Kini, faksi Qinghe telah berkembang pesat bagai tunas di seluruh jagat internet. Satu per satu aplikasi milik Qinghe mulai bermunculan di ponsel masyarakat. Weibo berdiri gemilang bak bintang, sementara platform komunikasi TQ menyusup secara halus ke celah kehidupan sehari-hari.
Entah sejak kapan, efek virus TQ mulai menyebar ke segala penjuru. Karena kemudahan dan diversifikasi fungsinya, ia mulai menaklukkan seluruh pasar.
Aplikasi media sosial memang seperti itu. Ketika seorang teman merasa software ini bagus, sangat mungkin orang-orang di sekitarnya mulai menggunakan benda ini, asalkan cukup menarik.
Mall Qinghe juga telah resmi diluncurkan. Dengan susah payah merangkul semua industri ritel, perlahan melakukan integrasi sumber daya logistik. Kepala divisi Mall Qinghe selamanya mengingat ucapan bos besar: Di era internet, semakin mudah suatu hal, semakin cepat diterima masyarakat.
Inilah prinsip inti faksi Qinghe: mempermudah gaya hidup Tiongkok.
Berkat bantuan 72 kompleks komersial besar di bawah Grup Luohe yang terus berekspansi, Qinghe Pay justru berkembang lebih cepat dari yang dibayangkan Ren He. Banyak orang berkomentar: Cukup bawa ponsel saat masuk ke jalan pedestrian Luohe, sama sekali tak perlu membawa uang tunai. Hal baru seperti ini sangat menarik.
Orang-orang perlahan mulai terbiasa membuka TQ dan Weibo secara bawah sadar setiap bangun tidur, melihat apakah ada komentar dari kawan di TQ, memeriksa interaksi teman di ruang sosial, serta mengecek apakah ada tanggapan terhadap log yang ditulis kemarin.
Juga terbiasa membuka Weibo untuk mencari hal baru dan seru, atau update terbaru tentang dinamika selebritas.
Penyisipan hal-hal ini dalam kehidupan berlangsung perlahan namun cepat - disebut perlahan karena basis populasi yang besar, disebut cepat karena laju perkembangannya yang melesat.
Namun tepat di momen ini, orang dalam industri tiba-tiba menyadari dengan sensitif: Langkah faksi Qinghe yang dulu mantap perlahan mulai mandek, seolah menghadapi persimpangan jalan tanpa penunjuk arah sehingga ragu melanjutkan.
Faksi Qinghe masa lalu sangat berbeda - kala itu setiap gerakan strategis mereka bagai pedang terhunus yang dalam sekejap mampu menguasai wilayah baru.
Dahulu industri komunikasi bagaikan pasir yang tercerai-berai, TQ pun hanya peringkat tiga teratas. Namun kini basis pengguna TQ, bahkan jika digabungkan dengan seluruh industri komunikasi sekalipun, sudah tak tertandingi. Sebuah entitas raksasa sejati di dunia internet telah bangkit. Yang paling mengerikan, entitas raksasa ini hanyalah sebagian kecil dari kerajaan bisnis yang tersembunyi dalam kabut awan misterius itu.
Tapi sekarang? Para bos besar faksi Qinghe tak lagi muncul di acara publik, tak mengeluarkan pernyataan resmi, maupun melakukan ekspansi agresif. Beberapa orang mulai bertanya-tanya: Bagaimana situasi ini terasa seperti ada kelompok naga tanpa kepala?
Fakta memang demikian. Bahkan Xu Nuo sendiri tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Ren He. Menelepon tak ada yang mengangkat, pesan online tak dibalas. Bahkan para eksekutif tinggi Qinghe baru menyadari - ternyata ada pihak yang sedang mencoba menyelidiki situasi mereka melalui jaringan internet.
Beberapa maksud? Para eksekutif tampak bingung. Serangan dari jaringan ini tidak terlalu ganas, Xu Huo sendiri yang menyelesaikannya. Hal ini justru membuat Xu Huo semakin bingung, tak mengerti sebenarnya apa yang sedang terjadi.
Saat mereka mencoba melacak balik sumber kekuatan jaringan ini, pihak lawan justru memutus semua jalur masuk dan menghapus jejak.
Lawan adalah ahli sejati, jarang ditemui di dunia maya. Sulit dinilai siapa yang lebih unggul karena tidak ada pertarungan langsung. Namun Xu Huo merasa setidaknya kemampuan mereka seimbang dengan tim teknologi Qinghe.
Hanya saja Xu Huo tidak menyadari bahwa lawannya adalah mesin negara raksasa.
Bos besar faksi Qinghe seolah menguap dari dunia fana. Para pionir memiliki banyak keputusan strategis yang membutuhkan putusan Ren He. Meski para pionir bisa bekerja mandiri, arah ekspansi tetap harus ditentukan oleh bos besar.
Saat ini, berbagai kekuatan seperti hantu bermunculan dan mulai melakukan kontak dengan gila-gilaan kepada para bos besar Kelompok Qinghe, berusaha memahami situasi internal faksi Qinghe. Bahkan ada yang berharap bisa memotong sepotong dari kue pasar faksi Qinghe, bahkan menawarkan gaji tahunan tinggi untuk merekrut talenta.
Praktik perekrutan seperti ini sama sekali tidak langka. Dunia luar bahkan mengetahui bahwa para eksekutif Qinghe bahkan tidak menandatangani perjanjian non-kompetisi yang melarang mereka bekerja di industri yang sama setelah mengundurkan diri.
Fakta menunjukkan, tak satu pun eksekutif faksi Qinghe yang menerima tawaran perekrutan semacam ini. Gaji tahunan bukanlah hal yang mereka idamkan. Jika benar hanya mengejar uang, mereka sudah bisa pergi sejak reformasi Qinghe dilaksanakan.
Kini mereka adalah pemegang saham faksi Qinghe, bukan sekadar pekerja kecil. Inilah poin yang paling memenuhi standar harapan mereka terhadap Ren He.
Pemuda itu tak pernah pelit memberikan mereka uang, reputasi, posisi terhormat - hal-hal yang paling mereka butuhkan. Namun pandangannya seolah menjangkau lebih jauh, ketika target yang lebih tinggi tercapai, nama dan harta hanyalah sesuatu yang bisa didapat dengan kibasan tangan.
Saat ini adalah momen faksi Qinghe bersatu menguatkan barisan. Tak ada yang mau melepas kesuksesan yang sudah di depan mata untuk memulai dari nol lagi, apalagi hanya demi gaji tahunan receh. Mana mungkin gaji setinggi apapun bisa menyaingi saham miliaran di masa depan? Maka urusan ini di internal Qinghe ibarat lelucon belaka.
Dalam rapat rutin eksekutif, para maestro saling menggoda: "Perusahaan X menawar segini lho!" Yang lain langsung menyambar dengan tamparan keras: "Dasar tak ada harganya! Nilai diriku pasti lebih mahal dari tawaranmu!"
Hal-hal yang bisa dibicarakan secara polos, bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Yang sesungguhnya mencemaskan, justru yang tak terucapkan.
Seperti: Ke mana sebenarnya sang bos besar menghilang?
Semua orang merasa sesak. Bahkan ketika bertanya pada Xu Nuo, sang jenderal hanya bisa geleng-geleng tak tahu. Mereka bisa melihat bahwa Xu Nuo benar-benar tak punya jawaban.
Sampai sekarang semua wajah muram, jangan-jangan bos besar ketahuan masalah di AS? Kalau tidak, dari mana serangan di internet ini berasal?
Namun kejadian yang meledak di berita AS, bagaimanapun dilihat tidak ada hubungannya dengan bos besar. Ada baku tembak sampai pertarungan sengit, hal-hal seperti ini mana mungkin dipaksakan dikaitkan dengan bos besar yang terlihat begitu kalem...
Awalnya semua masih berharap ada perubahan, tapi semakin lama waktu tertunda, kegelisahan di hati semakin tak terbendung. Ada yang mulai mengusulkan: "Bagaimana kalau ke Grup Luohe untuk tanya kondisi pada ibu bos besar?" Berdiam diri saja memang bukan solusi!
Tapi muncul pertanyaan: Siapa yang berani menghadapi Ibu Ren yang di mata mereka seperti Ratu Ibu? Beberapa bos besar yang pernah berinteraksi dengan beliau akhir-akhir ini agak takut berurusan lagi. Dengan orang lain masih bisa berdebat sengit, tapi menghadapi sang Ratu Ibu, sejak awal mental sudah kalah... Mau protes ke mana lagi? Memang beliau punya anak yang luar biasa.
Akhirnya semua sepakat memilih: Xu Nuolah yang bertanya!
