Renovasi selokan yang dijanjikan mana? Ruang luas bercahaya yang dijanjikan mana? Sialan, bau busuk yang menyengat sampai tak tertahan, inikah yang disebut renovasi?
Seperti apa kondisi sebelum direnovasi? Pantas rapat PBB sampai terpaksa dihentikan!
Tujuh hari terakhir Ren He bersembunyi di labirin bawah tanah raksasa ini. Saat melompati dua gedung dulu, kaki kirinya tetap terluka. Bagaimanapun perbedaan ketinggian dua gedung itu terlalu ekstrim, bahkan Ren He pun tak bisa menghindari cedera, kemungkinan ada retakan tulang.
Jadi beberapa hari ini setelah melarikan diri dari area pertempuran, Ren He lebih banyak merawat lukanya. Namun berkat poin fisiknya yang tinggi, proses pemulihan lukanya pun lebih cepat dari orang biasa. Jika orang lain butuh 100 hari untuk pulih dari patah tulang, Ren He sekarang sudah hampir sembuh total, hanya masih terasa sakit saat berjalan.
Seandainya orang biasa yang melompat, mungkin sudah tewas saat mendarat. Sekalipun selamat secara kebetulan dan masuk ke sistem drainase, tak mungkin bisa lari jauh.
Badan Keamanan Nasional Amerika juga bukan idiot. Dengan menghilangnya Ren He secara tiba-tiba, pasti mereka bisa menebak bahwa dia bersembunyi di saluran pembuangan. Mustahil mereka mengira Ren He menguasai teknik penyembunyian.
Karena itu dua hari terakhir Ren He sudah beberapa kali bertemu kelompok operasional yang turun untuk patroli. Semua pintu keluar sistem drainase yang mungkin menuju dunia luar dijaga ketat pasukan. Jadi ide Ren He untuk kabur langsung dari saluran pembuangan benar-benar mimpi di siang bolong.
Namun saluran pembuangan ini terlalu besar, dan Ren He sangat diuntungkan di sini. Ketika peta rute seluruh saluran air sudah tersimpan di kepalanya, tempat ini menjadi markas utamanya - ya, markas yang beraroma khas...
Jadi begitu ada sedikit gerakan di manapun, ia langsung menghilang. Meski kakinya terluka, kelompok operasi Badan Keamanan Nasional tetap tak bisa mengejarnya.
Staf keamanan kebingungan: "Bajingan ini lari seperti kelinci di saluran air!" Tiap hari mereka harus turun memeriksa. Dengan ratusan personel saja mana mungkin pencarian menyeluruh? Jika mengerahkan pasukan besar, bukankah media luar akan menggegerkan langit?
Hari itu Badan Keamanan Nasional mengumumkan teroris sudah dibunuh. Jika tidak, kredibilitas mereka bisa hancur lebur - terima uang pajak, kerahkan banyak orang, tapi tangkap satu teroris saja gagal?
Bercerita pun jadi aib!
Politik tidak pernah sesederhana itu. Bukan berarti karena mereka tahu sniper itu ada di dalam saluran air, mereka bisa langsung mengerahkan personel yang cukup untuk melakukan pencarian.
Awalnya pihak keamanan mengira ratusan personel seharusnya cukup. Nyatanya tidak hanya gagal menangkap target, mereka malah kehilangan dua personel - keduanya tewas di tangan Ren He saat melakukan pencarian menyeluruh di saluran air.
Setiap anggota kelompok tempur sangat paham: mereka sedang menghadapi mesin perang tersulit yang pernah mereka temui sejak masuk dinas. Awalnya tangan target masih kosong, tapi sekarang malah dikirim dua pistol, dua senapan semi-otomatis, plus flashbang dan granat...
Sialan! Misi sialan ini bisa berakibat fatal - mati terperangkap di selokan!
Tapi Ren He merasa tidak bisa terus-terusan tinggal di sini. Meski udara di sini tidak seperti saluran air di Tiongkok yang penuh nitrogen - sampai lempar petasan saja bisa meledakkan penutup sumur - tapi bau yang benar-benar tidak enak di sini tetap mengganggu.
Ren He setiap malam diam-diam merangkak ke jalanan terpencil untuk mencuri makanan, tapi akhirnya merasa mual mencium bau ini. Akhirnya dengan angkuh ia duduk di luar sambil makan, lalu kembali ke bawah setelah selesai...
Karena lokasinya terpencil di kota, kamera pengawas jalan tidak menangkapnya sekali dua kali. Tapi saat Badan Keamanan Nasional menganalisis rekaman video, mereka terkejut menemukan target buronan sedang duduk di tepi mulut sumur terbuka sambil menyantap makanan. Wajahnya yang hitam legam sulit dikenali. Jika bukan karena dua senapan semi-otomatis di punggungnya, mereka tak akan menyadari itu sang target...
Di tengah malam, seorang yang terlihat seperti pengungsi dengan dua senapan di punggungnya sedang makan roti di mulut sumur... Rasanya seperti apa...
Bisakah kau bersikap rendah hati? Jika kau tetap tenang, kami bisa anggap kau sudah kabur dan tak perlu turun memeriksa. Apa kau tidak punya kesadaran sebagai buronan?
Tentu ini hanya ada dalam pikiran mereka, pencarian tetap harus dilanjutkan. Tapi mereka juga pusing, bagaimana jika si anak ini bertahan di sistem saluran pembuangan?
Dulu semua orang menganggap sistem drainase New York hebat, hujan deras sekalipun takkan banjiri kota. Tapi kini untuk pertama kalinya mereka membenci saluran pembuangan ini - ngapain dibangun serumit dan selebar ini?!
Seandainya di Luocheng, Ren He yang melompat ke bawah pasti sudah tewas tercekik asap di dalam.
Badan Keamanan Nasional mengadakan rapat darurat memutuskan: Mengorbankan biaya besar untuk memasang instrumen sensor tanda vital (seperti yang digunakan dalam operasi penyelamatan bencana) di simpul transportasi vital. Begitu terdeteksi kemunculannya di saluran pembuangan tertentu pada malam hari, langsung lakukan penguncian total dan penangkapan!
Sejujurnya Ren He sama sekali tidak merasakan tekanan dari Badan Keamanan di dalam saluran pembuangan ini. Tempat ini seperti koridor pelarian yang memang diciptakan untuknya. Untung Yang Xi memilih New York sebagai tujuan studinya, di kota lain mungkin dia sudah mati lemas.
Sama seperti peribahasa "selamat dari maut pasti dapat keberuntungan", begitulah Ren He menghibur dirinya sendiri.
Ia tak tahu apakah Yang Xi sudah kembali ke kampung halaman sendiri atau belum. Tak sempat memikirkan orang lain, saat ini yang paling berbahaya adalah dirinya sendiri. Dengan tekad baja, ia menyusuri saluran air menuju 173 Park Avenue. Tempat itu sudah kosong melompong, tanpa jejak perusakan di pintu maupun jendela - pertanda Yang Xi telah meninggalkan lokasi dengan selamat.
Setelah kepergian Yang Xi, hati Ren He menjadi jujur tanpa beban. Tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan, perasaan yang justru terasa lumayan.
Hanya saja, bersembunyi di selokan negeri asing ini tetap meninggalkan rasa kesepian.
Kadang di bawah pusat persis kota, Ren He mendengar gemuruh kendaraan di atas tutup saluran membawa nostalgia akan kehidupan lampau.
Ren He belum tahu bahwa Tian Qu, Yang Xi, dan Yang En semua mengira ia sudah mati. Juga tak menyadari bahwa Yang Xi kini telah membocorkan identitas Kesatrianya beserta segala perbuatan masa lalu kepada Ibu Ren.
Ren He juga tidak tahu bahwa Yang Xi sekarang sudah tinggal di rumahnya, tidur di pondok kecilnya dan menganggap diri sebagai anggota keluarga Ren.
Apalagi Yang Xi sekarang tidak menerima semua telepon dari Su Ruqing dan Yang En, hanya melakukan pekerjaan rumah dengan tenang di rumah Ren He.
Jika tahu, yang paling harus dipikirkannya sekarang adalah bagaimana menghadapi Ibu Ren yang akan marah besar di masa depan...
Bayangkan saja sudah mengerikan!
Namun tepat ketika pejabat tinggi Badan Keamanan Nasional Amerika melihat adegan Ren He makan roti dengan angkuh lalu melompat kembali ke saluran pembuangan, mereka yang terprovokasi bersumpah akan membayar harga mahal untuk menembak mati si penjahat ini.
Ren He diam-diam sudah keluar dari saluran pembuangan dan menyelinap masuk ke Park Avenue No.173 untuk mandi air hangat...
Serta bertekad bulat untuk tidak kembali ke saluran pembuangan yang bau itu!
