Yang paling memantau dua akun Weibo Ren He sebenarnya adalah Yang Xi. Jadi ketika banyak orang bersama-sama memanggil Ren He "suami", wajah Yang Xi langsung memerah.
Ren He sendiri tidak terlalu memikirkan hal ini. Saat melihat pengaruhnya setinggi ini, ia cepat-cepat menyuruh tim promosi untuk mengganti strategi Weibo. Akun resminya mulai memposting video bertarung Dota dengan gila-gilaan, bahkan mengumumkan ID-nya, dan dengan brengsek mengajak semua orang untuk bermain Dota bersama.
ID ini dibuat tim promosi untuk Ren He. Saat ini, salah satu ahli tim promosi setiap hari bertugas memainkan Dota dengan ID Ren He, lalu dengan sabar menerima permintaan pertemanan, semua demi menjadikan Weibo Ren He sebagai platform promosi Dota...
Pengaruh sebesar ini tidak perlu disia-siakan!
Tak terhitung orang mulai mencoba Dota karena promosi di Weibo-nya, banyak juga cewek yang gilaan menambahkan ID Dota Ren He sebagai teman. Seluruh staf Departemen Promosi agak kagum pada bos besar mereka yang berani melakukan promosi brengsek sampai segitunya...
Para pemain yang menambahkan Ren He sebagai teman tidak tahu, Ren He sama sekali tidak bermain...
Tentu, aturan internal Departemen Promosi juga jelas: akun ini dilarang keras melakukan interaksi dengan fans, murni hanya untuk kompetisi resmi.
Yang Xi memastikan selama beberapa hari, melihat Ren He tidak menunjukkan sikap sombong meski populer, juga tidak tertarik pada satu pun penggemar. Baru kemudian ia perlahan kembali ceria. Saat sarapan, ia menepuk bahu Ren He dengan kehangatan: "Jangan besar kepala, terus giat berusaha."
Ren He menikmati ekspresi cemburu Yang Xi karena jarang melihatnya tidak tenang.
Setelah novel "Cang Hai" selesai dikirim ke Zhou Lao, misi terkait karya itu pun datang. Namun novel ini juga menukar 2 hak imunitas tugas karena hasilnya disumbangkan untuk kegiatan amal.
"Misi: Terdeteksi seorang anak tersesat 700 meter di barat laut inang. Antar anak tersebut ke depan pintu rumah No.121 Jalan Utara Gerbang Kota Quan. Waktu dibatasi satu jam. Hukuman: demam selama sebulan jika gagal."
Hah, misi sesederhana ini? Ren He sendiri tertegun. Kalau si anak tinggal di area yang dikarantina, mungkin ia tak bisa masuk. Tapi alamat No.121 Jalan Utara Gerbang Kota Quan sama sekali tidak istimewa. Citra anak itu telah dijejalkan Sistem Hukuman Langit ke dalam kepala Ren He, jadi tidak sulit menemukannya.
Ren He berpamitan pada Yang Xi lalu menerjang keluar. Barat laut 700 meter, seharusnya di sekitar Jalan Deshengmen.
Begitu tiba di Jalan Deshengmen, ia langsung melihat bocah itu sedang menatap sekelilingnya dengan kebingungan, persis seperti orang tersesat.
Ren He meragukan: "Apa ini anak kandung Sistem Hukuman Langit? Kalau tidak, mengapa harus aku yang mengantar dia pulang sendiri?"
Misi ini dari dalam sampai luar menyimpan seberkas nuansa iblis, membuat Ren He sulit memahaminya.
Mungkin Sistem Hukuman Langit mengerti ia baru saja melarikan diri kembali ke Tiongkok, jadi belum memberikan misi yang sulit.
Ren He tersenyum mendekati si anak: "Halo adik, apa kamu tersesat?"
Berkat nilai daya tarik +3, anak itu langsung merasakan keakraban saat melihat Ren He. Ia mengangguk patuh: "Kakak, aku tersesat."
Senyum Ren He semakin berkilauan. Tampaknya misi ini tidak ada cacatnya. Ia melanjutkan: "Kalau begitu biar kakak antarmu pulang ya?"
"Tidak Kak, aku mau ke Pusat Anak-Anak Tiongkok untuk berkumpul dengan teman-teman. Bisa tunjukkan jalan ke sana?" jawab si anak.
Ren He langsung terpaku. Perasaan brengsek ini... sepertinya pernah dialami sebelumnya!
"Dia sama sekali tidak mau pulang, tapi kamu maksa aku mengantarnya? Sudah lama tidak mengerjakan misi, baru mulai langsung bikin kejutan begini?"
"Dulu nenek yang tidak mau menyeberang, sekarang anak yang tidak mau pulang..."
Ren He menarik napas dalam-dalam lalu tersenyum: "Nak, lebih baik kakak antarmu pulang saja."
Pada saat ini si anak mulai merasa ada yang tidak beres... Ia mundur perlahan ingin kabur, namun Ren He langsung menyambar dan menggendong si kecil, mulai berlari menuju Jalan Utara Gerbang Kota Quan No.121!
Si anak langsung panik, orang ini gimana sih? Apa ini penculik anak?! Katanya penculik anak akan menjual korban ke desa terpencil?! Aduh serem!
Untuk memancing kerumunan sekaligus menghindari kesalahpahaman, Ren He terus berlari kencang sambil menggendong anak yang menjerit histeris. Orang-orang di jalan bahkan belum sempat bereaksi saat ia sudah melesat melewati mereka.
Sambil berlari, Ren He menoleh dan melihat tatapan terkejut orang-orang. Sedikit lebih lambat pasti mereka sudah menelepon polisi! Beberapa orang bergumam: "Ini penculik anak? Sekarang penculik sudah seberani ini?!"
Ren He terus memaki Sistem Hukuman Langit dalam hati sambil berlari sekencang-kencangnya. Ia sendiri juga mau collapse total - emang harus gimana lagi?!
Sistem Hukuman Langit sekarang semakin pandai membuat kejutan. Jika terlalu sering melakukan hal seperti ini, bisa berakibat fatal! Saat pertama kali membantu nenek tua menyeberang jalan, Ren He bahkan takut kalau di AS yang tidak melarang senjata api, sang nenek tiba-tiba mengeluarkan pistol dari tas dan menembaknya...
Brengsek! Harus ku kontrol ini situasi!
Pusat Anak-Anak Tiongkok yang dituju si anak sebenarnya berada di jalur pulang, tepat di antara Jalan Utara Gerbang Quancheng dan Jalan Gerbang Desheng. Pusat ini berada di bawah Federasi Perempuan Seluruh Tiongkok, merupakan unit usaha pendidikan ekstrakurikuler komprehensif tingkat nasional yang fokus pada penelitian aplikasi perkembangan anak, sekaligus jendela diplomasi untuk urusan anak-anak Tiongkok.
Kemungkinan besar anak ini ingin mengikuti kegiatan yang diorganisir sekolah. Entah mengapa dia tidak pergi bersama guru dan teman sekelasnya, malah tersesat, lalu bertemu dengan Ren He yang mengerikan ini yang memaksa mengantarnya pulang...
Saat melewati Pusat Anak-Anak Tiongkok, si bocah mengenali tujuannya, lalu perlahan menyaksikan tempat yang didambakannya semakin menjauh... Tembok putih dan atap merah itu terlihat begitu jauh...
Bocah itu langsung collapse total! Orang macam apa ini yang ditemuinya?!
Ren He juga merasa bersalah, mengganggu anak kecil bukanlah kemampuan yang layak. Tapi semua ini harus disalahkan pada Sistem Hukuman Langit, sifat psikopat sistem ini semakin menjadi-jadi!
Ketika akhirnya menemukan Jalan Utara Gerbang Quancheng No.121, ia meletakkan si bocah di depan pintu, mengeluarkan semua uang tunai sekitar 4.000 yuan dari saku, lalu berbalik dan kabur!
Ia benar-benar khawatir ada yang lapor polisi! Bagaimana jika hal seperti ini membuatnya dibawa Paman Polisi? Ke mana wajahnya akan disembunyikan?
Bersamaan dengan itu, Sistem Hukuman Langit mengumumkan: "Inang menyelesaikan misi, rating level sempurna, dapat memilih hadiah secara terarah."
