Ren He sekilas melihat sekarang tidak mungkin lagi bercumbu dengan Yang Xi, terpaksa melanjutkan dengan tenang menulis dua sekuel Shan Hai Jing di belakang.
Jika Kunlun diletakkan dalam kehidupan sebelumnya, apakah bisa sesukses sekarang? Jawabannya tidak, ini ada faktor lingkungannya.
Di kehidupan sebelumnya, para master genre silat seperti Jin Yong, Wen Rui'an, Gu Long bagai permata di depan, kelahiran Kunlun selalu terasa kurang matang. Saat Kunlun ingin menggambarkan perasaan sosok kecil yang terombang-ambing dalam dunia persilatan, sejarah, dan zaman besar di volume kedua Cang Hai, namun tetap lebih lemah dibandingkan teknik Jin Yong.
Kedalaman pemikiran juga kurang sedikit, misalnya pembaca akan mengkritik: Tokoh utama Kunlun ternyata membantu Dinasti Yuan menghancurkan Dinasti Song? Yuan adalah suku asing, ini berarti tokoh utama mengkhianati tanah air!
Tapi Ren He merasa semua ini tidak perlu. Sosok kecil di tengah zaman membicarakan dendam negara seperti apa yang tidak penting, memasung sejarah kuno sebagai belenggu mental juga tidak perlu.
Membaca novel tidak perlu terlalu banyak pertimbangan. Ren He sendiri juga tidak punya empati dengan sejarah kuno. Memaksanya merasa punya hubungan dengan Dinasti Song, dia juga tidak bisa... Hancur ya sudah hancur, Ren He rasa tidak ada masalah besar...
Kunlun di kehidupan sebelumnya tidak terlalu populer. Bahkan saat pengusaha hak cipta memilih hak cipta film dan televisi, Kunlun justru terpinggirkan.
Namun sekarang tanpa Jin Yong, Wen Rui'an, atau Gu Long, posisi Kunlun dalam genre silat menjadi terlalu mencolok.
Tak terhitung orang menantikan sekuel ini, ingin tahu kelanjutan alur cerita, dan membakar darah panas demi mimpi silat murni itu.
Ada yang memulai, pasti ada yang ikut-ikutan. Setelah Kunlun meledak, lahir banyak karya silat serupa. Banyak yang bahasanya lebih baik dari Kunlun, tapi orang paling ahli hanya mengingat yang pertama. Penulis Kunlun di hati mereka adalah Leluhur generasi baru genre silat, statusnya tak perlu diragukan.
Ren He menghabiskan 3 hari untuk menulis volume kedua "Cang Hai" dan tanpa ragu-ragu menyerahkannya kepada Lao Zhou sebagai pendapatan hak cipta Yayasan Qinghe, terus berkontribusi untuk kegiatan amal.
Kali ini, hak cipta film dan TV sama sekali tidak perlu dijual. Yayasan Qinghe sendiri yang akan mengoperasikan hak cipta penuh "Cang Hai", sedangkan bagian permainan tetap dikerjakan oleh perusahaan game Qinghe. Dengan kekuatan yang ada, perusahaan game Qinghe tidak perlu satu bulan untuk menyelesaikan permainan Cang Hai. Hal seperti ini sudah terlalu sederhana bagi mereka, bahkan tidak memerlukan panduan lebih lanjut dari Ren He.
Tentu saja, jika sampai saat ini detail semacam ini masih perlu diawasi oleh Ren He, itu hanya membuktikan tim perusahaan game Qinghe terlalu lemah.
Namun faktanya tidak demikian. Perusahaan game Qinghe sangat kuat, bahkan dijuluki sebagai yang terkuat di dunia!
Hanya dalam waktu 2 bulan, jumlah pemain online bersamaan Dota mencapai 6,7 juta orang - tak ada game lain yang bisa menyainginya. Laba bersih bulanan perusahaan game Qinghe bahkan mencapai angka mencengangkan US$120 juta (sekitar 960 juta RMB).
Ini jauh melampaui imajinasi Ren He sendiri. Awalnya dia hanya berharap bisa menyamai pencapaian di kehidupan sebelumnya. Faktanya, di kehidupan lalu dengan 1,4 juta pemain online bersamaan saja, laba bulanan Dota sudah mencapai 45 juta dolar.
Ditambah kondisi dunia paralel ini yang sangat kekurangan game berkualitas, ketika sebuah game dominan muncul, situasinya jauh lebih optimis dibanding kehidupan sebelumnya.
Qinghe Games resmi menjadi senjata penghasil uang tingkat global yang sesuai namanya. Valuasi Grup Qinghe di mata publik terus meningkat, sementara banyak orang tercengang mengetahui pendirinya hanyalah seorang pemuda 17 tahun.
Ren He kini tercatat sebagai miliarder termuda di Tiongkok - status yang tak terbantahkan lagi. Selain itu, dia juga merupakan satu-satunya ahli waris sah Grup Luohe...
Hanya sedikit orang yang mampu menghadapi kekayaan sebesar ini tanpa sama sekali tidak tertarik!
Maka muncul fenomena aneh di Weibo. Entah sejak kapan, jumlah pengikut Weibo Ren He mulai meledak secara eksponensial - dari 1 juta lebih tiba-tiba melonjak ke lebih dari 30 juta, bahkan terus meningkat dengan kecepatan luar biasa setiap harinya.
Akun Weibo Ren He selalu dikelola oleh Departemen Promosi Qinghe. Ia sendiri hanya sesekali memposting, dengan akun default di ponselnya adalah milik Kesatria...
Konten Weibo Ren He juga sangat sederhana, kebanyakan tentang update berbagai versi Dota, hasil kompetisi, atau kondisi mental karyawan Qinghe. Tidak pamer kekayaan maupun kehidupan pribadi, terlihat sangat formal...
Tapi entah mulai dari post mana, tiba-tiba muncul komentar-komentar aneh di kolom komentar...
"Ren He, aku ingin memberimu anak."
"Sayang, makan siang hari ini apa..."
Kata "suami" tiba-tiba menjadi populer, dengan tak terhitung orang yang ikut-ikutan—lebih dari separuhnya adalah pria kekar yang sedang mengolok-olok.
Awalnya Departemen Promosi Qinghe sempat terpaku, heran bagaimana bos besar mereka bisa memiliki begitu banyak "istri", kemudian baru menyadari ini adalah hasil manipulasi ritme diskusi...
Para staf antara ingin tertawa dan menangis, inikah daya tarik uang? Tapi memang tak bisa dipungkiri bos mereka adalah anak muda terkaya se-Tiongkok.
Saat laporan ini disampaikan ke Ren He, ia pun tertegun—bukankah ini tunjangan yang pernah diterima Wang Xiaozhang di kehidupan sebelumnya? Bagaimana bisa terjadi padanya?
Sorakan "suami-suami" dari massa membuat Ren He menjelma menjadi sosok suami nasional. Lebih banyak penggemar yang mempertanyakan: "Apakah Ren He saat ini sudah punya pacar...?"
Xu Nu menggerutu lewat telepon: "Dari tiga akun Weibo dengan penggemar terbanyak, dua milikmu, satu milik Yang Xi..."
Keharuman seperti ini adalah hal yang didambakan tak terhitung orang di kehidupan sebelumnya. Dengan penggemar datanglah ekonomi, cukup membuat iklan maka uang pun mengalir deras. Ren He juga berharap semua orang bisa menyadari bahwa Weibo bukan sekadar platform media mandiri, tetapi juga ladang penghasil uang.
Begitu Weibo bisa dikaitkan dengan uang, jumlah pengguna pasti meningkat seperti air pasang. Ren He bahkan memerintahkan Qinghe Meitu, belanja kelompok, Ctrip, dan lainnya untuk memilih endorser atau memasang iklan dari kalangan selebritas internet. Di satu sisi, mereka bisa memanfaatkan influencer yang masih murah ini untuk meningkatkan popularitas, di sisi lain memberi umpan manis agar para influencer tersebut semakin rajin mempromosikan Weibo.
Setelah faksi Qinghe terbentuk, berkelompok mencari kehangatan dan bahu-membahu dalam kesulitan menjadi hal biasa. Inilah senjata pamungkas terbesar di tangan Grup Qinghe – tak ada yang bisa berbagi sumber daya seutuhnya seperti mereka.
Ibarat bermain Dou Dizhu bersama, ketika kartu bahkan belum selesai dibagikan, Qinghe sudah meledakkan bom Wang Zha lalu menyelesaikan permainan dengan satu rangkaian lengkap, membuat semua lawan kena 'musim semi'...
Ini membuat rekan seprofesi merasa tak berdaya. Sebelumnya semua orang masih mengamati dari kejauhan perkembangan masa depan Qinghe. Dengan kios yang dipasang seluas ini, apakah Qinghe sendiri yakin semua proyek bisa sukses?
Hasilnya sekarang Qinghe menggunakan fakta untuk memberitahu semua orang: Hmm, kami memang bisa membuat semua proyek berhasil. Siapa suruh kami punya bos besar yang visioner?
