Saat ini, identitas profesor muda telah terekspos di hadapan Badan Keamanan Nasional Amerika. Meskipun pihak lawan tidak membuat pernyataan publik, bahkan terlihat sepenuhnya tidak menyadari situasi, Ren He sama sekali tidak berandai-andai dalam hal ini. Kemungkinan grup tersebut bungkam karena mereka sendiri memiliki rekam jejak yang tidak bersih dalam bekerja.
Niat menculik Duta Besar Tiongkok secara diam-diam seperti ini jika dibawa ke tingkat diplomatik akan memalukan semua pihak. Sekalipun Yang En menyamar dan mengganti identitas, masalahnya tetap: dia tetaplah seorang duta besar.
Kalau berhasil menangkapmu, mereka bisa berpura-pura tidak tahu. Tapi kalau gagal, lebih baik berhenti saja.
Sebenarnya ini adalah permainan tingkat mata-mata. Tak ada pihak yang mau mengeskalasikannya ke tingkat politik.
Ren He juga merefleksikan segala kejadian sebelumnya. Meskipun dia dan Houzi tidak tertangkap saat konser, wajahnya telah terlihat. Pihak lawan juga bukan orang bodoh - cukup mencocokkan foto di paspor dan visa saat masuk negara, mereka bisa langsung mengunci target tersangka. Inilah masalah fundamentalnya.
Pihak lawan tidak hanya akan mengetahui identitas Ren He sebagai profesor muda, tetapi juga statusnya di Tiongkok. Bagaimanapun, semua informasi paspor yang pernah Ren He gunakan adalah nyata.
Dia sama sekali tidak menduga akan terjadi kejadian seperti ini di akhir. Seandainya tahu sebelumnya, jangan bicara soal masuk dengan identitas palsu, bahkan mungkin AS pun tidak akan dia datangi.
Hampir saja membuat diri sendiri mati di sini!
Tapi dia tidak khawatir AS akan mengusiknya di Tiongkok. Selama dia berhasil melarikan diri kembali ke Tiongkok, masalah ini bisa dianggap selesai. Jika datang lagi ke AS, mungkin benar-benar perlu identitas palsu. Tapi untuk apa? Ren He tidak terlalu menyukai tempat ini, juga tidak perlu mencari pekerjaan atau peluang bisnis di sini.
Menurutnya Luocheng sudah cukup baik. Tidak bisa datang ya tidak usah, hal sederhana saja.
Pihak lawan tidak hanya bisa melacak identitas profesor mudanya melalui informasi imigrasi, bahkan bisa menyelidiki statusnya sebagai mahasiswa Columbia University - semua tercatat dalam sistem informasi terhubung.
Apa itu Program PRISM? Program ini membangun mesin pencari raksasa di seluruh jaringan internet, di mana memasukkan kata kunci akan memunculkan informasi terkait - termasuk data akademik dan informasi pekerjaan. Tak hanya jaringan, tapi juga komunikasi telepon dan SMS, semua informasi yang melalui menara pemancar layanan bisa diketahui.
Ren He tidak tahu informasi apa yang didapat Yang En, namun jika merujuk kehidupan sebelumnya di tahun 2007, Program PRISM sudah aktif, sementara Snowden akan membongkar semua ini beberapa tahun kemudian.
Setelah mandi air panas, ia meringkuk di sofa sambil memikirkan kejadian ini. Orang Amerika menganiaya Yang Xi, mengejarnya sepanjang jalan - apakah ini bisa dibiarkan begitu saja?
Ren He bukan orang pemaaf. Dendam sebesar ini jika tak dibalas akan membuatnya kesal, bahkan merasa bersalah telah tinggal tujuh hari di saluran air itu!
Tapi bagaimana cara membalas? Saat ini ia bahkan tak berani menghubungi Xu Nuo via internet. Kekuatan seorang diri - masalah tak terduga sebesar apa yang bisa dibuat di markas utama mereka?
Masih harus berpikir dulu bagaimana melarikan diri dari sangkar raksasa ini, New York yang megah ini bagi orang lain berarti pendapatan dan kesempatan, tapi bagi Ren He memang tak berbeda dengan penjara.
Tapi di kota ini sebenarnya tidak terlalu menegangkan, film-film sering menggambarkan pemerintah AS bisa menemukan orang yang dicari melalui sistem pengenalan wajah di CCTV, ini semua omong kosong belaka.
Ren He melihat level pengawasan jalan di AS, kecuali di persimpangan jalan raya terbesar, resolusi kamera pengawas lainnya tidak jauh beda dengan dalam negeri, semuanya jenis yang bahkan tidak bisa menangkap plat nomor dengan jelas saat menerobos lampu merah di malam hari.
Sebenarnya sebagian besar supir berpengalaman paham betul, selain kamera HD dengan flash otomatis, sisanya pada dasarnya sama saja kualitasnya.
Jika dulu Ren He tidak sengaja melewati banyak kamera HD saat kabur untuk mengalihkan perhatian dari Houzi, sekarang bahkan jika berjalan melenggang dengan angkuh pun tidak akan ada masalah.
Hanya ada satu masalah, akunnya di Amerika pasti tidak bisa digunakan lagi, di tubuhnya hanya ada ribuan yuan tunai. Untungnya uang dolarnya ada di Yang Xi, pihak yang gagal menangkapnya pasti tidak akan melakukan hal tambahan yang merepotkan.
Kuncinya adalah bagaimana mengandalkan ribuan dolar ini untuk melarikan diri dari Amerika. Ren He merasa uang ribuan dolar di tubuhnya seolah mengeluarkan bau got...
Setelah mandi, Ren He mengganti pakaian dengan baju bersih hasil curian di jalan. Tidak seperti film yang sering menggambarkan tokoh utama asal melempar senjata, dia justru sebaliknya. Di saat seperti ini, dua pistol dan dua senapan semi-otomatis hasil rampasanlah yang memberinya rasa aman.
Setidaknya dalam situasi darurat, dia masih punya kesempatan untuk menerobos keluar dari kompetisi sengit.
Senapan runduk aslinya sudah dia lemparkan saat lompat dari atas gedung. Andai saja masih membawa senapan itu, mungkin tidak bisa melompat sejauh itu.
Sejujurnya, senapan runduk itu adalah barang favorit Ren He. Saat senapan runduk itu dipegangnya dalam sekejap mata, Ren He merasa dirinya adalah orang paling aman di dunia. Itu semua berkat teknik ahli senjata yang memberinya keyakinan diri.
Dulunya ia berpikir apakah level tertinggi senjata adalah jurus tembak menikung seperti di kehidupan sebelumnya, tapi kenyataannya kehidupan nyata tidak serumit itu. Jawabannya: tidak bisa.
Prinsip jurus tembak menikung sekilas mirip tendangan pisang bola, namun sebenarnya bola sepak punya elastisitas sedangkan peluru tetap padat tak berubah bentuk.
Ren He dengan tenang membongkar sebuah senapan semi-otomatis dan menaruhnya di tas. Senjata lainnya ia sembunyikan di rumah sewa kecil ini. Dulu kelompok Liu Erbao menyewa tempat ini untuk tiga bulan karena semua mengira akan membuat video promosi baru Kesatria dalam tiga bulan itu, tapi malah bertemu masalah seperti sekarang.
Sedangkan dua buah pistol yang tersisa, satu berada di tubuh Ren He, satunya lagi di samping tangannya.
Ren He tertidur lelap, dalam mimpinya kembali ke malam berwarna darah itu. Suara patetik bergema di langit dan bumi, sementara ia tegak bagai gunung di atas gedung tinggi, dengan dingin melepaskan tembakan demi tembakan.
Membunuh meninggalkan bekas. Meski egois, Ren He bukanlah orang berhati dingin. Mungkin gejolak belas kasih yang dipaksakan Sistem Hukuman Langit masih berpengaruh. Saat terbangun pagi itu, ia mendapati pipinya basah oleh air mata.
Ini pertama kalinya ia menitikkan air mata sejak perjalanan waktunya. Barangkali karena akhirnya bisa rileks sejenak di rumah sewa ini, serangan emosi belas kasih itu membuat jiwanya sempat goyah.
Namun itu bukan perasaan sedih, hanya terkadang kehidupan terlalu singkat.
Ren He sangat berani. Saat mengenakan hoodie dan pergi membeli sarapan pagi-pagi, ia melihat petugas proyek kota sedang membuka penutup sumur di pinggir jalan. Seseorang turun ke bawah tanpa jelas tujuannya, tapi Ren He tak ambil pusing. Asal bukan orang Badan Keamanan Nasional, ia tak perlu tegang.
Namun ia tak tahu, orang-orang ini sedang memasang alat deteksi tanda vital untuk menjebaknya dengan jaring langit dan bumi. Ren He sama sekali tak menyadarinya, sementara Badan Keamanan Nasional juga tak tahu bahwa Ren He sama sekali tak berniat kembali ke saluran pembuangan...
Maka dalam seminggu berikutnya, petugas Badan Keamanan Nasional mulai bingung... Peralatan ini... sepertinya tak berguna!
