Satu detik sebelumnya, Yang En dan kelompoknya baru saja terlibat konflik dengan tim operasi. Namun sekejap kemudian, suara pistol bergema dari atap gedung tinggi di belakang. Semua orang bingung, tak tahu apa yang sebenarnya terjadi di atas sana. Sepertinya ada masalah tak terduga.
Tapi semua ini terjadi dalam sekejap mata. Houzi bertanya bingung: "Bukannya kita semua sudah berkumpul di sini, dari mana asal suara tembakan itu?"
Lin Hao membalikkan matanya: "Saya tahu apa? Mungkin mereka iseng main pistol? Junyi, lempar magazen cadanganmu ke sini."
Zhao Junyi yang berwajah tegas di sampingnya melemparkan magazen ke Lin Hao. Saat ini mereka hampir kehabisan amunisi, peluru di tubuh mereka tinggal sedikit.
Awalnya mereka berencana menerjang keluar untuk pertarungan habis-habisan, tapi tiba-tiba muncul masalah tak terduga ini!
"Tak peduli apa yang terjadi, kita semua paham," kata Lin Hao sambil tersenyum: "Di wilayah kekuasaan Amerika ini, kita tak punya bala bantuan. Semua sudah siap?"
“Haha, siap!” Wang juga tertawa.
Lin Hao akhirnya menyimpan ekspresi tertawanya, berkata serius: "Senang bisa mengenal kalian semua. Jika ditakdirkan bertemu di kehidupan berikutnya, 18 tahun lagi kita minum arak bersama."
"Bagus!"
Di luar perlindungan, komandan kelompok tempur mendengar dentuman senjata dari podium tinggi dan menoleh tajam. Hasilnya, di bawah cahaya bulan yang redup dia melihat Ren He berdiri di pinggiran atap gedung dengan gerakan mengarahkan senjata yang mengalir sempurna. Samar-samar dia tak bisa melihat wajah Ren He tapi yakin itu pasti bukan sniper mereka - pertama, pakaiannya berbeda!
Tiba-tiba hati komandan itu membeku. Dari kejauhan dia merasakan aura yang sepenuhnya berbeda dari sosok itu, seperti naga yang menerobos langit berwarna tinta.
Ren He yang sedang membidik melalui teropong melihat komandan itu secara bawah sadar bersiap menghindar. Bibirnya sedikit melengkung.
Bum!
Dewa kematian datang!
Komandan itu tiba-tiba meledak mengeluarkan kabut darah dan terlempar ke belakang. Ternyata tembakan pertama tepat mengenai tubuhnya. Senapan runduk yang menghantam tubuh, sudah pasti tidak memberi alasan untuk tetap hidup.
Peluru besar dan ramping itu berputar liar meledak masuk ke dalam tubuhnya, mencabik-cabik segala sesuatu yang bisa dirobek!
Houzi dan Lin Hao di balik barikade terkejut. Setelah suara pistol, tiba-tiba terdengar suara senapan runduk. Apa yang terjadi?
Houzi nekat mengangkat kepala untuk melihat. Ia melihat komandan kelompok lawan sudah tertembak tergeletak, di dadanya terdapat lubang darah besar mengalirkan darah segar. Sudah pasti mati!
Ia berteriak aneh: "Sniper saling bunuh! Mereka membunuh komandannya sendiri!"
"Tidak mungkin! Bukan saling bunuh. Pasti ada yang membantu kita merebut posisi sniper!" Lin Hao dengan cepat menilai situasi.
"Mereka adalah pasukan elite dari kontraktor militer, mana mungkin terjadi insiden saling bunuh seperti ini! Kalau pun ada kesalahan tembak, itu mustahil. Kecuali sniper ini memang habis minum obat sebelum operasi malam ini!"
Tapi ini juga tidak masuk akal!
"Semua personel kita sudah ada di sini, mana mungkin ada pasukan bantuan. Ini keterlaluan menurutku," kata Houzi terkejut.
Pasukan bantuan... Dari mana asalnya? Mereka semua tahu pasti - semua agen bawah tanah di New York sudah berkumpul di sini. Omongan bantuan ini cuma bisa menipu orang lain, kalau mau menipu diri sendiri, lupakan saja!
Lalu bagaimana menjelaskan dentuman senjata ini?
Bum! Bum! Bum!
Dentuman senapan runduk yang meredam itu terus mencabik-cabik langit malam yang sunyi. Setiap peluru menjatuhkan seorang prajurit dari kelompok tempur musuh, ritme stabilnya bagai ketukan dewa kematian!
Cepat, terlalu cepat!
Sniper biasa pasti harus mengganti target di dalam lensa bidik setelah menyelesaikan satu pembunuhan, meskipun senapan sniper ini multi-shot. Masalahnya, musuh sepertinya menembak berikutnya tanpa berpikir sama sekali setelah setiap tembakan. Mereka belum pernah mendengar ritme seperti ini - terlalu cepat!
21 personel tempur tersisa dengan cepat mundur ke barat, kembali ke lokasi awal kemunculan mereka. Di sana bisa menghindari pandangan sniper.
Tapi senjata ini terlalu cepat! Sebelum mencapai setengah jarak, 8 orang sudah tewas!
Anggota kelompok operasi yang masih hidup dipenuhi kegembiraan liar. Mereka tahu senapan sniper ini hanya memiliki 10 peluru. Sebelumnya sudah menembak 2 kali, sekarang 8 kali. Artinya, dewa kematian di lantai atas sekarang harus ganti magasin!
Waktu pergantian magasin tidak terlalu lama tapi juga tidak sebentar. Namun cukup untuk membuat semua orang lari puluhan meter - perlu diingat kecepatan lari mereka semua tidak lambat!
Dengan ini, sebagian besar anggota kelompok pasti bisa bertahan hidup!
Namun beberapa saat kemudian, bum! Bum! Bum!
Dentuman senjata kembali terdengar, semua orang dilanda keputusasaan. Ada apa ini? Kecepatan ganti magazen ini terlalu cepat! Ini kan senjata sniper!
Pemuda yang berdiri tegap di atap gedung bagaikan dewa kematian, setiap tembakan membawa pergi nyawa-nyawa yang masih bersemangat. Sorot mata Ren He saat ini tak menyisakan belas kasihan, juga tak ada keganasan, hanya ketenangan murni.
Alasan dia menembak hanyalah untuk mempertahankan logika keselamatan paling dasar: bertahan hidup dengan caranya sendiri.
Karena itu dia harus terus menembak.
Situasi terbalik sepenuhnya. Buah catur kecil yang gila ini menggunakan metode paling eksplosif untuk menulis ulang segala peristiwa hari ini. Kelompok operasional yang awalnya utuh kini collapse total dan mundur, bahkan mereka sendiri tak tahu apakah bisa bertahan sampai detik berikutnya.
Karena akurasi tembakan ini terlalu sempurna.
Dari jarak 400 meter lebih, setiap tembakan dari siluet samar itu pasti merenggut nyawa - tanpa terkecuali.
Harus diketahui, semua orang bukanlah target diam, melainkan sedang melakukan manuver penghindaran dalam pergerakan berkecepatan tinggi!
Bahkan sniper terhebat dari pasukan sekalipun takkan berani mengklaim bisa menembak tanpa meleset satu pun peluru di sini, mana mungkin?!
Namun, kendali atas nyawa mereka telah jatuh ke tangan orang lain.
Jenderal.
Benar-benar seorang Jenderal.
Sama sekali tak punya daya melawan, ini pasti seorang maestro sniper yang muncul entah dari mana! Bagaimana mungkin orang selevel ini bisa lolos pengawasan imigrasi?!
Lin Hao dan kawanannya di balik bunker hanya bisa menyaksikan para musuh ini jatuh satu demi satu lalu mundur, meninggalkan mayat demi mayat selama proses evakuasi. Ketika sniper lawan akhirnya keluar dari jangkauan pandang, dari lebih 20 orang awalnya hanya tersisa 3 yang kabur masuk kegelapan sambil menundukkan kepala takut menoleh.
Hampir seluruh pasukan musnah!
Lin Hao dan yang lain mengangkat kepala melihat siluet samar di atas gedung yang pada saat itu menarik senjata dan berbalik pergi, punggung itu menghilang dalam gelapnya malam berwarna darah seperti burung hantu malam, sama sekali tidak berniat bertemu langsung dengan mereka...
"Siapa sebenarnya orang ini?" Wang Ping terkejut: "Keahlian menembak Elang di masa lalu pun tidak sejempolan ini!"
"Tak ada tembakan yang sia-sia, mengerikan. Kemampuan sniping orang ini bisa disebut mencapai tingkat tertinggi. Hanya saja tidak tahu bagaimana kemampuannya dalam jarak ultra jauh, tapi aku yakin dalam 800 meter, ia pasti masuk dalam deretan nama," Zhao Junyi menganalisis dengan dingin.
"Bukankah kita tidak punya pasukan bantuan? Masih ada saudara di luar?"
"Tidak. Dan bahkan jika ada, tidak ada yang memiliki keahlian menembak seperti ini."
Lin Hao yang selama ini diam tiba-tiba teringat seorang pemuda yang pernah menyuruhnya menjaga diri... Entah mengapa, hatinya merasa ada hukum tak terlihat yang mengarahkan kebenaran ke sana. Dan orang itu memang selalu memberi kejutan tak terduga pada orang lain.
Tiba-tiba ia berbicara dengan suara berat: "Tidak benar! Masih ada satu orang yang tidak berada di sini!"
Semua orang terpaku: "Siapa? Jangan bilang itu Lao Lü yang terbaring di tanah. Nanti kita bawa mayatnya ke mobil sebelum pergi. Tidak bisa dibiarkan begitu saja di sini."
"Bukan Lao Lü. Kalian lupa satu orang," Lin Hao menghela napas. Alih-alih menyebut nama, ia menggunakan sebutan yang mudah dipahami semua: "Kesatria!"
