Semua orang paham, saat Ren He memanjat Dinding Fajar tanpa alat, itu berarti ia secara resmi memperbarui rekor panjat tebing dunia, dan gelar Sang Juara panjat tebing instan seketika beralih pemilik.
Tak seperti pendakian Gunung Everest sebelumnya yang diragukan banyak orang karena kemiringannya, kini berbeda. Dinding Fajar sendiri adalah salah satu tanah suci panjat tebing dunia, apalagi Ren He mencapainya secara revolusioner tanpa perlindungan. Prestasi ini tak terbantahkan, bahkan mungkin tak ada yang bisa menyainginya selama puluhan tahun ke depan.
Terutama waktu yang digunakan Ren He untuk mendaki Tebing Fajar - 7 jam 21 menit. Semua rekor sebelumnya memakan waktu di atas 19 hari. Saat membandingkan kedua pencapaian ini, orang awam mungkin mengira mereka sedang mendaki gunung yang berbeda.
Tapi Ren He benar-benar melakukannya, itupun di hadapan ribuan pasang mata.
Saat Ren He mengulurkan lengan kanannya dengan ibu jari tegak di bawah sorotan lampu, fans Para Kesatria berteriak histeris dan bersorak gembira. Mereka sangat antusias menyaksikan idola mereka menyelesaikan tantangan dengan begitu epik.
Menjadi penggemar Kesatria memang membahagiakan. Meski sebelumnya terjadi pertikaian antar fans, penggemar Kesatria mustahil kalah dalam perang hujatan. Pasalnya setiap kali Kesatria selalu menghadirkan prestasi tak terbantahkan yang membalikkan suatu bidang. Lawan bahkan tak bisa menemukan celah untuk memulai debat - tak ada materi yang bisa diragukan!
"Tak ada yang tidak suka sorotan ribuan pasang mata, Ren He pun menyukainya. Ia tidak menjadi penyanyi atau selebritas semata-mata agar punya ruang privasi lebih, tapi ini tak berarti ia tak ingin diperhatikan."
"Kini, tanpa kekhawatiran kehidupan normalnya diganggu, ia pun bisa menikmati sorak gembira yang dipersembahkan kerumunan untuknya. Jarang sekali hati Ren He merasa sebahagia ini."
"Masalahnya sekarang, ia tak bisa menggunakan tali untuk turun. Jika turun sekarang pasti akan dikepung. Siapa pun yang memotretnya akan langsung membongkar identitasnya."
"Orang-orang di bawah tiba-tiba menyadari Kesatria diam tak bergerak di atas..."
"Kok Kesatria belum turun juga?"
"Haha, kami bawa bir! Malam ini pasti kami berpesta pora bersamanya di sini!"
"Tinggal nunggu Kesatria turun!"
"Tiba-tiba seseorang ragu-ragu bertanya: 'Eh... Kalian pikir, jangan-jangan Kesatria tidak akan turun?!'"
"Semua terpaku. Tidak turun? Lalu mau ke mana lagi?"
Di saat itu, di ufuk langit yang jauh tiba-tiba terdengar suara gemuruh dahsyat...
"Suara apa itu?!" seseorang penasaran.
"Ini... helikopter!"
"Waduh! Helikopter! Kesatria akan pergi pakai helikopter!"
"Tunggu, Yang Xi mana?" beberapa orang mulai mencari-cari. Dalam pikiran mereka, "Kesatria pergapapa, kami bisa ikut Yang Xi dong!"
Namun tiba-tiba mereka menyadari Yang Xi telah lenyap. Mobil TK sudah berkurang satu unit - rupanya Yang Xi sudah pergi sebelumnya!
Ren He menghela nafas lega mendengar deru baling-baling helikopter. Setelah pendakian Half Dome, kru di puncak tak lagi mengikuti regu, malah sibuk mengatur helikopter. Biayanya tak dibebankan ke TK, sebab ini urusan menyembunyikan identitasnya sendiri yang tak ada hubungannya dengan TK.
Namun TK tetap membantu Ren He. Para staf di belakang menghubungi helikopter secara darurat, sementara An Si membawa pergi Yang Xi lebih awal saat semua perhatian tertuju pada Kesatria...
Maka ketika semua orang menanti-nanti Kesatria, helikopter pun datang...
Bagi orang-orang di bawah, tidak ada hal yang lebih menggelikan selangkangan daripada ini. Sekarang pun jika mereka ingin memanjat Dinding Fajar, sudah terlambat.
Andai saja tahu sebelumnya bahwa Kesatria akan main kotor seperti ini, pasti mereka sudah naik dari arah lain! Saat tiba masih ada tiga jam, rute lain tidak serumit ini. Pasti sempat naik. Tapi sekarang... benar-benar di luar perkiraan!
Helikopter putih semakin mendekat. Semua hanya bisa menyaksikan tali pengikat diturunkan dari helikopter untuk membawa pergi Kesatria, tanpa bisa berbuat apa-apa.
Aura misterius Kesatria tetap terjaga. Ia seolah tak ingin benar-benar terkenal, bahkan menolak sponsor dari perusahaan multinasional besar. Harus diakui, para penggemar yang berdiri di kaki tebing saat ini tidak merasa putus asa. Mencari Kesatria kini bagai permainan - sang Kesatria berusaha menghindar, tapi mereka justru mau mencari...
Tapi jujur saja, permainan ini brengsek sulitnya...
Ren He duduk di helikopter memandang Taman Nasional Yosemite yang menjauh ke arah berlawanan. Tantangan kali ini merupakan krisis hidup-mati yang tak main-main baginya. Ia sadar betul: satu kesalahan kecil di tebing itu akan berakibat fatal. Namun saat mencapai ketinggian 900 meter, dunia menyederhanakan diri menjadi hanya dirinya sendiri.
……
Subuh itu, ribuan penggemar memposting hasil perburuan daring mereka. Inilah kebanggaan terbesar mereka: mereka menyaksikan langsung sang Kesatria meraih posisi pertama dalam dunia panjat tebing tanpa peralatan!
Saat semua orang masih terpaku pada kesan bahwa butuh beberapa hari untuk menaklukkan sebuah tebing, Kesatria membuktikan dengan nyawanya apa arti sejati menaklukkan alam.
5 jam dibandingkan lima hari bukanlah konsep yang sama, 7 jam dan 19 hari berbeda jauh lebih signifikan.
Pada pertempuran pertama Ren He sama sekali tidak memakan cokelat, sehingga ritme kecepatan tetap melambat. Meski koefisien fisiknya 6.47 (sekitar 2.5 kali manusia biasa yang berkoefisien 3), Honold sebagai penghuni posisi pertama panjat tebing free solo di kehidupan sebelumnya jelas bukan manusia biasa. Penilaian Ren He: dalam hal kelompok otot yang digunakan untuk panjat tebing, koefisien Honold sekitar 5.7.
Tapi secara stamina akhir, tebing 660 meter bahkan membuat Ren He kelelahan total, sehingga durasi tidak akan jauh berbeda.
Tapi Dinding Fajar berbeda, Ren He naik sambil makan cokelat, bergerak cepat sepanjang perjalanan. Jadi dibanding kecepatan rata-rata Half Dome, ini jauh lebih cepat.
Justru tantangan di Dinding Fajar inilah yang membuat penggemar terguncang. Dalam kesan mereka, Sang Kesatria selamanya memanjat tanpa lelah, sesekali menyantap cokelat...
Apa cokelat seampuh itu? Tapi saat kita berolahraga sambil makan cokelat tak ada efek khusus... Satu-satunya perasaan cuma, hmm, lumayan enak... Kalau kebanyakan malah begah...
Sang Juara panjat tebing tanpa peralatan sepenuhnya tak bisa mengevaluasi dua tantangan Sang Kesatria ini. Ia ingin bilang mustahil, tapi di hatinya paham: jika stamina bisa mengimbangi, kecepatan seaneh ini walau masih terlihat menyimpang, tapi dikompresi dalam satu hari bukanlah kemustahilan mutlak.
Apalagi dengan ribuan saksi mata penggemar, mustahil ada rekayasa.
Sebelumnya ia bahkan sudah berbicara terbuka begitu banyak, maksudnya adalah bahkan jika Kesatria menantang sekali lagi, itu hanya mengikuti jalan yang pernah ia lewati. Tapi sekarang konsepnya sama sekali berbeda! Ia merangkak naik, sementara "rumah tangga brengsek" itu melaju ke atas, tahu?!
Ada yang membujuknya untuk mengulang tantangan kedua tebing terjal ini dengan mengikuti metode Kesatria. Wajahnya langsung menghitam, "Ini menyuruhku pergi mati?!"
Ia tidak mungkin merebut kembali gelar Sang Juara. Ia juga sangat paham, diperkirakan seumur hidup mustahil...
Murni dari segi keberanian, ia sama sekali tidak bisa menyamai Kesatria yang begitu tidak peduli nyawa.
Kejadian sudah mengakhiri segalanya. Kini Kesatria adalah Sang Juara di bidang panjat tebing tanpa peralatan.
