Ini adalah pengalaman pertama Ren He kabur bersama dalam hidupnya, sekaligus juga pertama kali bagi Yang Xi. Keduanya sama-sama tidak punya pengalaman. Ren He menggendong tas besar berisi barang bawaan, sementara Yang Xi menarik koper kecil beroda. Akhirnya keduanya pun kebingungan. Setelah ragu sejenak, Yang Xi bertanya: "Bagaimana cara kabur bersama? Kita mau ke mana?"
Hah, Ren He menyadari dirinya punya pertanyaan yang sama dengan Yang Xi. Iya, bagaimana caranya kabur bersama?
"Tunggu sebentar, aku cek dulu..." kata Ren He sambil mengajak Yang Xi kembali ke kamar. Lagipula mereka tidak perlu buru-buru, Su Ruqing baru akan datang besok.
Ini mungkin juga kabur paling tidak matang dalam sejarah, sudah keluar tapi tidak tahu caranya malah kembali buka internet cari panduan. Tapi di internet mana ada panduan kabur! Dua orang ini cari lama-lama di forum luar negeri juga tidak ketemu, lalu balik bobol firewall cari juga tetap tidak ada.
Malah Ren He yang sedang membobol firewall menemukan sebuah berita: Dalam periode paparan hubungan asmara Kesatria dan Yang Xi ini, ada yang mulai bawa ritme menghitamkan Yang Xi - "Penyanyi sudah tidak terkenal begini buat apa dipromosiin? Masa depan bisa ciptakan lagu bagus lagi atau tidak juga belum jelas."
Ritme yang tiba-tiba dibawa ini membuat Ren He agak terkejut, ada seberkas rasa familiaritas...
Ritme dimana tiba-tiba muncul banyak ID asing menghujam ke satu arah seperti ini, seolah...
Ren He langsung buka aplikasi komunikasi dan menunjuk avatar Li Muxi. Sekarang nama aplikasi komunikasi Li Muxi sudah diubah menjadi Kacu Merah PR Jaringan...
Ren He mengetik: "Akhir-akhir ini siapa yang sedang menghitamkan Yang Xi?"
Sebenarnya sejak pertemuan terakhir Ren He dengan Li Muxi di warnet dan membawanya ke jalan pasukan air, Ren He selalu menjaga kontak dengan frekuensi tertentu. Bagaimanapun, pacarnya masih aktif di dunia hiburan yang membutuhkan pasukan cyber kapan saja.
Apalagi Kacu Merah sekarang sudah menjadi pasukan air terkemuka di dalam negeri. Li Muxi yang selalu punya rasa syukur itu bahkan pernah berjanji: "Jika suatu hari Ren He jatuh miskin, datanglah jadi wakil direktur di perusahaan Kacu Merah. Meski tidak kerja pun, aku akan tetap memberi gaji dan saham."
Ucapan ini membuat Ren He antara ingin tertawa dan menangis. Jika sampai seumur hidupnya harus bergantung pada Li Muxi, lebih baik ia tak usah hidup lagi.
Li Muxi yang sedang sibuk langsung meninggalkan pekerjaannya begitu melihat ikon Ren He menyala: "Saya yang sedang menghujat."
Wajah Ren He langsung memerah. "Sialan!" Ia melanjutkan pertanyaan, "Siapa yang bayar?"
"Haha, saudara masih peduli dengan hal ini? Ini adalah seorang bintang papan atas bernama Zhao Tianxiang. Sebenarnya bulan ini adalah waktunya dia merilis album dan merebut peringkat, tapi belum dua hari berada di chart langsung ketabrak insiden Yang Xi dan Knight. Sekarang dia terpaksa bertengger di peringkat ke-18. Bayangkan betapa kesalnya dia? Haha, makanya dia bayar saya untuk menghitamkan Yang Xi dengan menurunkan popularitas lagunya. Ini masih tahap pertama, baru sekadar mengatur ritme," kata Li Muxi dengan penuh kepuasan diri.
Oh... Ternyata ini masalah seorang selebritas top yang kesal dan ingin mempertahankan penjualan albumnya dengan cara seperti ini. Ren He tahu hal semacam ini sangat wajar di dunia hiburan. Di kehidupan sebelumnya, kalau dua bintang besar merilis album bersamaan, pasti saling lempar bom informasi sampai segenap angkasa.
Tapi kau boleh hitamkan siapa saja, kecuali Yang Xi! Nama Zhao Tianxiang saja kedengaran bukan seperti bintang papan atas. Nama panggungnya dibuat lebih kreatif dong?
Ren He bertanya: "Dia bayar berapa?"
"300 ribu!" jawab Li Muxi.
“Aku beri 600 ribu yuan, hentikan pekerjaanmu sekarang, serang Zhao Tianxiang ini,” kata Ren He.
Li Muxi tertegun, baru teringat: Ah, waktu pertama kali kontak dengan konsep pasukan air di warnet dulu, bukankah Ren He yang membantu Yang Xi menyerang komposer senior itu?
“Saudara, kamu penggemar Yang Xi ya?” Pola pikir Li Muxi masih di tingkat orang biasa. Baginya, lingkaran mereka mana mungkin berteman dengan selebritas? Pasti cuma penggemar. Tidak... Orang kaya seperti Ren He mungkin teman Yang Xi. Tapi tetap tak terpikir olehnya bahwa Ren He adalah Kesatria - bagi orang biasa, Kesatria bagaikan esensi spiritual yang tak terjangkau...
“Sepanjang apapun, terima atau tidak?” tanya Ren He dengan tenang.
"Jangan begitu, uangnya aku nggak mau, duit dia juga sudah aku kembalikan, langsung serang balik! Dan ke depannya pasti nggak nerima job jelek-in Yang Xi. Aku juga akan menyatakan ke luar: Siapa pun pasukan air yang berani menghina Yang Xi berarti musuh Kacu Merah! Sekarang banyak banget pasukan air yang asalnya dari Kacu Merah, omongan kita pasti didengerin. Siapa berani ngeyel, langsung kita gebuk!" Li Muxi menepuk dada memberikan jaminan.
"Kirim akun ke saya, uangnya tetap harus dibayar," nada bicara Ren He mulai melunak.
"Beneran nggak perlu. Kalau dikasih duit, aku jadi apa dong? Apa Li Muxi ini sosok kecil yang matanya berbinar melihat uang? Sama sekali nggak! Haha, liat aja deh, kita punya bom informasi hitam Zhao Tianxiang!" Li Muxi tertawa. Memang benar, dengan nggak terima uang, tindakannya jadi terlihat jago kawan. Kalau sampai tersebar juga ceritanya enak didengar. Meskipun job kaya gini nggak pakai kontrak, tapi tetep ngincar reputasi. Kalau sampai tersiar kabar Kacu Merah ingkar janji, gimana jadinya? Mending nggak terima duit, terus sebarkan kisah 'kesetiaan' Kacu Merah, biar dibilang keren!
Zhao Tianxiang tiba-tiba menerima pemberitahuan transfer masuk di ponselnya, ia menerima 300 ribu yuan! Ada apa ini, kenapa tiba-tiba masuk 300 ribu yuan sekarang?
Kemudian ia menerima telepon dari Li Muxi. Li Muxi berkata, "Kak Zhao, bisnis Anda ini tidak bisa kami tangani lagi, uangnya akan kami kembalikan utuh. Silakan periksa."
Zhao Tianxiang yang tadinya senang melihat konten hitam Yang Xi di internet dan terkesan dengan efisiensi Kacu Merah, tiba-tiba dapat pengembalian uang dari Li Muxi. Dengan keraguan ia bertanya, "Mengapa? Bukankah tadi masih baik-baik saja?"
"Ada pemegang saham besar kami yang menyukai Yang Xi," kata Li Muxi sebelum menutup telepon. Meskipun Ren He tidak pernah mengambil sepeser pun darinya, Li Muxi selalu menganggap Ren He sebagai sosok setingkat pemegang saham. Kemampuannya mengumpulkan pasukan air pertama dulu sepenuhnya berkat uang pertama yang dihancurkan Ren He di warnet itu, membuat grupnya merasakan hadiah manis. Kalau tidak, bagaimana mungkin dia bisa mengumpulkan begitu banyak orang? Berapa banyak uang yang harus dihancurkan?
Kini Kacu Merah juga sudah berhasil membentuk tim, satu dua kali uji coba membawa ritme tidak perlu mengeluarkan uang, hanya dianggap sebagai aktivitas tim atas nama meningkatkan pengaruh.
Zhao Tianxiang meletakkan telepon sambil melihat forum yang tiba-tiba berubah arah mulai menghitamkannya, wajahnya langsung menghijau, "Pemegang saham menyukai Yang Xi ini alasan apa?! Apa tidak bisa lebih masuk akal?"
Sudah dikatakan kalau dashboard penulis Yang Xi kuat jangan disentuh, Zhao Tianxiang berpikir ini urusan dalam lingkaran, lagipula tidak terlihat Yang Xi punya koneksi apa, tapi kenapa bahkan di pasukan air pun ada orang Yang Xi? Masih ada hukum tidak?!
Ren He senang melihat konten daring yang mulai sepihak menghitamkan Zhao Tianxiang. Yang Xi di sampingnya membalikkan mata: "Ternyata Kacu Merah juga ada hubungannya denganmu, tapi bukannya kamu datang mencari panduan kabur, kok malah melenceng."
"Ahem," Ren He tersipu malu: "Aku tidak tahan melihat orang menghinamu! Lagipula, tidak perlu lihat panduan lagi, aku yang cerdik ini sudah memiliki rencana matang!"
Yang Xi tertegun, bagaimana bisa tiba-tiba sudah punya rencana matang?
Ren He tersenyum, masalahnya hanya karena Yang Xi terlalu lama tidak merilis album lalu dibilang akan jadi tidak terkenal, juga omongan 'bakatnya habis'. Konsep 'habis bakat' sama sekali tidak ada dalam kamusnya!
Ia bertanya sambil tersenyum pada Yang Xi: "Mau tidak merilis album lagu Inggris?!"
……
