Setelah hubungan Yang Xi dengan Kesatria terbongkar, peristiwa ini jelas jadi berita paling menggemparkan di dalam negeri. Bagaimana dengan luar negeri? Saat orang asing mendadak tahu, "Woy, pacarnya Kesatria ada di Pameran Komik Realis New York?" Ini bikin shock berat oi!
“Gue mau liat kayak apa wajah pacarnya Kesatria, lu ikut ga?”
“Ikut! Ikut!”
Ini adalah hal yang sama sekali tidak pernah terpikir oleh penyelenggara. Pameran lukisan minyak, bahkan di kota besar sekalipun, biasanya tidak akan dipadati pengunjung yang berdesakan. Bagaimanapun ini bukan festival musik, festival bir, atau karnaval yang bisa memberikan rangsangan adrenalin. Jadi target penonton pameran lukisan itu sendiri sebenarnya terlalu niche.
Tapi kini masalah muncul. Pagi ini saja sudah ada begitu banyak orang yang mengantre masuk dengan kacu merah di leher, membuat seluruh ruang pamer lukisan penuh sesak!
Panitia penyelenggara terpana: Ini brengsek, mereka jelas-jelas bukan datang untuk melihat lukisan!
Semua orang berkerumun di depan lukisan "Keras Kepala" untuk berfoto dan foto bersama, seolah-olah ini adalah tanah suci wisata.
Bos penyelenggara tidak mengikuti berita tentang Kesatria, jadi dia sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi. Sekelompok orang menahannya dan bertanya apakah Kesatria berteman dengan bos ini, sampai si bos tak tahu harus berkata apa!
Tentu saja, di antara penggemar Kesatria juga ada yang tajir, berbagai pertanyaan tentang harga: "Bisa lebih murah? Uangku kurang, kasih diskon 20% sekarang juga kubawa lukisan ini pergi!"
Sialan, di sini mana ada aturan diskon?! Panitia langsung pucat pasih. Setelah staf menjelaskan panjang lebar, barulah ia paham sepenuhnya: Oh, mereka semua penggemar seseorang bernama Kesatria. Gadis dalam lukisan ini adalah pacarnya, dan lukisan ini 90% pasti karya Kesatria...
Panitia buru-buru menelepon Richard tua menanyakan identitas penulis. Namun Richard tua malah mengira terjadi kejadian lagi, seperti peristiwa muntah waktu itu...
Pengalaman sebelumnya benar-benar meninggalkan bayangan hidup baginya. Ia selalu merasa lukisan Ren He pasti bisa menimbulkan situasi. Untuk tujuan perlindungan, Richard tua langsung menjawab: "Tidak tahu."
Waduh, kamu yang mengirimkan tapi bilang tidak tahu? Saat dikirim, sebagian kecil cat minyaknya belum sepenuhnya kering, jelas-jelas dilukis di hadapanmu kan?!
Penggemar Kesatria terus-menerus datang ke pameran lukisan realis untuk melihat karya《Keras Kepala》yang dilukis Kesatria. Sekarang mereka benar-benar angkat topi: anak ini main olahraga ekstrem saja sudah biasa, tapi kok mulai main lukisan minyak lagi? Itu pun karya pertamanya langsung dihargai setinggi itu!
Tepat ketika Sang Juara panjat tebing free solo masih khawatir Kesatria akan melintas ke bidangnya, tiba-tiba mereka sadar bahwa perjalanan lintas bidang Sang Kesatria telah melampaui cabang olahraga...
Baguslah, baguslah. Lebih baik main-main di bidang seni saja, jangan terus-terusan menantang olahraga ekstrem, ya kan? Atlet dari bidang lain seolah-olah menarik napas lega.
Tapi fakta akan membuktikan bahwa mereka terlalu cepat bergembira.
……
Ren He duduk terpaku di apartemen, ia benar-benar tak menyangka satu lukisan minyak bisa memicu begitu banyak masalah. Ini lucu banget sih, kok bisa-bisanya ketahuan?!
Sebenarnya ini bukan sepenuhnya salahnya. Karena publik memperhatikan Kesatria, ada permintaan akan informasi tentangnya. Makanya dulu tak terhitung orang yang mengikuti Majalah Pariwisata Tiongkok. Tapi Ren He sendiri tidak memantau ini semua! Sampai sekarang pun ia bahkan belum tahu foto itu ada!
Kapan foto itu diambil sih?! Ia menepuk ubun-ubunnya dengan keras. Andai tahu lebih awal tentang foto itu, pasti ia akan membedakan skema warnanya. Setidaknya tidak akan ada kemiripan yang langsung terlihat sekilas!
Tapi sekarang semua sudah terlambat. Bisa dipastikan, ibu mertua dan calon mertuanya sudah pasti tahu bahwa dirinya adalah Sang Kesatria.
Di sisi Ibu Ren dan Lao Ren tidak perlu dikhawatirkan. Jika mereka melihat berita, yang akan mereka lihat hanyalah seorang fanatik olahraga ekstrem bernama Kesatria yang berpacaran dengan Ratu Musik generasi baru dalam negeri, plus melukis karya seni bernilai 10 juta.
Tapi laporan-laporan ini tak pernah menyebutkan identitas asli Sang Kesatria, karena mereka pun tak tahu pasti.
Keberuntungan di tengah kesialan, mungkin inilah yang disebut situasi seperti itu.
Meski calon mertua pasti akan melacak identitas Ren He lewat status pacarnya Yang Xi, Lao Ren dan Ibu Ren hingga kini masih dibiarkan dalam kegelapan.
Bedanya: Jika calon mertua yang tahu, yang dihadapi adalah krisis percintaan. Jika Ibu Ren yang tahu, itu adalah krisis kebebasan.
Andai Ibu Ren tahu anak baik-baiknya Ren He diam-diam membuat masalah besar di bawah hidungnya: pacaran dini, mempertaruhkan nyawa, bolos sekolah ke luar negeri - pasti langsung dikurung di rumah sebulan tanpa perlu mikir keluar lagi.
Anak kandung satu-satunya, kalau sampai mati gimana?!
Sebenarnya cara pendidikan orangtua ala Tiongkok selalu dikritik, banyak orang menekankan: "Ah, orangtua di AS setelah anak berusia 18 tahun tidak mengurus anak lagi, benar-benar mandiri."
Tidak usah membahas baik buruknya metode pendidikan, Ren He juga merasa lebih baik anak mandiri lebih awal, metode pendidikan Amerika juga bagus, tapi tidak bisa bilang semua orangtua Tiongkok tidak baik, ini tidak benar.
Seburuk apapun mereka tetap orangtua, meski kamu sudah dewasa, mereka tetap memikirkan dengan tulus apakah harus membelikanmu rumah, membelikan mobil. Saat tua mereka khawatir jika mereka berpulang, bagaimana nasibmu. Mungkin mobil dan rumahmu adalah hasil penghematan ekstrim mereka, tapi mereka tetap bahagia.
Makanya ada ungkapan "kasih orangtua di seluruh jagat", bahkan setelah meninggal pun mereka masih khawatir bagaimana kamu hidup, masak bisa menyalahkan cinta seperti ini? Jangan menyalahkan, mandiri sendiri lebih baik dari segalanya.
Ren He pernah melihat orang dewasa yang menyalahkan orangtua: "Ketidakmandirianku sekarang, ketiadaan harganya ini semua ulah kalian!"
Meskipun ada sebagian penyebab dari orangtua, tapi apa hakmu untuk menyalahkan? Bukankah kamu belum membaca buku? Belajar? Tidak melihat bagaimana orang yang independen menjalani hidup? Tidak bisa mencontoh?!
Karena itu Ren He sama sekali tidak menyalahkan Lao Ren dan Ibu Ren, hanya tidak ingin membuat mereka terlalu khawatir, juga tidak ingin berkonflik dengan mereka karena mimpi yang tak mungkin terwujud.
Tapi masalah sekarang bukan Lao Ren dan Ibu Ren, melainkan Yang En dan Su Ruqing...
Malam itu juga Su Ruqing menelepon, mengatakan pesawat hasil transformasinya akan datang ke New York untuk berbicara dengan Ren He...
Masih ada apa yang perlu dibicarakan? tinggalkan olahraga ekstremmu di masa depan, tinggalkan putriku, intinya berunding bagaimana agar Yang Xi tidak menjadi janda...
Ren He duduk di tepi jendela apartemennya sambil menggeretakkan gigi agak geli di selangkangan. Bisakah ia melepaskan? Olahraga ekstrem dan Yang Xi, satu pun tak bisa dikorbankan. Di hadapan cinta dan mimpi, keserakahan sedikit tak masalah. Tapi bagaimana solusi masalah sekarang?
Ia selalu tidak ingin berhadapan langsung dengan Su Ruqing karena khawatir Yang Xi terlalu terjepit, bahkan malam ini pun tidak pergi ke apartemen Yang Xi sebelah, semata-mata ingin memberikan ruang berpikir bagi Yang Xi, dan tidak ingin mempengaruhinya.
Bagaimanapun juga, mimpi ini memang gila-gilaan dan benar-benar bisa membuatnya kehilangan nyawa kapan saja. Meski Ren He selalu beruntung, bukan berarti nasib baiknya akan terus berlanjut.
Ren He tidak bisa menyerah pada mimpinya. Jika ia melepaskan mimpi, sekalipun memiliki uang sebanyak apapun, dirinya takkan beda dengan 'Ren He' si pecundang dari kehidupan sebelumnya.
Ren He juga takkan melepaskan Yang Xi, karena inilah Cinta yang ingin dipegangnya dengan keteguhan seumur hidup.
Bagaimana ini? Ren He benar-benar pusing!
Saat itu bel pintu apartemennya berbunyi. Ren He ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya berjalan membuka pintu. Ia tahu pasti Yang Xi yang berada di luar, selain dia tak ada lagi yang tahu alamatnya di sini. Namun hatinya gelisah, khawatir Yang Xi akan membuat keputusan yang merusak hubungan mereka. Tapi dari dalam hati terdengar suara meyakinkan: Yang Xi pasti memiliki keteguhan yang sama dengannya.
Ren He menarik napas dalam-dalam lalu membuka pintu. Matanya terbelalak melihat Yang Xi berdiri di depan pintu dengan koper tarik, berpakaian siap tempur. "Ibuku datang besok lusa sore. Semua barang sudah kurapikan. Ke mana saja boleh, asalkan bersamamu. Ayo kita kabur!"
