Sebelumnya Ren He belum sempat mengutarakan seluruh pandangan mendetailnya tentang kompleks komersial. Tesis kelulusan studi bisnisnya di kehidupan sebelumnya memang membahas perkembangan hipermarket besar, meski saat itu yang ditulis bukan Wanda melainkan Dashang XINMART.
Namun Ren He juga memiliki pemahaman tentang Wanda dan telah melakukan perbandingan yang cukup detail dengan Daxin Mart.
Ren He berkata dengan tenang: "Dalam kompleks komersial, menurut pendapat pribadi saya, rasio optimal antara ritel dan non-ritel sebaiknya dikontrol sekitar 50%. Atau lebih tepatnya, rasio yang saya akui adalah 4, 3, 3. Artinya, ritel 40%, hiburan 30%, dan katering 30%."
"Bagaimana kompleks komersial bisa bertahan menghadapi gempuran ekonomi internet? Saya yakin jalan pedestrian adalah jiwa dan pengikat kompleks komersial. Pengalaman belanja-hibur terintegrasilah yang akan menjadi metode bagi kompleks komersial untuk menerobos keluar dari dominasi mode belanja online. Ketika berbelanja semakin mudah, yang perlu ditingkatkan toko offline bukanlah kualitas produk, melainkan pengalaman pengguna."
Ren He menyampaikan semua ini - baik pandangannya tentang masa depan ekonomi internet maupun pola kompleks komersial sukses dari kehidupan sebelumnya kepada Ibu Ren - sebenarnya untuk membuat orangtuanya semakin bangga.
Faktanya, pencapaian Kelompok Qinghe saat ini masih belum cukup untuk ditandingi dengan Kelompok Luohe. Tapi kebanggaan Orangtua terhadap anaknya tidak menunggu sang anak menjadi orang terkaya di dunia baru muncul.
Terkadang di kehidupan sebelumnya, Ren He bahkan melihat orangtua lain yang pamer di media sosial tentang anaknya meraih penghargaan "Makan Tercepat dan Pakai Baju Tercepat Posisi Pertama" di TK. Ren He sama sekali tidak mengerti makna di balik pemberian penghargaan seperti ini... Bukankah makan terlalu cepat tidak baik untuk tubuh?!
Tapi Anda tak kuasa menahan kebanggaan orangtua! Sebenarnya dua penghargaan ini hanya mencerminkan tingkat kemandirian sang anak belaka.
Ren He menyimpulkan, sumber kebanggaan orangtua sebenarnya sederhana: Jika Anda lebih unggul dari sebaya, itu sudah cukup membuat mereka bangga.
Membuat orangtua bahagia ternyata sesederhana ini, Ren He merasa menyesal karena di kehidupan sebelumnya tak banyak melakukan hal yang membuat Lao Ren dan Ibu Ren bangga, bahkan hampir tak memberikan kebahagiaan bagi mereka.
Ibu Ren dan Lao Ren duduk di sofa dengan perasaan campur aduk, mereka benar-benu terharu dan sangat bangga saat ini.
Sekejap mata, Ren He sudah bisa berdiskusi setara di bidang bisnis bersama mereka, bahkan Ibu Ren mendapat perkembangan lebih baik berkat strateginya - ini benar-benu diluar perkiraan!
Lao Ren bertanya: "Di mana 18 cabang perusahaan induk dari faksi Qinghe didirikan?"
"Masih di Luocheng, untuk sementara semua berada di Gedung Qinghe. Tapi nanti akan terbentuk kawasan internet di sekitarnya, satu gedung jelas tak cukup," jelas Ren He.
Pasti harus di Luocheng, tempat ini sendiri merupakan markas besar Qinghe. Berada di lokasi yang sama juga bisa mengurangi biaya komunikasi.
Namun hanya satu gedung jelas tidak cukup, mengingat beberapa cabang perusahaan di masa depan mungkin memiliki karyawan hingga puluhan ribu orang. Mana mungkin satu gedung bisa menampung semuanya! Selain itu, seiring perkembangan Qinghe hingga saat ini, Ren He sudah mulai mengumumkan skema tunjangan baru dalam rapat. Untuk mempertahankan karyawan inti, Qinghe akan mulai membangun kawasan perumahan keluarga karyawan. Kepemilikan rumah masih di tangan Qinghe, tetapi karyawan berusia di atas 25 tahun akan mendapat ruang privat. Fasilitas internal harus setara dengan perumahan pribadi.
Karyawan yang telah bekerja selama 10 tahun akan mendapat medali emas. Mereka yang mencapai 20 tahun masa kerja bisa membeli rumah di kawasan tersebut dengan harga pokok, tentu dengan memasukkan biaya akuisisi lahan saat ini ke dalam perhitungan.
Jika ini terjadi di kehidupan sebelumnya tahun 2017, Ren He pasti takkan berani main-main seperti ini. Tapi sekarang berbeda. Tahun 2007 baru saja dimulai, dan Luocheng saat ini masih kota kecil tingkat tiga. Harga properti rata-rata di luar sana baru sekitar 2000-an!
Ren He tahu harga properti dan tanah pasti akan naik, ini juga bisa dianggap sebagai cara investasi. Tapi uang ini bukan untuk dia sendiri, melainkan untuk membantu karyawan Qinghe mendapat keuntungan, membuat mereka merasakan perbedaan terbesar antara bekerja di Qinghe dan perusahaan lain.
Setelah sukses menghasilkan uang sendiri, Ren He sama sekali tidak keberatan karyawan ikut menumpang kendaraannya.
Hal ini tercantum dalam rencana pengembangan Qinghe tahun 2007. Pada November 2006, Qinghe Group telah menginvestasikan 518 juta yuan untuk memperoleh sebidang lahan campuran komersial dan hunian di sebelah barat Jalan Nanchang, Distrik Jianxi Luocheng, dengan harga lantai bangunan sekitar 483.25 yuan per meter persegi.
Luas lahan sekitar 405.200 meter persegi, dapat dibangun menjadi 1.072 juta meter persegi lantai bangunan. Bagian hunian mencakup 622.000 meter persegi, sedangkan perkantoran dan komersial masing-masing sekitar 200.000 dan 240.000 meter persegi. Total luas bangunan sekitar 1.3024 juta meter persegi, dengan luas lantai di atas tanah sekitar 1.072 juta meter persegi, artinya harga tanah per meter persegi sekitar RMB 483.25 yuan.
Di kehidupan sebelumnya, ini adalah pusat kota yang terkenal ramai. Tapi sekarang masih berupa lahan kosong.
Harga ini benar-benar rendah sampai sulit dibayangkan, bahkan Ren He si penjelajah waktu pun terkejut bukan main. Karena tidak profesional, ia sama sekali tidak tahu perbedaan harga permukaan tanah dan harga lantai, sampai Kelompok Qinghe berhasil merebut tanah ini...
Saat itu Ren He hampir mengompol! Tak heran banyak orang jadi kaya dalam gelombang kenaikan harga properti ini. Benar-benar takkan tahu kalau tidak dipelajari. Eksekutif Qinghe yang bertugas kasus ini memberi tahu Ren He, bahkan ada harga tanah lebih rendah, paling murah sampai 210 yuan per meter persegi...
Tapi lokasinya terlalu terpencil. Kini tanah yang direbut Kelompok Qinghe ini akan menjadi salah satu pusat perkembangan Luocheng. Ren He ingin karyawan Qinghe tinggal di desa, nanti mereka juga tak perlu terlalu berterima kasih padanya...
Namun Qinghe sendiri tidak memiliki sertifikasi konstruksi bangunan, hanya bisa perlahan membangun melalui kontraktor konstruksi tanah.
Kini para karyawan Qinghe hanya berterima kasih pada bos besar yang rela mengeluarkan dana begitu besar - bahkan mencapai 80% arus kas Kelompok Qinghe saat ini - untuk membangun gedung tempat tinggal keluarga. Dengan ini, para istri yang tinggal di luar kota bisa tenang pindah ke sini, tertanam sebagai akar di Luocheng.
Tapi mereka belum paham implikasi gerakan Ren He ini di masa depan. Bagi karyawan senior dengan masa kerja di perusahaan mencapai 20 tahun, mereka akan seumur hidup berterima kasih pada Kelompok Qinghe yang telah membelikan rumah lebih awal untuk semua.
Bagi Kelompok Qinghe, aset tetap ini bernilai 500 juta lebih saat ini. Cuma dalam 5 tahun, nilainya akan melonjak jadi puluhan miliar. Jika ada kesulitan aliran dana, properti ini bisa digadaikan ke bank sebagai stasiun transfusi arus kas raksasa.
Ren He merasa meski tidak terjun di bidang properti, tidak ada salahnya menyiapkan jalur pelarian sejak dini. Ia juga bukan orang kaku yang hanya fokus pada internet. Untuk hal-hal yang bisa dikerjakan sambil lalu, mengapa tidak dilakukan? Ini juga bisa mendongkrak PDB Luocheng.
Di satu sisi meningkatkan indeks kebahagiaan karyawan Qinghe, di sisi lain menyiapkan cadangan untuk perusahaan. Sekali mendayung dua pulau terlampaui, mengapa tidak?
Soal penggunaan 80% arus dana, bagi grup perusahaan internet seperti Qinghe yang tidak membutuhkan biaya operasi besar, saat ini tidak akan menimbulkan dampak negatif.
Bahkan di saat seperti ini, setelah 18 perusahaan di bawah faksi Qinghe beroperasi, arus dana yang mereka miliki masih lebih dari 100 juta...
Inilah alasan mengapa perusahaan internet seperti Tencent selalu dinilai terlalu tinggi di pasar modal pada kehidupan sebelumnya.
