Semua orang bisa melihat jelas: Di tebing terjal itu, tak ada lapisan perlindungan di sekitar tubuh Ren He. Tak terlihat seutas tali pun, tak ada peralatan bantu, apalagi ini dilakukan di malam hari.
Ini konsep apa?! Tak pernah terpikir oleh siapapun untuk menantang Tebing Fajar tanpa perlindungan!
Berada di tebing setinggi ratusan meter, jatuh dari sini pasti mati tak terhindarkan. Bahkan Sang Juara panjat tebing free solo sekalipun tak bisa membayangkan bagaimana rasanya mendaki Dinding Fajar tanpa perlindungan! Sungguh mengerikan!
Saat semua penggemar Knight di lokasi menyaksikannya memanjat dengan kecepatan luar biasa, mereka terguncang: "Dia memanjat SEcepat ini?! Pantas gerakannya begitu cepat..."
Akhirnya semua paham. Alasan Knight bisa menyelesaikan Half Dome di pagi hari lalu langsung merangkak ke bagian tengah Dinding Fajar di sore hari adalah karena gaya panjatnya yang tanpa perlindungan sama sekali. Terlalu cepat...
Artinya, teori berbeda yang menyebutkan butuh 3,5 hari untuk menaklukkan Half Dome mungkin salah. Dengan kecepatan seperti ini, dia bahkan tidak perlu 3 hari setengah untuk mencapai puncak!
"Tinggal satu pertanyaan, dari mana Kesatria mendapatkan tenaga?! Sekadar memanjat satu tebing berlumut saja diperkirakan bisa membuat seseorang kelelahan total, tapi Kesatria justru berhasil menaklukkan dua tebing sekaligus?"
"Tepat pada momen ini, semua orang menyaksikan Kesatria tiba-tiba menstabilkan tubuhnya di celah sempit tebing berlumut, lalu mulai mengeluarkan sesuatu dari kantong di sebelah magnesium powder di pinggangnya untuk dimakan!"
"Ya ampun, siapa yang punya teleskop? Lihat apa yang dia lakukan!"
"Dia sedang makan cokelat..."
"Astaga, langsung makan cokelat di tebing berlumut untuk mengisi tenaga? Ini benar-benar luar biasa kasar!"
"Biasanya, para pelaku panjat tebing tanpa peralatan akan memasang tenda di tebing terlebih dahulu, lalu perlahan-lahan makan untuk memulihkan tenaga. Namun Ren He berbeda - sama sekali tanpa lapisan perlindungan, dia langsung makan di tempat yang sedikit saja bisa dijadikan pijakan."
"Kesan yang tercipta seolah... di medan perang yang dipenuhi ledakan, seseorang berjalan santai di parit sambil membawa mangkuk mie instan."
Terlalu tidak selaras, benar-benar menyakitkan mata! Tapi ada juga yang teringat sesuatu: "Kalian ingat tidak, sebelumnya tim pendaki gunung saat diwawancara juga bilang, saat mereka melewati ketinggian 8500 meter, Kesatria sedang asyik makan cokelat tepat di atas kepala mereka..."
Orang-orang di sekitarnya terpana, jadi si anak ini makan cokelat karena sudah kebiasaan? Ya sudahlah, yang penting dia senang...
Fans Kesatria di bawah tebing langsung ribut-ribut meneriakkan nama sang Kesatria dengan girang. Mereka terlalu bersemangat, staf TK sama sekali tidak bisa menghentikan. Bagaimana tidak bersemangat? Setelah lebih dari setahun memuja Kesatria, hari ini akhirnya menyaksikan langsung tantangan ekstremnya! Benar-benar domain baru, benar-benar tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya!
Saat ini An Si harus turun tangan: "Karena kalian semua sudah datang, harap tetap tenang sampai Kesatria mencapai puncak. Jangan sampai mengganggu konsentrasinya, akibatnya bisa fatal!"
Semua bukanlah orang yang tidak tahu aturan. Begitu mendapat petunjuk dari An Si, kerumunan langsung hening. Benar, tidak boleh mempengaruhi tantangan Kesatria!
Yang Xi memandangi kerumunan ini. Setiap wajah memancarkan ekspresi antusias bak penganut kefanatikan, dengan Kesatria sebagai keyakinan mereka.
Beberapa mengenali Yang Xi, namun hanya berbisik: "Aku sangat menyukai lagu barumu," atau gadis-gadis berkata: "Iri bisa menjadi pacar Kesatria..."
Sebagai Ratu Musik tingkat atas di tanah air dan penyanyi paling populer di Amerika Utara, biasanya Yang Xi selalu jadi fokus perhatian semua orang. Tapi di lapangan saat ini, sorotan hanya tertuju pada Kesatria.
Mereka tak akan meminta tanda tangan pada Yang Xi. Rasa iri pun hanya karena statusnya sebagai pacar Kesatria.
Perasaan ini sungguh luar biasa, namun Yang Xi sama sekali tidak menolak perasaan ini.
Dulu, Ren He selalu proaktif menyerahkan panggung kepadanya, bahkan menggeser kursinya sedikit ke belakang hanya untuk menonjolkan status Yang Xi.
Sekarang berbeda. Yang Xi tersenyum memandang siluet Ren He yang sedang mendaki. Dia sangat khawatir akan keselamatannya, namun yakin betul Ren He pasti takkan celaka. Saat ini, inilah panggung terbesarnya. Dialah protagonis segala pandangan malam ini. Yang Xi merasa ikut merasa bangga.
Dia menyukai panggilan "pacar Kesatria".
Ren He mendaki dengan fokus sepenuhnya. Tak ada sedikitpun pikiran kacau di kepalanya, hanya pertanyaan: Bagaimana mencapai puncak dengan selamat!
Mendaki puncak adalah target terbesarnya!
Ada yang sangat mencintai 'ketenangan' hidupnya.
Tapi apa itu ketenangan?
Keluar rumah berjalan dua kilometer lalu berdesakan di kereta bawah tanah, disebut tenang?
Istri sakit harus menunggu berbagi mobil Didi, bisakah disebut tenang?
Berganti-ganti pemilik kos terus-menerus, harus tunduk pada ekspresi wajah pemilik kos, menangis histeris saat rumah dijual, merengek-rengek pada kakek dan nenek saat ada renovasi, bisa disebut hidup tenang?
Tak tega beli popok bayi, enggan membeli susu formula, belum punya sekolah favorit, bahkan KTP pun bermasalah, bisa disebut hidup tenang?
Setiap kali melihat pembahasan distribusi sumber daya di internet langsung berteriak "Dou" seolah status proletar adalah kebanggaan, tak bisa menahan amarah saat melihat orang lain sejahtera, bisa disebut hidup tenang?
Terus menjalani hidup yang mati rasa dengan beban berat tak tertanggungkan, kilau spiritual di mata berangsur menghilang, tubuh semakin gemuk, akhirnya yang tersisa dalam hidup hanyalah kata "sia-sia".
Ren He menyebut ini sebagai kehidupan yang menyedihkan.
Perahu kecil kehidupan bisa terbalik kapan saja. Di dunia ini, untuk hidup gemilang harus dikerahkan segenap tenaga.
Ya, dikerahkan segenap tenaga!
Hidup Ren He sama sekali tidak tenang, tapi ia selalu memberi yang terbaik dalam segala hal!
Tebing raksasa ini kini menjadi miniatur panggung kehidupan Ren He. Setelah 7 jam, di ketinggian 1000 meter, tak ada lagi jalur mundur - di belakangnya jurang seribu chi menganga, hanya jalan hidup di depan!
Dengan satu tekad ia memanjat lagi. Para penggemar di bawah semakin berkumpul seiring waktu. Mereka menyaksikan Ren He terus mendaki tanpa gentar: Keberanian macam apa yang membuat seseorang menempatkan diri di ambang akhir hidup?
Ren He semakin dekat ke puncak tebing. Begitu dekatnya hingga para penggemar diam-diam mulai menghitung mundur dalam hati. Hari ini mereka akan menyaksikan kelahiran keajaiban: Mendaki Tembok Fajar selama 7 jam tanpa alat atau pengaman, sementara rekor tercepat sebelumnya 19 hari!
Saat hitungan mundur dalam hati semua orang berakhir, Ren He telah membalikkan keadaan dan berdiri di puncak Tembok Fajar!
Baru saat ini ia sempat memandang ke bawah tebing curam, di mana ribuan penggemar Kesatria begitu padat berkumpul... Ini adalah Taman Nasional Yosemite yang terpencil, namun karena keyakinan yang sama, mereka semua berkumpul di sini.
Ren He tersentuh hatinya. Dalam kehidupan sebelumnya selama lebih dari dua puluh tahun, sepertinya tak ada yang menganggapnya penting, tak ada yang peduli apa yang dilakukannya hari ini. Perlahan-lahan, ia sendiri mulai merasa dirinya berlebihan. Hidup atau matinya tak ada artinya selain rasa sakit yang dirasakannya sendiri. Setiap hari ia menghabiskan banyak waktu dengan tatapan kosong, karena tak tahu harus berbuat apa.
Tapi kini segalanya sama sekali berbeda. Tak terhitung orang di bawah tebing bersorak gembira menyebut nama Kesatria. Lampu sorot raksasa menyinari tubuhnya, di langit malam ini hanya dialah bintang yang paling berkilau.
Para penggemar di bawah tiba-tiba melihat lengan kanan Sang Kesatria terangkat menunjuk ke langit, lalu kepalan tangan kokohnya mengulurkan sebuah ibu jari!
Seperti aksi celebrasi ikonik pesepakbola jenius setelah mencetak gol, gerakan ini begitu menyilaukan pada momen ini, seolah keyakinan kemenangan mutlak Kesatria tak pernah pudar!
"Sang Juara tak tertandingi di dunia panjat tebing tanpa peralatan!"
"Bersoraklah, karena legenda sedang dalam masa keemasannya!"
……
