Faktanya, Klub Qinghe adalah rantai terakhir yang mungkin membuat Kesatria domestik terekspos. Jika ada yang ingin melacak bukti bahwa Ren He adalah Kesatria melalui garis waktu, mereka pasti akan berakhir mencari ke SMA Negeri 4 Ibukota.
Para bos besar faksi Qinghe tidak akan sembarangan bicara.
Namun yang tahu ke mana ia pergi hanyalah kepala sekolah tua dan anggota Klub Qinghe. Di mata orang luar, Xia Yuting sama sekali tidak punya hubungan dengan Ren He, jadi pihak lain juga tidak akan berkomentar.
Karena itu Ren He memberi instruksi detil ke setiap anggota di rantai terakhir ini: Jika ada yang bertanya ke mana dirinya pergi, jawablah "Inggris"!
Jika ditanya sekolah mana, jawab "Cambridge"!
Inilah mengapa Li Yifan menjawab Yuan Peng seperti itu, membuat Yuan Peng sekarang mulai meragukan realitas dunia ini...
Ren He langsung memberikan nomor ponselnya ke Xu Nuo untuk menyelidiki siapa sebenarnya orang ini. Dalam lingkungan gosip yang kacau balau ini, masih ada yang nekad memburunya, benar-benar menjijikkan. Ia harus waspada.
Dan tidak hanya waspada, jika pihak itu benar-benar bertekad bulat menggunakan beritanya untuk naik pamor, maka karena ini urusan Ladang ketenaran, Ren He juga tidak perlu memberikan keringanan.
"Seluruh dunia sibuk datang demi keuntungan, seluruh dunia sibuk pergi demi keuntungan."
Dunia ini memang se-realita ini, sekali melangkah masuk ke Ladang ketenaran, harus siap menerima hasil akhirnya, baik itu "bagus" atau "buruk".
Seperti prinsip Ren He sendiri yang keras kepala menolak menyanyi menjadi selebritas, sekali menjadi bintang, semua pujian dan cacian itu adalah materi yang harus ditanggung.
Itulah segala efek samping setelah meraih nama dan harta, di bawah langit tak mungkin hanya ada rejeki tanpa musibah.
Untungnya Ren He sudah menyiapkan pasukan air sebelum hujan datang, sehingga sesekali masih bisa melindungi Yang Xi dari serangan gosip yang menjijikkan.
Kini efek samping dari ketenarannya sendiri mulai perlahan terlihat.
Ren He kembali ke ibukota dan tinggal di rumah Siheyuan miliknya selama hampir satu pekan. Awalnya dia berencana berkumpul dengan An Si, Liu Erbao, dan Xia Yuting. Xia Yuting relatif mudah diatur karena kerja kerahasiaannya solid, media bahkan tidak tahu bahwa dia tinggal di Liu Hai Hutong.
Situasi An Si dan Liu Erbao berbeda. Beberapa kali mereka menemukan wartawan yang berjongkok mengintai. Kondisi Liu Erbao masih sedikit lebih ringan, sementara pihak An Si lebih parah.
Saat ini seluruh jagat maya sedang menikmati materi komedi tentang Ren He. Para wartawan sudah meninggalkan topik panas ini...
Namun wartawan yang mengintai Liu Erbao dan kawan-kawan bukan untuk mencari Ren He, melainkan mencari 'Kesatria'!
Bahkan Yang Xi sudah pulang ke tanah air, tidak ada alasan bagi Kesatria untuk tidak kembali. Inilah alasan mereka mengintai Liu Erbao dan kawan-kawan.
Kini seluruh jagat sudah tahu - An Si dan Liu Erbao adalah saudara seperjuangan Kesatria. Ketiganya bagai Segitiga Besi yang tak terpisahkan.
Situasi Liu Erbao yang lebih santai sebenarnya karena kelompok preman mereka. Sekarang para wartawan tidak berani macam-macam, kalau tidak langsung keluar menusuk semua ban mobil wartawan.
Entah belajar dari siapa, brengsek jahat banget sih!
Awalnya semua mengira An Si mudah diintai, kan dia orang beradab? Tapi setelah An Si mengeluh ke Ren He, Ren He malah tertegun: "Ini sederhana kok!"
Hasilnya, An Si langsung menyambar ke gudang Liu Erbao setelah keluar. Para wartawan bingung: Ngapain ke sini?
Namun sebelum sempat bereaksi, sekelompok orang Liu Erbao sudah menerjang keluar menusuk semua ban mobil wartawan...
Sialan! Ternyata dia sendiri tidak bisa bertindak, jadi mengarahkan semua ke Liu Erbao biar Liu yang eksekusi!
Waduh! Ide kayak gini bisa terpikir, kalian memang brengsek level dewa!
Hasilnya tak satu pun mobil bisa kabur, yang menguntit An Si maupun Liu Erbao, semua ban mereka ditusuk oleh kawanan Liu Erbao!
Rasanya seperti mengawini anjing! Di daerah terpencil begini, masalahnya bukan sekadar tambal ban. Bengkel terdekat pun tidak ada, masa harus ditarik derek?!
Hanya dengan mengerahkan semua kemampuan, baru bisa berkumpul dengan tenang. Inilah penderitaan Ladang Ketenaran. Ren He merenung di rumah Siheyuan, statusnya sebagai bos besar di balik layar faksi Qinghe kini telah terekspos.
Sebenarnya ini bukan masalah besar. Tidakkah Anda lihat, di kehidupan sebelumnya, Jack Ma dan Robin Li bisa dengan mudah menghilang dari sorotan media jika mereka ingin.
Kehidupan pribadi mereka terlindungi dengan baik. Bukan berarti tak punya privasi, atau tak pernah ketemu orang secara tak sengaja, tapi media umum sudah tidak sembarangan meliput mereka.
Hingga tahun 2017 di kehidupan sebelumnya, lebih dari 40 media telah menjadi investor Alibaba. Inilah pentingnya merancang strategi di bidang media.
Sekarang ia juga perlu berinteraksi dengan media, bukan dirinya yang berinteraksi, melainkan Kelompok Qinghe yang akan melakukannya.
Saat makan, sekelompok orang ribut-ribut di pekarangan, sejujurnya mereka baru saja mengetahui hubungan antara Ren He dengan faksi Qinghe.
Liu Erbao dan kawan-kawannya yang masih bermain Dota ini berteriak minta Ren He menggesekkan perhiasan keren untuk mereka, Ren He tertawa sambil berjanji akan memenuhi permintaan kecil ini.
Xia Yuting seolah tak sengaja berkata, jika ia pergi ke AS, Ren He yang tajir ini harus mentraktirnya makan - permintaan yang langsung diiyakan Ren He.
Dulu, Xia Yuting mengira dirinya sudah cukup memahami Ren He, tapi kini ia sadar bahwa sebelumnya ia hanya melihat puncak gunung es saja.
Pemuda ini seolah selalu bisa menciptakan kejutan bagi semua orang.
Faktanya mereka sebelumnya sudah merasa uang Ren He si anak ini keterlaluan banyaknya. Penghasilan yang diketahui cuma dari endorsement, tapi ternyata dengan mudah ia membeli rumah mewah Siheyuan senilai puluhan miliar.
Sekarang mereka paham, Kelompok Qinghe sekarang termasuk perusahaan dengan kemampuan menghasilkan uang terbaik di internet. An Si pun tersenyum getir, sebelumnya ia sempat menyesali keputusan Ren He menolak begitu banyak tawaran endorsement dalam negeri - berapa besar uang yang terlewat itu?
Kalau dirinya sendiri, demi uang sebanyak itu pasti akan membuka identitas sebenarnya. Dua ratus juta saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup seumur umur.
Namun kini terlihat jelas, fee endorsement itu dibandingkan pendapatan rutinnya hanyalah pelengkap belaka.
Orang tajir ternyata ada di samping kita!
Coba hitung, kehebatan apa lagi yang dimiliki pemuda ini? Menulis lagu, olahraga ekstrem, membuka perusahaan - benar-benar tak tahu di mana batas kemampuannya.
Kepergian Ren He kali ini memakan waktu setengah tahun. Liu Erbao bertanya apakah masih ada rencana lain. Ia merenung sejenak, untuk sementara masih agak ragu-ragu.
Liu Erbao bertanya dengan sedikit penyesalan: "Tidak main lagi?" Dalam pikirannya, bahkan Liu Erbao yang cukup memahami Ren He merasa bahwa 'Anak emas tak pantas duduk manis di bawah atap yang lapuk' - mengingat nilai dirinya sudah setinggi itu, seharusnya dia tak perlu lagi menempatkan diri dalam situasi berbahaya.
Maka secara wajar dia menyimpulkan, sekaranglah waktunya Ren He menarik tangan.
Ren He tertawa: "Pasti akan ku lanjutkan."
Olahraga ekstrem jelas akan terus dia tekuni, hanya jenis permainan apa yang akan dipilih itulah perbedaannya.
Dia tidak ingin di masa tua nanti, ketika menengok kembali seluruh hidupnya, baru menyadari bahwa ketakutan akan kematian setelah menjadi kaya dan kembali meninggalkan mimpinya, justru menjadi penyesalan terbesar dalam puluhan tahun kehidupannya yang mencakup kehidupan sebelumnya maupun kini.
Karena sudah memilih jalan ini, maka harus ditempuh sampai tuntas - inilah makna sejati menjaga hati aslinya dalam menggapai mimpi. Selain itu, Ren He juga masih menantikan kebebasan membahagiakan yang hanya hadir di momen hidup-mati yang menyegarkan.
Setelah mengalami perjalanan batin selama setengah tahun ini, segala pikiran akhirnya menjadi utuh saat lukisan 《》 selesai digambar. Saat hati semakin jernih, Ren He pun semakin memahami hasrat terdalam di kedalaman hatinya.
Di domain olahraga ekstrem, dialah dewa terkuat yang tak tertandingi. Setelah masa konsolidasi berakhir, saat ia kembali, selayaknya pihak lain menghindar.
Perjalanan baru dimulai kembali.
