Meski tugas ini menjijikkan, selama aku mau bersikap brengsek, pasti bisa diselesaikan.
Menggendong anak kecil mungkin dianggap sebagai pedagang manusia yang menculik anak, tapi pernahkah Anda melihat orang yang menculik nenek tua? Meski menggendong seorang nenek membuat Ren He merasa semakin tidak nyaman...
Bagaimanapun, selesaikan dulu misinya. Entah apakah bisa menyimpan hadiah tingkat sempurna kedua.
Ren He langsung pergi mencari nenek tua itu yang berada 600 meter jauhnya. Faktanya nenek ini sangat mudah ditemukan, berdiri di tepi jalan dengan wajah muram dan tatapan kosong seolah sedang merenungkan sesuatu.
Hmph, jelas-jelas tidak ingin pulang! Mungkin ia hendak ke suatu tempat di sekitar sini, tapi Sistem Hukuman Langit malah memberi misi seperti ini, bahkan para lansia pun tidak dilepaskan!
Ini benar-benar keterlaluan!
Ren He mendekat dan berbicara tanpa basa-basi: "Permisi, apakah Anda ingin pulang ke rumah?"
Ia hanya bertanya formalitas, bahkan sudah bersiap untuk menggendong sang nenek. Tapi...
"Ingin! Aku ingin pulang!" Mata nenek itu berbinar melihat kehadiran Ren He yang penuh semangat.
Ren He tertegun, ada apa ini, kok tidak sesuai dengan skenario yang tertulis, ini kok ada yang ingin pulang? Apakah Sistem Hukuman Langit sedang serius kali ini, akhirnya mengerti hati sedang sedih belakangan ini?
Secara bawah sadar Ren He bertanya: "Kalau begitu di mana rumah Anda?"
"Heilongjiang!" jawab nenek itu.
Heilongjiang...
Heilongjiang!!
Wajah Ren He langsung memerah! Sialan, jauh amat?! Sistem Hukuman Langit, kau sedang bercanda ya?!
Karena pola pikir konvensional, Ren He mengira Sistem Hukuman Langit pasti menyuruhnya berbuat brengsek lagi. Tapi kali ini ketika dikira sistem ini sedang serius, malah dapat misi yang bikin geli di selangkangan begini!
Menurut Ren He, misi mengantar pulang harusnya rumahnya di ibukota dong baru wajar, maksimal ya pinggiran ibukota, itu saja sudah jauh! Tapi ini malah muncul yang dari Heilongjiang!
Tanpa persiapan sedikit pun!
Gimana nih? Brengsek, terpaksa harus mengantar nenek ini kembali ke Heilongjiang!
Ren He baru menyadari satu masalah: dalam misi Sistem Hukuman Langit kali ini, batas waktu penyelesaian adalah satu minggu, dan tidak seperti misi mengantar anak pulang sebelumnya, kali ini sistem tidak merilis alamat keluarga nenek tua tersebut!
Jadi sejak awal, misi ini sudah berbeda sifat dengan yang sebelumnya. Hanya pola pikir konvensional Ren He sendiri yang belum menangkap perbedaan itu!
Benar-benar brengsek! Ren He merasa testisnya hampir hancur. Tiba-tiba dia harus melakukan perjalanan jauh ini, padahal baru kembali ke ibukota kurang dari seminggu!
Hmph, Sistem Hukuman Langit, gaya mainmu benar-benar banyak!
Tapi perjalanan sejauh ini bukan urusan mudah. Sang nenek pasti akan mencurigai tujuan Ren He. Di masyarakat sekarang mana mungkin ada pahlawan kemanusiaan seperti itu? Sang nenek tak percaya!
Maka Ren He tidak langsung membawa sang nenek ke stasiun kereta, melainkan menemani beliau ke kantor polisi. Ia menjelaskan situasi kepada petugas: nenek ini tak memiliki sepeser pun, dirinya bersedia menanggung semua biaya perjalanan, dan berharap polisi bisa mendampingi atau mengantar nenek pulang dengan mobil dinas.
Baru pada saat ini sang nenek tersadar bahwa dirinya telah menuduh seorang pahlawan secara sia-sia.
Di momen yang sama, Ren He mendengar penjelasan nenek kepada polisi, akhirnya memahami alasan mengapa nenek tua itu berdiri di tepi jalan tanpa uang sepeser pun.
Di masa mudanya, suami sang nenek telah meninggalkan dunia. Dengan susah payah ia membesarkan anaknya hingga bisa dikirim ke sekolah. Anak tersebut pun berprestasi, akhirnya diterima di universitas ternama Beijing, setelah lulus bekerja di perusahaan asing dengan gaji tinggi.
Sang anak menikah, membeli rumah di ibukota.
Karena itu sang nenek berniat mengunjungi anaknya untuk menikmati masa tua bersama. Sang anak menyambut dengan hangat, namun sang menantu perempuan justru menunjukkan ketidaksukaan.
Anak itu pulang pagi dan pulang malam setiap hari, tunangan dan nenek di rumah semakin sering berselisih paham, akhirnya membuat pasangan suami istri itu terus bertengkar karena sang nenek.
Hari ini mereka bertengkar lagi. Nenek berpikir jika tak bisa tinggal di sini lebih lama, lebih baik pulang saja. Tapi setelah keluar baru sadar tak membawa uang.
Ren He mengangguk, ternyata begini keadaannya. Urusan keluarga seperti ini memang tak ada yang bisa menjelaskan dengan jelas, jadi dia memilih tidak berkomentar.
Prioritasnya sekarang adalah mengantar nenek kembali ke Heilongjiang dengan selamat.
Polisi juga baik hati, mereka menawarkan untuk langsung mengantar nenek ke Heilongjiang tanpa biaya dari Ren He atau perlu dia pergi sendiri. Tapi Ren He bersikukuh harus mendampingi dan membayar semua biaya...
"Bercanda? Kalau misi gagal, siapa yang mau ganti rugi padaku?"
Di kehidupan sebelumnya, entah siapa yang membawa ritme, selalu menjelek-jelekkan polisi di internet - ini salah itu tidak benar, selalu ada celaan yang tak ada habisnya.
Namun polisi yang pernah dikontak Ren He, meski tidak berani mengatakan mereka pasti polisi baik yang menjalankan tugas dengan baik, tapi jahat benar-benar tidak bisa dikatakan.
Di masa itu, segala masalah bisa dihubungi 12345, sengketa pedagang bisa dihubungi, tersesat bisa dihubungi, asalkan menelepon, pihak mereka umumnya akan mengirim petugas dalam 5 menit.
Mungkin karena sistem menjadi lebih baik sehingga efisiensi kerja mereka meningkat, tapi pekerjaan pihak lawan memang tidak mudah.
Paman polisi masih bingung mengapa pemuda ini begitu antusias, tapi tidak bisa menolak karena Ren He terlalu bersemangat, akhirnya membawanya bersama mengantar nenek tua pulang.
Sikap Ren He dalam menangani misi masih sangat serius, misi seperti ini kalau ditangani dengan baik akan mendapat hadiah tingkat sempurna yang aman, mengeluarkan lebih banyak uang dan kesabaran ekstra untuk meningkatkan level evaluasi adalah tingkat yang sepenuhnya bisa diterimanya.
Bahkan jika langsung memberikannya 20.000 yuan kepada nenek tua di tempat bisa menukar hadiah tingkat sempurna, Ren He sama sekali tidak akan pelit.
Dalam kehidupan tenang tiba-tiba muncul kecelakaan kecil. Yang Xi tak paham kenapa Ren He tiba-tiba kesetanan mau mengantar seorang nenek pulang, apalagi rumah nenek itu di Heilongjiang... Gila kali...
Ren He sangat mengerti, bukan dirinya yang gila, melainkan Sistem Hukuman Langit yang gila!
Jangan disebut "Sistem Hukuman Langit" lagi, kamu seharusnya disebut "kupu-kupu iblis"!
Ren He dan paman polisi menghabiskan waktu sehari lebih untuk mengantar nenek pulang. Melihat kondisi rumah nenak yang sangat miskin, Ren He sengaja mengambil 10.000 yuan dan meninggalkannya. Nenek menolak, akhirnya Ren He menyelipkannya di bawah selimutnya.
Karena sudah punya uang, melakukan kebaikan sesuai kemampuan. Sejujurnya Ren He tidak merasa diri sangat altruis, ini hanya untuk membuat dirinya lebih bahagia.
Mampu membantu orang lain, pada dasarnya sudah merupakan hal yang patut disyukuri.
Nenek itu tidak tahu soal ini, tapi polisi tahu. Paman Polisi hampir memujinya hingga menggegerkan langit, pujian seperti "pilar negara" seolah tak ada habisnya...
Hadiah tingkat sempurna lagi berhasil diraih, Ren He hanya berharap Sistem Hukuman Langit bisa sedikit lebih memadai di kemudian hari.
Brengsek, setidaknya lebih bisa diandalkan sedikit!
