Ren He berlari pulang ke rumah dengan berkeringat deras. Untungnya saat ini Weibo masih baru muncul, kalau kejadian ini terjadi di kehidupan sebelumnya, mungkin foto dirinya langsung diambil dan diposting di Weibo, lalu informasi pribadinya akan dicari dalam hitungan menit.
Hari itu juga dia bisa langsung jadi headline: 《Bos besar Qinghe ternyata memulai karir dari memperjualbelikan manusia》!
Sekarang misi-misi seperti ini membuat Ren He agak takut menulis sembarangan. Meski punya dua hak imunitas misi, tapi misi yang digunakan untuk menukar hak imunitas itu sendiri tidak bisa dihindarkan.
Bagaimana? Terpaksa harus nekat menulis. Bukan hanya Zhang Ming yang menanti terbitnya dua volume berikutnya, terutama banyak sekali pembaca yang menunggu. Selain itu, gelar master genre silat juga cukup menarik bagi Ren He.
Tapi belakangan ini Ren He berencana kembali ke Luocheng setelah menyelesaikan volume terakhir Ling Fei Jing. Dia perlu menemui Xu Nuo untuk membahas beberapa urusan.
Hal ini menyangkut apakah dendamnya terhadap pemerintah AS yang membuatnya jijik bisa terlampiaskan! Karena semuanya berawal dari Program PRISM, maka Ren He memutuskan untuk membongkar Program PRISM!
Faktanya, banyak kejadian sebelum terjadi sama sekali tidak diketahui publik, seolah-olah kerja kerahasiaan sangat baik. Namun setelah mengalami peristiwa seperti ini di kehidupan sebelumnya, Ren He baru paham bahwa sebenarnya ada banyak celah dalam hal ini!
Apakah keamanan jaringan internet AS benar-benar tak tertembus? Tentu tidak.
Pada kenyataannya, baik sebelum Snowden maupun setelah Snowden, keamanan jaringan internet AS telah mengalami banyak insiden. Yang paling khas adalah peristiwa Rod Martin.
Rod Martin dijuluki sebagai Snowden kedua, karena Martin pernah bekerja di departemen pemerintah lain dan kontraktor departemen keamanan AS. Saat itu, jaksa AS menyatakan bahwa Martin terus-menerus mencuri intelijen rahasia dari Badan Keamanan Nasional (NSA), Badan Intelijen Pusat (CIA), Komando Siber Militer AS, dan departemen lainnya sejak Agustus 1996. Martin menyimpan sekitar 50TB berkas dan data rahasia di rumah dan mobilnya. Ruang sebesar ini cukup untuk menyimpan 500 juta dokumen termasuk gambar dan teks, sehingga ini mungkin merupakan kasus kebocoran rahasia pemerintah terbesar dalam sejarah AS.
Berkas-berkas rahasia tersebut mencakup laporan dan briefing sensitif NSA, seperti metode dan prosedur perlindungan informasi intelijen AS yang dibuat departemen ini tahun 2009. Selain itu, Martin juga menyimpan sejumlah besar dokumen rahasia dari CIA, Komando Siber Militer AS, dan departemen lain, termasuk rencana peluncuran satelit pengumpul intelijen, informasi operasi penindakan tersangka teroris, serta data operasional lainnya.
Mari kita lihat lagi, sosok Martin sebenarnya sangat umum dalam sistem keamanan nasional AS. Martin pernah menjadi anggota "Tim Hacker Tingkat Tertinggi" di Badan Keamanan Nasional AS, bertugas membuat dan menggunakan perangkat lunak khusus untuk menyusup ke sistem komputer asing serta mencuri intelijen negara lain.
Ini adalah seorang hacker tingkat tertinggi. Ingin mendapatkan intelijen jaringan dari orang seperti mereka, itu bukan hal yang bisa dijanjikan begitu saja.
Ini adalah hacker sejati yang berkeliaran di jaringan. Informasi yang disimpan pihak lawan hanya ada di harddisk, dan benar-benar terputus dari segala jaringan.
Namun metode penyembunyian intelijen seperti ini memang terlihat aman di mata hacker, tapi masalahnya dia mengabaikan metode pemeriksaan fisik...
Orang seperti ini bukan kasus terisolasi dalam sistem kontraktor keamanan AS. Setelah kasus Martin, Badan Keamanan Nasional AS menyelidiki hampir 900 konsultan keamanan jaringan. Hasilnya ditemukan 27 staf yang menyimpan intelijen secara pribadi, tidak hanya mengancam reputasi AS tapi juga keamanan domestik negara itu.
Karena berisi informasi peluncuran satelit dalam jumlah besar, serta penempatan misil dan pasukan militer...
Karena situasi seperti ini, Badan Keamanan Nasional Amerika akhirnya memutuskan untuk memecat 1.129 konsultan keamanan jaringan internet guna mencari perlindungan diri...
Ren He tidak menguasai teknik peretasan, juga tidak berniat menguasai teknik hacker top melalui Sistem Hukuman Langit. Lawannya sendiri adalah ahli Larangan, meski Ren He menguasai teknik ahli sekalipun hanya akan berakhir seri.
Jika Ren He mengira bisa melakukan segalanya melalui Sistem Hukuman Langit, itu terlalu naif.
Seperti contoh, tanpa poin fisik super dan berbagai ramuan obat, Ren He yang ingin berantem dengan Lin Hao pun tetap sulit diprediksi hasilnya - mengingat lawannya adalah ahli bela diri yang juga mahir menggunakan belati.
Di dunia maya yang telah menjadi medan pertarungan setara ini, Ren He tidak berambisi menguasai hak prerogatif seluruh jaringan internet. Itu tidak realistis, apalagi Sistem Hukuman Langit bukanlah orang bodoh.
Namun meski begitu, Ren He tetap memiliki cara untuk membalas dendam atas segala yang dilakukan pemerintah AS saat mengepungnya dulu!
Yang harus dilakukan Ren He adalah menemukan semua kontraktor keamanan jaringan internet di bawah Badan Keamanan Nasional Amerika, lalu mendapatkan daftar nama dan alamat karyawan mereka. Sisanya akan jauh lebih sederhana.
Senjata rahasia Steve si pencuri besar itu... masih berada di tangan Ren He...
Beberapa waktu lalu, Ren He langsung mentransfer 5 juta dolar AS ke Steve begitu kembali, itu pun belum termasuk uang yang diberikan di kapal sebelumnya. Jumlah totalnya benar-benar mencapai 5 juta dolar AS sebagai ucapan terima kasih. Orang ini sekarang sedang berlibur di Hawaii bersama istri dan anaknya, hidup bebas tanpa beban.
Keduanya secara tak terduga justru menjadi teman.
Meski menggunakan senjata rahasia orang untuk mengancam terasa tidak etis, Ren He tetap berencana membuat kesepakatan dengan Steve. Para ahli keamanan jaringan itu tidak menerima pelatihan anti-penyelidikan formal, dan rumah mereka sebagian besar tidak memiliki sistem pengamanan apa pun. Kalau tidak, mantan karyawan itu tidak akan sampai membongkar banyak hal hanya karena mengalami pencurian biasa di rumahnya...
Sekarang dipikir-pikir, Ren He mungkin merasa pemerintah AS agak bodoh. Semua kejadian ini memang pernah terjadi nyata, tapi Ren He juga tak yakin jika dirinya berada di posisi yang sama bisa bertindak lebih baik.
Konteks menentukan segalanya. Jika membayangkan diri dalam posisi mereka di situasi itu, mungkin banyak hal kecil yang luput dari perhatian.
Ren He harus menggunakan Steve. Ia tak ingin terlalu terlibat dengan Tian Qu lagi. Walaupun intelijen ini pasti sangat diinginkan Tian Qu, bahkan Yang En juga menginginkannya, tapi Ren He menolak menjadikan aksi balas dendamnya sebagai alat politik pihak manapun.
Patriotisme orang kecil punya caranya sendiri. Ren He bahkan tak berniat mengungkap identitas aslinya.
Pasca insiden penembakan presisi di New York, ia tak lebih dari seorang sniper biasa. Motif Badan Keamanan Nasional AS sendiri bermasalah - ketika terjadi masalah merekalah yang salah, dan setelah kejadian berlalu semuanya dilupakan.
Semua pihak akan melupakan secara selektif. Karena motif Yang En saat itu juga membahayakan keamanan publik AS, sementara pemerintah AS tak punya bukti konkret.
Jika kasus Program PRISM terbongkar dan pihak lawan tahu keterkaitanku, bukan cuma tidak bisa ke AS, kemungkinan seumur hidup ke luar negeri akan jadi masalah besar.
Seorang sniper yang bermukim di Tiongkok, dengan seseorang yang bisa membahayakan keamanan publik AS kapan saja—ini merupakan dua hal yang berbeda sifatnya.
Ren He masih punya banyak olahraga ekstrem yang harus dilakukan di luar negeri...
Steve yang berada jauh di Hawaii sudah punya firasat buruk saat melihat panggilan dari Ren He...
