Pada hari kedua setelah Pertempuran Kesatria melawan pencuri, An Si langsung membawa perusahaan pengawalan ke Columbia University. Karena rapat internal TK, hanya tim Liu Erbao yang kembali ke kampung halaman, sementara An Si masih berada di AS.
Urusan pengawalan ini Ren He sendiri tidak turun tangan. Dana sudah ditransfer ke An Si. Begitu lukisan minyak tiba di tanah air, Liu Erbao yang akan bertanggung jawab menerimanya dan akhirnya menyelinapkan kembali ke Liu Hai Hutong. Ren He sendiri tidak perlu terlalu pusing.
Hidup Ren He seolah kembali ke lintasan semula. Teman-teman sekelasnya tiba-tiba menyadari bahwa Ren He benar-benar tidak menjadi murid langsung Lao Richard...
Biasanya murid langsung yang sudah terpilih tidak akan lagi mengikuti kelas besar, cukup melapor setiap hari ke Lao Richard. Tapi hasilnya Ren He tetap santai-santai saja mengikuti kelas besar bersama mereka...
Mereka mana tahu bahwa Lao Richard sama sekali bingung harus mengajarkan apa, akhirnya memilih untuk membiarkannya berkembang alami.
Pada saat ini, sudah dua minggu sejak Yang Xi kembali ke Juilliard School, dirinya sendiri pun sudah waktunya untuk kembali!
Tepat ketika teman-teman sekelas masih bersikap skeptis terhadap Ren He, bahkan fakultas lain sudah mengetahui bahwa akademi seni kembali memiliki siswa pertukaran yang mungkin akan diambil sebagai murid langsung oleh Lao Richard. Namun belum sampai dua hari, siswa ini benar-benar menguap dari dunia fana!
Beberapa orang penasaran berjalan-jalan di sekitar studio lukis Lao Richard, ingin mengetahui apakah Ren He ada di sana, namun hasilnya juga tidak menemukan apapun.
Siswa pertukaran ini sepertinya tidak perlu menghadiri kelas, begitu saja menghilang, dan para guru juga tidak punya keinginan untuk mengurusnya.
Kini siswa pertukaran ini mulai terasa misterius di mata teman-teman sekelas.
……
Saat Ren He mengajukan cuti dan meninggalkan Juilliard School dulu, ia tidak memberitahu siswa lain, hanya mengabari Joseph lalu pergi.
Karena itu, mahasiswa departemen piano dan siswa audiensi lainnya tiba-tiba menyadari kelas yang seharusnya diajar Ren He diganti orang lain, dan saat itu juga mereka tidak suka.
Saat itu total lebih dari 700 orang di Juilliard School, lebih dari 500 di antaranya pernah mengikuti audiensi kelas profesor muda. Setiap kali hadir, mereka selalu mendapat manfaat besar.
Asalkan tidak bentrok dengan jadwal kuliah sendiri, mereka pasti akan menghadiri kelas profesor muda.
Lama-kelamaan, mahasiswa dari jurusan lain mulai memohon kepada dosen mereka untuk menyesuaikan jadwal kuliah agar tidak bertabrakan. Para dosen lain hanya bisa tersenyum kecut namun tak bisa protes - diam-diam mereka juga mengagumi bakat luar biasa sang profesor muda...
Para dosen inilah yang pertama kali bertemu Ren He. Kala itu Ren He tiba di Juilliard School dengan penuh debu perjalanan. Menghadapi keraguan, ia tetap tenang memainkan 4 lagu dengan mahir - tak hanya ahli komposisi, tapi juga menguasai piano dan biola. Ia bahkan mengemukakan dua teori yang hingga kini semakin luas beredar di lingkaran musik. "Profesor Muda Seperti Puisi", julukan simbolis ini telah diakui secara umum!
Seorang mahasiswa pernah berkata: "Bahkan jika profesor muda membacakan puisi di hadapanku, aku tak akan merasa itu pamer."
Sebenarnya ini juga perasaan para guru... Setiap melihat Ren He, mereka selalu merasa seperti menyaksikan kembali seorang maestro sejati dari abad pertengahan.
Karena reputasi Ren He yang begitu besar, banyak siswa yang beramai-ramai menemui Joseph setelah ia cuti, menanyakan apakah akademi memecat sang profesor muda karena tekanan opini publik!
Awalnya Joseph malas meladeni, hanya berkata "tidak ada masalah" untuk mengusir mereka. Tapi setelah sebulan Ren He tak kunjung kembali, semua mengira profesor muda itu tidak akan kembali!
Saat itu seratus lebih siswa mengepung Joseph, memohon agar profesor muda itu diajak kembali mengajar...
Joseph juga bingung! Profesor kalian mematikan ponselnya! Aku pun tak bisa menghubunginya! Sementara dua profesor dari departemen piano dan komposisi ingin mengundurkan diri karena terlalu tertekan, tapi Ren He sama sekali tak terlihat - apa lagi yang bisa kulakukan? Aku juga putus asa!
Dia hanya bisa menjelaskan pada semua orang: "Profesor Muda hanya mengambil cuti, dia pasti akan kembali, saya jamin!"
Seorang ketua akademi musik yang sampai diteror oleh para siswa seperti ini benar-benar tak ada tandingannya, untung Joseph berwatak sabar.
Para siswa kembali bersikeras: "Kami tidak percaya, tunjukkan surat cuti profesor muda pada kami!"
Joseph langsung terpaku, tak pernah terbayang siswa akan mengajukan permintaan seperti ini, "Kalian benar-benar... cukup cerdas..."
Cerdas apa telur anjing! Ren He hanya memberi tahu cuti secara lisan! Menjadi ketua kok serumit ini, mulai sekarang siapa pun yang cuti wajib menyerahkan surat izin!
Sejujurnya Joseph sendiri tak menyangka profesor muda seperti puisi ini sudah memiliki wibawa setinggi itu di akademi musik.
Pagi itu Ren He dengan santai turun tangga memasuki Juilliard School. Awalnya para siswa tak langsung menyadari kehadirannya, perlahan satu per satu mulai berseru gembira: "Profesor Muda, Anda sudah kembali!"
“Anda akhirnya kembali, kapan kelas dimulai!”
“Haha, Ketua Joseph benar-benar tidak menipu kami!”
Ren He berjalan sepanjang jalan, hampir setiap mahasiswa yang melihatnya akan menyapa proaktif. Bagi mereka, melihat profesor muda kembali ke Juilliard School adalah kejadian yang benar-benar membahagiakan.
Terutama mahasiswa departemen komposisi dan piano. Selama masa jabatan Ren He, ia sesekali juga mempertimbangkan audiensi dengan mengajarkan ilmu dari bidang lain, tidak terbatas pada materi piano. Kedua departemen tersebut menjadi grup yang paling banyak mendapatkan manfaat.
Untuk apa kuliah? Susah payah masuk Juilliard School bukankah ingin berguru dari guru ahli?
Sebenarnya Ren He dan Joseph luput melihat satu hal. Awalnya mereka mengira usia Ren He akan menjadi masalah besar, membuat mahasiswa sulit berempati dan tidak serius mendengarkan kuliahnya.
Namun kenyataannya justru berkembang ke arah berlawanan. Setelah Ren He menunjukkan level musiknya yang dahsyat, justru usia mudanya yang membuat siswa-siswa menganggapnya sebagai jenius musik sejati!
Bahkan ada yang membuta tuli memuja setiap ucapan profesor muda, karena mereka yakin pengetahuan inilah yang mengantarkannya menjadi seorang master musik klasik di usia begitu muda.
Profesor senior memang terhormat, tapi banyak yang merasa keunggulan mereka hanya karena faktor usia, latihan lebih lama, dan pengalaman lebih banyak. Sebaliknya, usia muda profesor muda justru menciptakan ekstrem rasa kagum.
Ren He berjalan menuju ruang musik departemen piano. Di belakangnya, banyak siswa yang mengikuti sambil penasaran: Apa yang akan diajarkan di kelas perdana ini? Akankah ada lagu baru atau teori revolusioner?
Beberapa juga ingin melihat ekspresi profesor muda saat mengetahui ada diva kelas dunia di departemennya. Pokoknya banyak yang ditunggu...
Saat Ren He memasuki ruang musik departemen piano, profesor pengganti sudah berada di sana. Profesor pengganti menyerahkan notasi lagu dan materi lainnya kepada Ren He yang kemudian berbisik, "Terima kasih."
Profesor tersebut tersenyum getir, "Tidak perlu berterima kasih. Jika Anda tidak segera kembali, mereka akan menciptakan kekacauan."
Setelah berkata demikian, profesor itu pergi. Para murid yang melihat profesor mengembalikan materi pengajaran dan notasi lagu kepada Ren He langsung bersemangat. Ren He menggerakkan tangannya untuk menenangkan mereka, "Apakah pantas kalian mengusir profesor yang telah mengajar selama sebulan dengan suka cita seperti ini?" ujarnya serius, khawatir melukai perasaan sang profesor.
Para siswa saling pandang. Tiba-tiba Yang Xi dengan tulus memimpin dengan membungkuk hormat ke arah profesor yang tersenyum getir di pintu, "Profesor, Anda telah bekerja keras."
Seketika, lebih dari seratus siswa serempak berteriak sambil membungkuk, "Profesor, Anda telah bekerja keras!"
Profesor tersenyum dengan ekspresi kompleks: "Hei, pada usiaku ini malah tak seberbeda dirimu dalam membimbing murid. Sudahlah, tak perlu berterima kasih. Lanjutkan kelas kalian, hatiku tak seekil itu."
Sementara Ren He berdiri di ruang musik menghadapi semua murid yang datang, ia tiba-tiba tersenyum: "Long time no see, everyone. Aku kembali."
"Aku kembali" - kalimat sederhana yang nyaris membuat 100 lebih murid di sana membuat atap hampir terangkat! Sorak-sorai gegap gempita bergema, mereka sendiri tak menyangka akan begitu mencintai seorang guru suatu hari nanti!
Seluruh akademi musik bergemuruh oleh sorak-sorai itu. Semua kini tahu: Profesor kecil Juilliard School telah kembali!
……
