Gelar rektor kehormatan hanyalah sebuah label kosong. Namun pencapaian gelar ini sendiri sudah menunjukkan banyak hal, setidaknya membuktikan bahwa Zhang Ming memiliki pengaruh tertentu di Zhongxi.
Faktanya memang demikian, orang luar mungkin hanya menganggap Zhang Ming sebagai sutradara yang bagus. Namun dalam hubungan kompleks di dalam sistem birokrasi Tiongkok, tak ada yang tahu pengaruh keluarganya sebenarnya sangat besar.
Awalnya kasus pemilihan peran untuk film Kunlun langsung disebarluaskan di Zhongxi. Selama beberapa tahun terakhir, sebagian besar selebriti yang dipromosikan Zhang Ming adalah murid Zhongxi, termasuk Xia Yuting.
Meski terlihat matang dan berpengalaman, Xia Yuting sebenarnya masih mahasiswa tingkat tiga di Zhongxi.
Ren He juga tak menyangka masalah sekolahnya justru menemukan jalan terang di sini. Ia tidak peduli jurusan atau sekolah mana yang akan dimasuki, yang penting bisa bersekolah.
Semula ia sempat berpikir untuk mengandalkan Sistem Hukuman Langit agar bisa masuk Tsinghua atau Peking University. Ia sadar mustahil mengandalkan kemampuannya sendiri. Masuk kampus elite itu hanyalah mimpi kekanakan yang diucapkannya sambil bercanda, bukan obsesi pribadi. Ia hanya ingin melihat seperti apa sosok elite sejati Tiongkok.
"Besar nanti mau masuk sekolah apa?" Pertanyaan ini sering dilontarkan keluarga kepada sebagian besar anak kecil.
"Peking University dan Tsinghua University!" Jawab semua anak dengan bangga.
Namun kenyataannya, masuk ke Peking University atau Tsinghua University jauh lebih sulit dari yang dibayangkan. Bahkan jika berhasil masuk pun, belum tentu menjamin kesuksesan hidup.
Tidak ada kehidupan manusia yang bisa ditentukan oleh satu institusi pendidikan. Ujian Nasional hanyalah jalan pintas untuk memperoleh alokasi sumber daya sosial di persimpangan jalan hidup. Semakin tinggi nilainya, semakin dekat dengan inti masyarakat - tapi ini hanya salah satu faktor pengaruh saja.
Sikap mental Ren He kini telah berubah total, bagaikan burung liar di awan yang tenang. Kemarin malam setelah ia pergi, kepala sekolah tua menelepon lagi untuk mengabarkan rencana memasukkannya ke Hall of Fame Alumni - foto Ren He akan dipajang di koridor gedung sekolah.
Bahkan saat menyumbangkan Beasiswa Qinghe yang bernilai puluhan juta per tahun dulu, kepala sekolah tak pernah menyebut-nyebut rencana ini!
Seolah di mata kepala sekolah tua, uang tak sebanding dengan kegembiraan Ren He bertarung dengan senapan besar di New York. Ren He menduga, mungkin karena peristiwa inilah akhirnya kepala sekolah memutuskan memasukkannya ke alumni hall of fame...
Kepala sekolah bertanya, tulisan apa yang akan dicantumkan di bawah lukisannya. Tanpa pikir panjang Ren He langsung menjawab: "Posisi iklan ini terbuka untuk disewa jangka panjang..."
Kepala sekolah langsung menutup telepon dengan muka hitam. Ren He awalnya mengira kalimat ini mustahil muncul, namun pagi ini Jiang Haoyang menelepon: Lukisannya kini terpajang di depan kelas 5 tingkat dua, dengan tulisan mencolok di bawahnya: "Posisi iklan ini terbuka untuk disewa jangka panjang!"
Saat lukisan ini dipajang, seluruh SMA Negeri 4 Ibukota langsung meledak heboh. Sungguh mengejutkan, benar-benar berita besar!
Hall of fame Sizhong biasanya memajang wajah-wajah paruh baya yang sukses atau ilmuwan. Kehadiran wajah muda Ren He di antara mereka terasa tak selaras.
Sizhong belum pernah memasang foto pemuda di dinding, tapi sekarang malah muncul iblis satu ini.
Di kalangan manajemen sekolah, kejadian ini memang kontroversial. Ada yang bertanya: "Si bocah ini, sehebat apa pun cuma seorang pengusaha, kok dipajang begitu cepat?" Namun kepala sekolah tua tidak menjelaskan alasan spesifik, hanya bersikeras melakukannya.
Di Sizhong, keputusan yang benar-benar ditetapkan kepala sekolah tua memang tidak ada yang mampu membantah. Maka akhirnya dipasanglah.
Tapi dipasang ya dipasang... Bagian bawah gambar seharusnya tempat menulis motto hidup. Loe nulis "Tersedia sewa tempat iklan" brengsek itu maksudnya apa!
Kepala sekolah tua tertawa santai: "Sekolah kita selalu mengklaim diri terbuka, progresif, visioner. Tapi murid-murid yang cuma belajar matian itu bisa disebut terbuka? Kalau tidak muncul satu dua iblis seperti ini, saya sendiri akan kecewa pada kepala sekolah sebelumnya dan merasa tak layak memikul amanah organisasi!"
Lukisan ini sekali lagi menambahkan cincin cahaya pada kehidupan legenda Ren He. Ketika semua masih bangga pada Sizhong, Ren He dengan mudah telah memasuki hall of fame sekolah - artinya kini Sizhong-lah yang bangga padanya!
Kalimat "Sewa tempat iklan" bagai bentuk olok-olok diri khas semangat pemuda itu. Ren He pun pernah berpikir, dirinya sebenarnya tak punya kualifikasi menulis motto untuk menyemangati orang lain. Yang bisa dilakukannya hanyalah menjalani hidupnya dengan baik.
Jadi daripada menulis motto inspirasional, lebih baik tidak usah. Bahkan saat mengajar di desa pegunungan dulu, ia hanya memberikan logika hidup, tak pernah mengumbar kata-kata mutiara.
Rencana awal telah ditetapkan: Ren He akan menjadi mahasiswa baru Zhongxi di bulan September. Di usia 17 tahun menjadi mahasiswa, tak terlalu mengejutkan. Yang Xi sempat ragu mendengar Ren He akan menjadi alumni Xia Yuting, tapi mengingat Xia Yuting yang abadi syuting di luar dan jarang pulang ke kampus, hatinya pun sedikit lega.
Meski sangat percaya pada Ren He dan dirinya sendiri sudah cukup luar biasa, Yang Xi tak kuasa menahan kenyataan bahwa Ren He terlalu bersinar di hatinya. Siapa sangka, Ratu Musik Yang Xi ternyata bisa merasa sedikit kurang percaya diri di hadapan orang lain.
Masuk Zhongxi sudah pasti. Tak ada yang menyangka penulis serial drama yang diperebutkan mati-matian mahasiswa Zhongxi ternyata ada di samping mereka. Meski identitas Ren He terbongkar, media belum pernah berhasil merekam citranya, sehingga eksposur wajahnya masih rendah.
Tapi Zhang Ming bercanda, jika Ren He tidak menulis sekuel Shan Hai Jing sebelum semester baru, ia akan mengingkari janji.
Meski tahu itu hanya gurauan Sutradara Zhang, Ren He tetap merasa antara ingin tertawa dan menangis. Mengapa sekolahnya harus penuh rintangan sementara orang lain biasa-biasa saja, bahkan sampai harus menukar dua karya dengan "rumah tangga"?
Faktanya Ren He sangat berterima kasih. Meski dua karya telah ditulis, Zhang Ming tidak akan mendapat banyak uang. Pihak lawan hanya ingin menyelesaikan trilogi ini dengan utuh saja.
Setelah makan, mereka duduk bernaung di bawah pohon kenari. Lao Zhou membahas rencana Yayasan Qinghe untuk memperluas tim guru relawan.
Namun Ren He tidak setuju. Awalnya dia optimis dengan prospek Harry Potter, tapi kini justru Zhou Wumeng yang terlalu bersemangat. Menurut Ren He, target triliunan dolar itu masih sangat jauh, mustahil tercapai tanpa tim operasional profesional.
Bahkan jika tercapai, uang itu tidak langsung cair. Di kehidupan sebelumnya, Harry Potter butuh belasan tahun transformasi pun belum mencapai tahap ini. Berbagai produk turunan masih berkembang perlahan, taman tematik pun belum dibangun.
Jika tim pengajar sukarela diperluas lagi, kendati Yayasan Qinghe saat ini sangat tajir, perlahan-lahan mereka akan mengalami kesulitan keuangan.
Pendidikan pada dasarnya adalah urusan negara, alih-alih merebut sorotan dengan melakukan hal yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara, lebih baik banyak memikirkan cara melakukan pembangunan berkelanjutan.
Lao Zhou setelah berpikir akhirnya setuju, ia sudah mulai mempercayai penilaian Ren He terhadap situasi tanpa syarat sejak lama.
