksanakannya? Perasaan baik sekarang, apakah akan tetap sama di masa depan? Coba tanya anak muda di jalan, 80% pernah mengalami beberapa kali hubungan asmara. Bagaimana dengan hubungan sebelumnya? Berakhir begitu saja, sederhananya seperti itu.
Berapa banyak pasangan di dunia ini yang memulai hubungan sejak masa pelajar lalu akhirnya menikah? Pasti ada, sebab beberapa orang masih memuji contoh seperti ini. Tapi alasan perlu dipuji justru karena kejadian seperti ini SANGAT LANGKA.
Pada usia 16 tahun, perasaan dan kecerdasan emosional belum matang. Siapa yang bisa yakin anak mereka mampu bertahan dari pukulan akibat pengkhianatan? Orangtua gaya Tiongkok ingin melindungi anak-anak mereka dengan baik, namun perlindungan itu tak hanya melihat kondisi keluarga dan karakter moral pihak lain.
Maka Su Ruqing dan Yang En langsung mengirim Yang Xi ke institut musik terbaik di AS, agar ia bisa berkontemplasi di sana.
Ren He harus mengakui kebenaran perkataan Su Ruqing setelah mendengar ini. Meski sekarang ia berani menjamin cinta abadi untuk Yang Xi, seberapa kredibel janji semacam itu?
Tapi ini tak berarti ia akan panik lagi. Ren He menghapus senyumnya, ia berkata dengan tenang: "Waktu memang bisa membuktikan cinta dengan lebih baik, tapi bukan satu-satunya. Seperti kata Ibu, Anda belum benar-benar memahami saya."
Su Ruqing menoleh tajam ke Ren He. Dalam ingatannya, ini mungkin pertama kalinya Ren He berbicara secara frontal seperti ini. Namun di momen ini, tiba-tiba ia merasakan aura Ren He telah berubah.
Menjadi seperti apa? Ia pun tak bisa mendeskripsikannya dengan baik.
Namun sosok itu berdiri di sana bagai pedang tajam yang tiba-tiba terhunus, tak mungkin diabaikan!
Ren He tegak berdiri. Kini ia bukan lagi siswa SMA biasa. Dialah Kesatria dengan 10 juta pengikut dan nilai diri melambung, pendiri perusahaan game Qinghe yang menerjang pasar global, pencipta lagu paling produktif di industri musik Mandarin.
Ren He tersenyum: "Anda adalah ibu Yang Xi. Saya sangat menghormati Anda, tapi itu tak berarti saya harus menekan keinginan sendiri untuk menuruti keinginan Anda. Bagaimanapun, tak peduli jarak maupun waktu, takkan ada yang bisa memisahkan kami. Seumur hidup ini saya takkan kalah."
