Saat insiden Yang Xi dan Kesatria mengacau pernikahan orang sambil menyanyikan lagu untuk memberikan ucapan selamat meledak ke permukaan, kejadian ini langsung dipantau intensif oleh media. Ini sendiri merupakan hal yang menarik, mengingat Yang Xi memang terkenal karena tidak pernah menerima aktivitas komersial apa pun. Selain bernyanyi, hampir mustahil melihatnya tampil dalam acara publik.
Justru karena alasan inilah, sorak-sorai yang mengharapkan Yang Xi mengadakan konser semakin membahana. Berkat pengaruh Yang Xi pula, sepuluh lagu berbahasa Mandarin aslinya mulai mendapat pendengar di seluruh dunia.
Kini bisa dilihat banyak orang yang merekam ulang lagu Mandarin Yang Xi di situs video - meski lebih banyak lagu Inggris tentunya. Video-video rekaman ulang ini meledak satu demi satu, membuat semua orang ingin ikut merekam ulang.
Dan tepat pada sore ini, Yang Xi yang terkenal jarang muncul di acara manapun tiba-tiba datang memberikan ucapan selamat pernikahan kepada orang asing.
Perasaan ini benar-benar terasa segar.
Seseorang tiba-tiba berkomentar daring: "Jangan-jangan tidak hanya mengacau sekali ini saja? Kalau cuma sekali, bukankah peralatan profesional itu jadi mubazir?"
Saat ini, para pengantin baru yang menikah akhir-akhir ini mulai punya harapan samar-samar...
Hasilnya sampai seminggu kemudian, semua orang tidak kulihat ada aktivitas baru dari Yang Xi. Orang-orang di Juilliard School juga bilang, Yang Xi akhir-akhir ini setiap hari dengan patuh mengikuti pelajaran di Juilliard School, sama sekali tidak keluar.
"Pasti kejadian ini terbongkar terlalu cepat, mereka tidak mau ambil risiko dikenali, jadi membatalkan rencananya!"
Lalu para pengantin baru beberapa hari ini mulai kesal dengan media-media berita ini, ngapain membongkar hal ini? Mungkin sebenarnya kita semua juga bisa dapat restu!
Namun yang paling geli di selangkangan sekarang, sebenarnya adalah Ren He sendiri...
Diluar perkiraan, dengan satu ide kreatif saja ternyata sudah memicu Sistem Hukuman Langit!
Saat semua orang pulang ke rumah di sore hari itu, mobil sedang berhenti di lampu merah ketika tiba-tiba Sistem Hukuman Langit merilis misi: "Bantu nenek 20 meter depan menyebrang jalan, batas waktu 5 menit. Hukuman untuk inang: tidak bisa membedakan kiri-kanan selama 1 tahun jika gagal."
Ren He langsung menghirup napas dingin. Hukuman tidak bisa membedakan kiri-kanan? Ini konsep apa lagi? Jika selama setahun ia tidak bisa membedakan kiri dan kanan, kemungkinan besar akan mati dalam Tantangan Ekstrem!
Tapi membantu nenek menyebrang bukan hal sulit. Ren He segera melompat dari mobil. Liu Erbao dan Yang Xi tertegun: "Apa yang ia lakukan? Hah, dia sepertinya mau menuntun nenek menyebrang jalan ya?"
"Benar-benar sedang membantu nenek menyebrang," kata Yang Xi yang hatinya meleleh melihat pemandangan ini. Pemuda ini selalu melakukan perbuatan baik secara spontan.
Sebelumnya, saat Ren He membawa Klub Qinghe untuk mengajar sukarela, Yang Xi sangat bahagia. Ia merasa ini benar-benar seseorang yang berbeda. Pemuda itu seolah selalu menyimpan bom informasi tak terduga di hati terdalamnya.
Ia juga menyesal karena tidak bisa ikut mengajar sukarela. Hingga kini masih selalu berharap Ren He suatu saat mau mengajaknya sekali saja.
Semua penumpang di mobil menyaksikan Ren He membantu nenek tua yang gemetaran menyeberang. Mereka berhenti di tengah jalan yang sepi, hanya ada beberapa mobil milik mereka sendiri di jalan menuju pinggiran kota ini. Tidak akan mempengaruhi lalu lintas.
Nenek itu tampak sudah tak sanggup berjalan lagi, hanya berdiri di tepi jalan. Jika tak ada yang menopang, mungkin ia sendiri pun tak berani menyeberang.
Semakin dipikirkan Yang Xi, hatinya semakin melembut.
Ren He bergegas menghampiri sang nenek: "Halo, saya bantu nenek menyeberang ya?" Senyum mengembang di wajahnya, menganggap misi ini bagai soal pembagi skor.
Hasilnya... Sang nenek menatapnya sambil tersenyum: "Aku tidak mau menyeberang. Aku sedang menunggu seseorang di sini."
Wajah Ren He langsung menghijau, "Sistem Hukuman Langit, berani-beraninya kau bikin ulah?! Nenek ini jelas-jelas nggak mau nyebrang brengsek!"
"Misi macam apa ini? Jelas-jalu mau ngerjain gue! Udah beres-belum sih loe? Hak imunitasku kan habis, pantas nggak sih begini?!"
Ren He memandang nenek yang ogah menyeberang dengan tenang, 10.000 ekor kuda lumpur berhamburan di hatinya menuju Sistem Hukuman Langit. Gimana nih?!
"Ren He ngapain sih? Kok nggak ngebantu nenek nyebang?" tanya Liu Erbao penasaran.
Yang Xi mulai curiga ada yang salah, tapi tak satu pun yang bisa mendengar jelas situasi sebenarnya.
Tiba-tiba... mereka menyaksikan Ren He menggendong sang nenek dan berlari ke seberang jalan...
Terdengar teriakan nenek yang tak mau menyeberang, "Aku nggak mau nyebrang—!!" sepanjang larinya.
Pandangan semua orang di dalam mobil mengikuti siluet Ren He dari kiri ke kanan, semuanya terpaku! Rumah tangga tidak ingin menyeberang jalan, buat apa kau memaksa mereka?!
Hati Yang Xi yang lembut tiba-tiba seperti disambar petir, pembalikan alur cerita terlalu cepat hingga ritme tak bisa diikuti...
Adegan drama hati sebelumnya sia-sia! Mana mungkin ini disebut berbuat baik? Sungguh tidak bisa dipahami!
Liu Erbao dan kawan-kawan terpaku sepenuhnya, tak bisa berkata-kata. Lama baru mengukir kalimat: "Hmph, Saudara Ren He memang berbeda..."
Sekilas melihat Ren He menggotong nenek ke seberang jalan, mereka pikir sudah selesai. Tapi Ren He malah menggotongnya kembali...
Apa maksudmu ini? Sudah digotong ke sana, kok digotong balik?!
Inikah legenda "membantu nenek menyeberang jalan" yang selama ini didengar? Kok beda ya dengan bayangan orang...
Sebenarnya kau mau ngapain sih?!
Ren He juga merasa keputusasaan, mana mungkin langsung melemparkan orang ke seberang jalan lalu cuci tangan?! Nanti si nenek harus susah payah berjalan kembali untuk menunggu orang. Jika benar-benar meninggalkannya di seberang, apa kualifikasi dirinya sebagai pemuda baik Sosialisme?
Tapi ia juga sudah dipaksa sampai ke titik ini, tidak mengerjakan misi pun tidak boleh. Akhirnya dengan hati-hati ia menggendong nenek bolak-balik tanpa melukainya. Setelah mengantar kembali, Ren He pasrah. Langsung memaksa memasukkan semua isi dompetnya yang sekarang sekitar lima ribu dolar ke saku nenek. Hatinya benar-benar merasa bersalah.
Tapi apa lagi yang bisa ia lakukan? Ia pun dilanda keputusasaan!
Hak imunitas sudah habis terpakai, ternyata masih ada misi seperti ini. Sistem Hukuman Langit jelas kecanduan membuat kejutan!
Justru karena ide kreatif MV ini, Sistem Hukuman Langit merilis misi khusus. Perasaan Ren He sulit digambarkan. MV selanjutnya syuting biasa saja, ia takkan berkreasi lagi. Menggendong misi hanya untuk urusan kecil seperti ini benar-benar tidak sebanding.
Baja berkualitas harus digunakan untuk mata pisau!
Nenek di pinggir jalan marah sampai mau lapor polisi, Ren He buru-buru menyelipkan uang lalu kabur. Jumlahnya tak penting, setidaknya sudah mengungkapkan penyesalannya...
Saat itu Sistem Hukuman Langit mengumumkan hadiah: "Inang menyelesaikan misi, evaluasi tingkat Bagus, hadiahkan keterampilan dasar senjata api."
Kali ini giliran Ren He tertegun. Bagaimana mungkin sistem memberi hadiah keterampilan senjata padanya yang seumur hidup cuma pegang senjata kurang dari 10 kali?
……
