Saat Ren He kembali ke rumah Siheyuan di Liu Hai Hutong, Yang Xi sedang belajar memasak dari Bibi Wang. Sebelumnya dia bisa masak, tapi hasilnya kasar, hanya menggunakan paket sembako dasar seperti minyak, garam, kecap, cuka. Rempah seperti kayu manis, saus abalon, kecap asin, atau lada sichuan tidak pernah dipakai.
Untuk membuat Yuxiang Rousi kesukaan Ren He, harus belajar dulu cara membuat saus.
Dua sendok cuka, satu sendok kecap asin, satu sendok tepung maizena, tiga sendok gula, satu sendok arak masak, tiga sendok air - ini formula dasar saus Yuxiang Rousi.
Kuliner Tiongkok sangat luas dan mendalam, barang-barang yang mungkin diperlukan untuk memasak satu hidangan benar-benar sangat banyak.
Mengingat Ren He suka makan, dapur di rumah Siheyuan justru menjadi ruangan dengan peralatan paling lengkap di seluruh pekarangan. Paman Fang dan Bibi Wang telah mempelajari peralatan baru ini cukup lama, dan kini mereka sangat menyukainya.
Mengetahui Ren He akan kembali hari ini, Yang Xi sudah mempersiapkan hidangan Yuxiang Rousi sejak pagi di dapur. Ren He memandang hidangan dengan warna, aroma, dan rasa sempurna ini dengan perasaan haru.
Entah karena kesetiaan atau monoton, sifatnya yang menyukai Yuxiang Rousi selama bertahun-tahun tak pernah berubah.
Namun ini pertama kalinya ada orang yang membuat Yuxiang Rousi khusus untuknya. Yang penting bukanlah rasanya, melainkan sikap dasarnya.
Rumah kita ini akhirnya mulai terasa seperti rumah sejati.
Meski menikah di usia 17 tahun benar-benar terlalu dini, tapi usia psikologis Ren He bukan 17 tahun. Karena itu ia justru merasakan kehangatan.
Ren He berpikir, hal paling beruntung dalam hidupnya kali ini bukanlah bertemu Sistem Hukuman Langit, melainkan bertemu Yang Xi.
Bagaimanapun Sistem Hukuman Langit sering menjebaknya, sama sekali tidak bisa disebut beruntung...
Saat makan berdua, Yang Xi berbisik pelan: "Paman Fang bilang putrinya akan lulus dari Tsinghua dua tahun lagi, terus bertanya-tanya tentang Kelompok Qinghe. Katanya, karena kamu baik, perusahaan pasti bagus."
Ren He tertegun sejenak. Pandangan dunia sederhana seperti ini memang langka. Orang baik, perusahaan pasti bagus? Belum tentu.
Tapi mendengar pengakuan orang lain tetap membuatnya senang.
Soal apakah putri Paman Fang nanti akan masuk Qinghe atau tidak, tunggu sampai Paman Fang yang mengajukan. Mustahil ada tunjangan khusus, mengingat mode pembinaan talenta internal Qinghe sudah mapan. Lulusan Tsinghua pun tak akan dapat perlakuan spesial.
Qinghe sekarang sudah dipenuhi banyak talenta. Satu lulusan Tsinghua sebenarnya tidak terlalu mencolok di sana.
Seorang pemimpin industri selalu mampu menarik lebih banyak bakat, tak diragukan lagi Qinghe adalah tempat seperti itu.
Tapi sebenarnya Ren He sepertinya tak pernah sekalipun melihat putri Paman Fang itu, entah mengapa. Mereka sama sekali tidak memandang rendah identitas petaninya dan rela menukar keringat demi kehidupan sendiri, namun sang putri tak pernah sekalipun mengunjungi rumah Siheyuan ini.
Yang Xi pernah bertanya pada Paman Fang, "Kenapa Kakak itu tidak pernah datang main ke sini? Bahkan bisa tinggal di sini, kan fasilitasnya bagus."
Paman Fang tersenyum getir, "Putriku bilang, hidup orang lain tetaplah milik orang lain. Dia belum mau menikmati hal-hal yang belum pantas dinikmatinya sejak dini."
Pernyataan ini cukup segar.
Faktanya Paman Fang dan Bibi Wang sangat nyaman bekerja di sini. Pemiliknya baik hati, pekerjaan ringan, gaji tetap pun tinggi.
Orang-orang yang datang dekat pemilik bahkan sebagian besar adalah tokoh yang sering mereka lihat di TV. Xia Yuting dari sinetron tinggal di sebelah rumah, sesekali datang berkunjung. Pacar sang pemilik adalah Ratu Musik dalam negeri, bahkan tokoh besar sastra dan sutradara ternama Zhang Ming pun pernah datang ke sini.
Perasaan ini membuat mereka yang petani sederhana ini seperti berada dalam mimpi. Tapi mereka masih ingat perkataan Cui Qiang: "Yang tidak pantas dibicarakan jangan diumbar." Bahkan anak perempuan mereka pun tak tahu jelas siapa sebenarnya pemilik pekarangan ini.
Inilah aspek yang paling memuaskan Ren He tentang mereka.
Belakangan ini, An Si sudah menanyakan pada Ren He apakah ada rencana kegiatan olahraga ekstrem dalam waktu dekat. Pasalnya di situs resmi TK, tulisan "Harap ditunggu" sudah terpampang lebih dari dua bulan tanpa perkembangan. Penggemar mulai mengira Kesatria mengalami kecelakaan...
Semua orang bertanya di situs resmi: Apakah Kesatria terluka? Sekarang di rumah sakit mana dia dirawat...
Memang, meski aku masih mempertaruhkan nyawa, olahraga ekstrem memang sudah lama tidak kumainkan, melainkan sedang bermain dengan hal yang lebih merangsang.
Penggemar tidak akan tahu, Kesatria yang mereka lihat adalah orang yang menciptakan badai kejutan di New York. Dua bulan lebih tidak memperbarui konten situs resmi sepenuhnya karena faktor objektif yang membuatnya tidak mungkin diupdate.
Dulu An Si menasihatinya bahwa setelah tantangan besar harus mengumpulkan tenaga dan menyesuaikan jiwa raga. Ia selalu meremehkan, tapi sekarang berbeda. Ren He kini paham, sebelumnya tidak merasakannya karena olahraga itu belum mencapai batas maksimalnya.
Dan di momen ini, Ren He lebih berharap bisa menikmati hidup yang hening dengan baik-baik.
Apalagi, situs web resmi TK kemungkinan akan berhenti memperbarui video Kesatria dalam waktu lama. Karena bahkan jika Ren He melakukan tantangan, video tidak boleh dirilis. Kalau tidak, Ibu Ren diperkirakan akan kembali menyerbu ibukota...
"Jadi Ren He memberi tahu An Si tentang rencananya untuk beristirahat sejenak. Ia tidak menjelaskan alasan spesifik, hanya menyebutkan Qinghe masih memiliki banyak urusan yang harus ditangani."
"Ren He menghabiskan tiga hari lagi untuk akhirnya menyelesaikan Ling Fei Jing dan menyerahkannya kepada Zhou Wumeng. Lao Zhou sudah lama terbiasa dengan produktivitas tinggi Ren He. Penulis lain mungkin perlu satu dua tahun bahkan lebih lama untuk menyempurnakan sebuah novel."
"Proses Ren He menulis novel seolah selesai dalam hitungan menit, tanpa mengorbankan kualitas..."
"Zhou Wumeng sudah sangat terbiasa!"
"Bersamaan dengan selesainya Ling Fei Jing, misi baru dari Sistem Hukuman Langit pun tiba. Ren He sebenarnya enggan menghadapi misi baru sistem ini, mengingat akhir-akhir ini sistem sama sekali tidak pernah memberikan misi resmi yang layak!"
"MISI: Terdeteksi seorang nenek tua tak memiliki sepeser pun berada 600 meter dari inang. Silakan antarkan kembali ke rumahnya dalam batas waktu satu minggu. Hukuman: Inang harus menjaga jarak 300 meter dari Yang Xi selama satu bulan jika gagal."
"Brengsek! Bisakah kita masih bermain dengan riang jika harus menjaga jarak 300 meter? Ini pasti karena kamu iri melihat hidup serumah kami yang bahagia ya?"
"500 meter," Sistem Hukuman Langit dengan tenang memodifikasi hukuman tersebut...
Wajah Ren He langsung memerah. Ada apa ini? Sistem ini semakin menunjukkan sifat manusiawinya. Ini pertama kalinya dia melihat Sistem Hukuman Langit mengubah syarat secara dadakan.
Tapi... kenapa kamu seenaknya meningkatkan hukuman?! Bisakah kamu berhenti membuat kejutan?!
Tugas ini jelas-jelas tentang nenek tua yang enggan pulang, tapi Sistem Hukuman Langit memaksaku mengantarnya. Hmph, jurus yang sama jangan dipakai dua kali pada Saint Seiya, ngerti?!
Ren He sudah tampak percaya diri seolah memegang kunci kemenangan.
