Saat menjemput Liu Erbao, peralatan shooting tidak dibawa serta. Barang-barang itu dikirim via kargo. Meski di sini bisa menyewa peralatan, Liu Erbao tetap merasa lebih nyaman pakai perlengkapan sendiri.
Di luar negeri pun tak ada yang menatap tajam mereka, bahkan kali ini tak ada yang tahu mereka sudah diam-diam pergi ke luar negeri.
Di perjalanan, Ren He menjelaskan penjadwalan waktu pada Liu Erbao, barulah Liu Erbao sadar dirinya keluar terlalu awal... Tak disangka tantangan baru akan dimulai dua bulan lagi.
Tapi Ren He juga membahas rencananya yang baru: dalam 2 bulan ini memfilmkan beberapa MV untuk Yang Xi.
Semua MV di album sebelumnya Yang Xi difilmkan oleh Liu Erbao, mendapatkan ulasan bagus secara konsisten.
Sebelum Yang Xi, semua selebritas yang mengundang Liu Erbao untuk memfilmkan MV ditolaknya dengan alasan terlalu sederhana, tanpa kandungan teknik, tidak mau mengerjakan.
Di pasaran tak ada satu pun MV karyanya yang terlihat, ada juga yang ber-ejekan diam-diam: memfilmkan film komersil dan MV memang berbeda, bagaikan dua industri yang arahnya berlainan, jadi wajar jika Liu Erbao tidak menjemput.
Tapi saat MV Yang Xi dirilis, kelasnya jelas berbeda dengan MV-mV di pasaran saat ini, sepenuhnya melampaui beberapa level!
Visual, alur cerita, pascaproduksi, semuanya memiliki level yang mutlak tinggi. Setiap MV terlihat seperti film blockbuster.
Rupanya inilah keyakinan Liu Erbao.
Sekarang Ren He tiba-tiba mengatakan dia punya kreativitas, ingin Liu Erbao membantunya melakukan shooting. Jika orang lain yang bicara seperti ini, Liu Erbao pasti langsung menolak di tempat.
Dalam bidang shooting, dia selalu memegang kendali utama. Hal seperti menerima kritikan sembarangan dari orang lain sama sekali tidak mungkin.
Tapi Ren He berbeda. Beberapa video promosi tentang Kesatria bisa dibilang merupakan kreativitas Ren He sendiri. Sejujurnya, apresiasi Liu Erbao terhadap Ren He tidak hanya pada penulisan lagu, olahraga ekstrem, atau urusan mendirikan perusahaan. Untuk kreativitas shooting, meski tidak sampai memuja, tapi persetujuan dan apresiasi mutlak ada.
Jadi dia tidak punya keberatan untuk membiarkan Ren He menyutradarai.
Tapi Ren He menyangkal pernyataannya: "Bukan menyutradarai, aku tidak akan jadi sutradara. Aku yang kasih ide, kita main bersama!"
Liu Erbao menyukai cara Ren He menyampaikannya: "Kita bermain bersama!"
Poin utamanya ada pada kata 'bermain'. Sejak lama ia telah menemukan suatu pola - baik dalam menulis lagu, olahraga ekstrem, maupun aktivitas lain, Ren He selalu menggunakan kata 'bermain' untuk menggambarkannya.
Mempertaruhkan nyawa.
Kedengarannya santai, tapi Liu Erbao bisa melihat sikap legawa dan elegan Ren He dari kata 'bermain' ini. Namun bagaimanapun itu menyangkut nyawa. Jika posisinya ditukar, Liu Erbao sendiri takkan berani 'bermain' seperti itu.
Liu Erbao sudah sejak lama tertawa sambil menyebut, Ren He adalah seorang pemain besar. Waktu-waktu sulit dalam kehidupan orang lain, baginya hanyalah permainan. Tapi ini sama sekali bukan permainan asal-asalan, melainkan permainan yang penuh fokus.
Dua hari ini, Yang Xi juga tahu Liu Erbao datang, namun karena identitas sebenarnya yang kurang memungkinkan untuk bertemu Liu Erbao. Saat ini dia terlalu terkenal di Amerika Utara. Setiap hari sepulang dari Akademi Musik Juilliard, dia selalu bertemu lebih dari sepuluh penggemar yang menunggu untuk meminta tanda tangan, sekaligus menyampaikan salam untuk Kesatria...
Yang Xi juga merasa antara ingin tertawa dan menangis. Saat ini dirinya seolah terikat erat dengan Kesatria, bagaikan satu kesatuan utuh.
Namun perasaan ini justru membahagiakannya. Bahkan bisa dibilang, saat mendengar pujian untuk Kesatria, dia lebih senang daripada dipuji sendiri.
Ada perasaan lain yang sulit diungkapkan: Terkadang Yang Xi merasa memberi tanda tangan untuk penggemar agak memberatkan, apalagi harus dilakukan setiap hari seperti rutinitas kerja.
Tapi saat orang-orang memintanya menyampaikan salam untuk Kesatria, sebaliknya dia justru menikmatinya...
Dua hari ini Ren He tiba-tiba menghilang setiap pulang kerja, Yang Xi pun tidak tahu ke mana perginya, terlihat misterius.
Jangan-jangan ada aksi tantangan lagi yang disembunyikan darinya? Seharusnya tidak, setelah Everest, Ren He sudah berjanji akan memberitahunya semua tantangan. Yang Xi percaya Ren He pasti tidak akan melanggar janji.
Tapi kalau bukan olahraga ekstrem, kira-kira terkait kejadian apa? Sangat misterius! Saat ditanya, Ren He hanya tersenyum enggan bicara.
Yang Xi akhirnya mengeluarkan senjata pamungkas: "Kalau kasih tahu kebenaran, aku yang akan mencium duluan." Tapi Ren He malah balas mengajukan syarat: "Baru aku kasih tahu kalau sudah dicium."
Setelah berpikir, Yang Xi memutuskan jawaban teka-teki lebih penting, lalu menciumnya dulu.
Eh tapi setelah dicium, Ren He langsung kabur! Tetap tidak mau buka suara. Yang Xi hampir meledak marah: "Brengsek keterlaluan!"
Ren He dan Liu Erbao menyewa sebuah lokasi kecil di pinggiran New York untuk latihan. Sejujurnya tim Liu Erbao juga memenuhi persyaratan Ren He. Mereka sendiri memang suka bermain musik, bahkan memiliki lebih dari dua drummer, gitaris, pemain bass, dan pemain keyboard. Setiap orang menguasai satu alat musik.
Ren He pertama-tama menguji tingkat kemampuan mereka untuk memilih kelompok terbaik, lalu memerintahkan mereka berlatih lagu.
Sisa personil lainnya mulai berlatih formula sesuai arahan Ren He, sementara mengerahkan anggota yang paling mahir Bahasa Inggris untuk mempelajari situasi.
Liu Erbao menyeringai bertanya: "Apa pantas kau merahasiakan ini dari adik ipar? Dan... bukankah ini keterlaluan? Aku takut kita bisa dipukuli orang!"
"Haha," Ren He tertawa: "Tergantung keahlian diplomasimu. Yang pasti kalau ada yang dipukuli bukan aku. Aku pengendali di balik layar dari awal sampai akhir, sedangkan kau pengarah di lokasi."
Liu Erbao geli di selangkangan, belum pernah melihat orang yang langsung melemparkan tanggung jawab dengan brengsek seperti ini. Kena pukul atau tidak tergantung pada retorika? Retorika macam apa yang dimilikinya?!
"Ide mu ini terlalu gila. Bagus sih bagus, tapi situasi di lapangan sulit dikendalikan," kata Liu Erbao sambil menggaruk-garuk selangkangan.
"Santai saja, kami percaya padamu. Nanti kamera pengawas di lokasi, asumsi peralatan dan sebagainya, semuanya bergantung padamu. Kami yakin kamu bisa!" kata Ren He dengan keyakinan.
Liu Erbao baru menyadari, ketebalan muka Ren He ini benar-benar luar biasa. Ia menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan nekat: "Untuk film bagus, aku rela menahan diri!"
Sejujurnya, ia memang merasa kreativitas Ren He sangat brilian. Tidak hanya akan menjadi MV yang memukau, tapi peristiwa ini sendiri sudah sangat menarik.
Bagi Ren He, rencana shooting MV ini bukan hanya sekadar melakukan hal menarik, tapi juga ingin memberi kejutan dan sukacita pada Yang Xi.
Ren He berencana memproduksi ulang MV lagu《sugar》kepunyaan Maroon 5 dari kehidupan sebelumnya!
Ia akan mengacau berbagai lokasi pernikahan di New York selama seminggu berturut-turut!
Awalnya MV ini menjadi viral global karena alur cerita uniknya, namun akhirnya terungkap bahwa semua orang di MV itu adalah aktor - artinya kejadian mengacau lokasi pernikahan itu palsu.
Namun Ren He justru ingin mewujudkannya secara nyata, meskipun kesulitannya lebih besar, misalnya mereka tak bisa sembarangan masuk ke lokasi pernikahan.
Tapi Ren He ingin menciptakan sesuatu yang berbeda untuk Yang Xi!
……
