Sebelum gejolak di faksi Qinghe, hal yang paling membingungkan dunia luar adalah mengapa Qinghe mengambil sebidang tanah begitu besar. Karena statusnya sebagai perusahaan baru dengan dana melimpah, pemerintah setempat Luocheng bahkan memberikan lampu hijau penuh. Sebenarnya tanah ini terdiri dari 12 lot, namun sulit bagi satu perusahaan untuk menelan porsi sebesar ini.
Namun ketika melihat Ren He langsung mengambil semua lot dalam tender tersebut, Kelompok Qinghe benar-benar menunjukkan skala usaha yang tak tertandingi di Luocheng saat itu.
Karena itu, beberapa pihak luar menduga apakah gejolak internal Qinghe terkait dengan aksi pengambilan tanah ini.
Namun fakta yang sebenarnya membuat orang terkejut.
Sampai saat ini, Lao Ren dan Ibu Ren masih merasakan sesuatu yang tak nyata. Ibu Ren tiba-tiba berkata: "Bisakah aku ikut mengunjungi Qinghe bersamamu?"
Ren He tertegun sejenak lalu tersenyum: "Bisa, kebetulan aku juga perlu mengumpulkan eksekutif untuk berdiskusi kerja sama dengan Kelompok Luohe."
Kali ini giliran Ibu Ren yang terkejut: "Kerja sama apa?"
Bekerja sama dengan anak kandung sendiri, perasaan ini benar-benar canggung, tapi dia juga sangat bangga pada Ren He.
Di luar, pembahasan tak henti-hentinya tentang nakhoda Kelompok Qinghe dan faksi Qinghe di tangannya, serta terus-menerus ada orang yang membuat perjalanan faksi Qinghe ke dalam PPT untuk dianalisis dan dipelajari, mempelajari perusahaan fenomenal baru di dunia internet ini.
Mengapa dipelajari? Karena ini telah berhasil.
Dan sekarang Ibu Ren tahu, yang dipelajari ini semua adalah anak kandungnya...
Ren He teringat uban Ibu Ren tiba-tiba berkata: "Ibu, jangan terlalu capek, uang tidak akan habis dihasilkan."
Seharusnya momen mengharukan, tapi Ibu Ren meliriknya: "Anak-anak ngerti apa."
Ren He saat itu langsung terpaku, berubah sikap secepat ini, kejutan tadi mana? Sekarang dirinya sudah kembali jadi anak kecil?!
Namun di hati orangtua, anak selamanya tetap anak kecil.
Meski saat ini adalah Malam Tahun Baru Imlek, namun baru kemarin faksi Qinghe mengalami perubahan besar. Di momen ini, seluruh gedung Qinghe terang benderang dengan lentera, setidaknya sepertiga karyawan tidak pulang merayakan tahun baru melainkan memilih lembur.
Bagi mereka, sudah tak sabar untuk menyaksikan masa depan Qinghe.
Semua ini dilakukan secara sukarela. Secara prinsip, kecuali petugas jaga yang diperlukan, Qinghe memberikan liburan hingga tanggal 15 bulan pertama.
Setelah staf liburan kembali, petugas jaga bisa mengambil cuti pengganti dua kali lipat. 15 hari ditukar 30 hari, Mengapa tidak?
Ren He membawa Ibu Ren ke gedung Qinghe. Lao Ren tidak ikut - sebagai pejabat pemerintah setempat, kedatangannya di perusahaan swasta tengah malam akan memicu banyak spekulasi. Lebih baik tidak datang.
Tapi hari ini dia memang tidak muncul. Beberapa waktu kemudian, karyawan Qinghe menyadari sang sekretaris partai ini semakin sering datang, bahkan kerap melakukan inspeksi mendadak.
Orang lain tidak paham apa yang dipikirkannya, mungkin mengira Sekretaris Ren lebih memperhatikan perusahaan internet terdepan di negeri yang muncul di wilayah kekuasaannya. Tapi setiap kali Lao Ren datang ke Qinghe, di hatinya ia berpikir: datang untuk melihat pencapaian anak kandungnya sendiri...
Inilah kebanggaan yang nyata. Anak orang lain masih sekolah, sementara anaknya sendiri sudah bernilai miliaran. Lao Ren pun tak bisa lepas dari keduniawian.
Saat Ibu Ren dan Ren He menyetir sampai di bawah Gedung Qinghe, sang ibu terharu melihat gedung yang terang benderang itu. Bahkan Grup Luohe miliknya pun tak memiliki kekompakan seperti ini.
Ren He telah mengikat seluruh jajaran faksi Qinghe ke dalam gerobak perang menggunakan idealisme, mimpi yang tak mungkin, kehidupan, dan kepentingan. Ketika gerobak perang ini menyangkut kepentingan semua orang, ia tak bisa lagi dihentikan.
Siapa pun yang mencoba menghentikannya, akan menjadi musuh puluhan ribu karyawan Qinghe di masa depan.
Ibu Ren juga tak paham, bagaimana anaknya yang sebentar lagi 17 tahun ini bisa berubah menjadi iblis sedemikian rupa. Dia dan Lao Ren sama sekali tak pernah mengajarkan hal-hal seperti ini padanya.
Mungkin karena gennya bagus?
Jika Ren He tahu apa yang dipikirkan Ibu Ren saat ini, pasti dia akan berada di antara ingin tertawa dan menangis! Apa hubungannya semua ini dengan gen?!
Ren He mengajak Ibu Ren masuk ke Gedung Qinghe. Resepsionis cantik yang sedang bertugas di lantai bawah langsung bersemangat melihat kedatangan Ren He. Karena semua staf hadir dalam pertemuan tahunan sebelumnya, dia sangat paham siapa sosok Ren He sebenarnya.
Jika rapat semalaman masih tidak bisa membuatnya mengingat orang paling gemilang di hari itu, pasti dia menderita buta wajah...
Saat ini, prestise Ren He di dalam faksi Qinghe sama sekali bukan sekadar hubungan kerja biasa antara Ketua Dewan dan bos besar, melainkan telah menjadi simbol pemujaan tersendiri.
Resepsionis cantik itu menyapa dengan gemetar: "Selamat malam Bos Besar! Anda masih datang ke perusahaan sepeninggal ini. Direktur Cheng dan yang lain masih lembur di lantai atas."
Resepsionis cantik ini mengantar Ren He sampai ke pintu lift dan membantu menekan tombol lift sebelum kembali ke posnya. Perlakuan seperti ini di Kelompok Luohe hanya bisa dinikmati Ibu Ren, dan bahkan lebih dari itu - setiap kali Ibu Ren kembali ke markas Luohe, selalu ada sekelompok orang yang sudah menunggunya bak bulan dikelilingi bintang.
Sepanjang proses ini, sang resepsionis terus melirik diam-diam ke arah Ibu Ren sambil berusaha menebak hubungan antara ibu ini dengan sang bos besar. Namun Ibu Ren tetap tenang, tak mengucapkan sepatah kata pun selama perjalanan.
Ini adalah kunjungan pertamanya ke bagian dalam Qinghe. Sebelumnya, ia ingin melihat melalui hubungan kerja, tak menyangka bahwa tempat ini ternyata adalah "lahan garapan" anak kandungnya sendiri.
Perasaan ini terasa begitu luar biasa bagi Ibu Ren. Biasanya, meski ia mengajukan permintaan untuk mengunjungi perusahaan mana pun, kebanyakan perusahaan - demi menjaga hubungan dengan Kelompok Luohe - akan menjemputnya dengan upacara megah dan mengantarnya hingga jauh.
Kali ini mereka hanya berdua masuk dengan biasa-biasa saja, hanya resepsionis di posnya yang menyambut, tanpa birokrasi atau basa-basi, yang lain masih sibuk di lantai atas.
Padahal Ren He baru saja menelepon mengatakan akan kembali untuk rapat, tapi hasilnya sekarang di lantai bawah tak ada seorang pun.
Jika perusahaan biasa, Ibu Ren mungkin mengira ini karena posisi bos tidak stabil, tapi Qinghe berbeda. Ia seperti pemuda yang melangkah maju dengan langkah lebar bagaikan meteor, bisa melepaskan tradisi birokrasi yang sudah mengakar, tak ada sistem kaku, yang ada hanya semangat pantang mundur.
Saat Ren He dan Ibu Ren tiba di kantor lantai 17, kerumunan yang sibuk di bawah terang benderang ini melihat Ren He langsung berdiri sambil berteriak, "Selamat malam Bos Besar!" lalu bercanda: "Kali ini Bos Besar datang malam-malam tapi tak bawa makan larut untuk kami, langka nih!"
Ren He juga tertawa sambil membalas: "Kalian ratusan orang, mana mungkin aku belikan semua? Makan sendiri di lantai bawah sana!"
Dulu orang bilang ekosistem perusahaan internet umumnya muda, terutama Kelompok Qinghe, waktu itu Ibu Ren masih belum percaya. Baginya perusahaan ya perusahaan, muda atau tidak yang penting kinerja.
Tapi sekarang berada di dalam Kelompok Qinghe, akhirnya dia paham bagaimana Ren He meraih pencapaian saat ini.
Visi jauh ke depan Ren He itu nyata, wibawa sebagai nakhoda di belakang layar dalam internal Qinghe juga nyata, semua ini benar adanya.
Ibu Ren akhirnya merasakan kenyataan ini.
Dia tak kuasa mulai membanggakan putranya sendiri - ini putra kandungnya Ru Min!
……
