Sekolah seni seperti Zhongxi ini sangat kecil, bisa dibilang kampus dengan luas terkecil di seluruh ibukota.
Banyak yang setelah lulus dari Zhongxi merasa ini cuma sekolah seni biasa, tak ada yang istimewa untuk dijadikan mitos.
Banyak teman sekelas datang ke sini bukan karena jago akting, melainkan karena nilai Ujian Nasional mereka buruk, namun punya sedikit keahlian khusus di bidang seni...
Di sini, jurusan akting hanyalah sebagian kecil. Sebagian besar adalah jurusan terkait teater. Ini bukanlah sekolah yang terlalu menekankan komersialisasi.
Jadi relatif dibandingkan Institut Film Beijing, Akademi Teater Pusat lebih sedikit melahirkan bintang besar atau pemimpin di bidang perfilman, karena Zhongxi lebih fokus pada teater panggung.
Sekolah ini terkesan relatif lebih "matahari dan salju putih" di benak para siswa, terutama merujuk pada atmosfer di dalam kampus.
Akademi Teater Pusat, dijuluki Akademi Liburan Pusat, dengan sistem pengelolaan ala liar. Ini juga alasan Xia Yuting langsung sibuk menjemput proyek film sejak semester dua.
Anak-anak di dalamnya hanya sekadar berproses secara sederhana. Malah lebih murni dan polos dibanding banyak orang luar.
Di sini tidak ada perebutan kepentingan, situasi banyaknya wanita simpanan yang legendaris di akademi film atau drama juga relatif jarang. Anak-anak sering berdebat sampai subuh tentang aliran-aliran drama, bahkan para guru saling mendukung sistem Stanislavski dan Brecht hingga terbagi menjadi dua faksi yang saling bersaing.
Sistem Stanislavski menekankan keaslian drama, dengan aktor yang tenggelam dalam perasaan karakter untuk mengekspresikan ketegangan drama secara autentik.
Sedangkan sistem Brecht justru berfokus pada pelepasan dari realita. Makna dasarnya adalah menggunakan metode seni untuk membuat hal biasa menjadi luar biasa, mengungkap hubungan sebab-akibat, mengekspos sifat kontradiktif realitas, sehingga orang memahami kemungkinan perubahan. Namun dalam metode akting, "metode alienasi" menuntut aktor menjaga jarak dengan peran - jangan menyatu sempurna, aktor harus berada di atas peran, mengendalikan dan memerankannya.
Yang pertama menuntut aktor melebur dengan peran, sementara yang kedua menuntut aktor berada di atas peran.
Dua faksi yang saling menjatuhkan bisa membuat dua teman sekelas bahkan berkelahi di teater...
Ren He merasa sangat bingung, apa gunanya berdebat? Apakah Kunlun tidak seru, atau Dota tidak seru?!
Jika menurutmu semuanya tidak seru, aku akan cepat-cepat merilis Assassin's Creed lagi!
Kesimpulannya, Zhongxi sebenarnya adalah lokasi yang relatif polos dalam kuali peleburan besar dunia hiburan, dipenuhi perdebatan prinsip dan keyakinan, tapi bebas dari kepentingan dan uang.
Ini membuat para murid frustasi. Fondasi kami lebih solid daripada teman-teman Institut Film Beijing, tapi takkan bisa menghasilkan uang sebanyak mereka...
Secara umum, film layar lebar bisnis cenderung memilih murid Institut Film Beijing, sedangkan film bernuansa sastra lebih memilih murid Zhongxi...
Di sini adalah tempat yang tradisional, serius, dan beraura akademis kuat. Pria kaya-tampan dan wanita cantik bak awan. Beberapa mahasiswa bahkan di tingkat S1 sudah punya sumber daya sosial dan pengaruh yang dahsyat. Saat berinteraksi antar teman sekelas, hal ini terlihat jelas. Namun sebagian besar pola pikir utama tetap menyimpulkan bahwa kualitas diri sendirilah yang di atas segalanya.
Mereka cenderung memandang rendah jalan pintas non-formal.
Persaingan di sini sangat ketat. Murni tergantung pada kemampuan akting. Mentor akan mengatur kita untuk mementaskan drama besar. Kalau bisa main, naik panggung. Kalau tidak bisa, turun. Asal penataan tidak bagus, bahkan kesempatan bertemu penonton pun hilang.
Pada esensinya, Zhongxi adalah sekolah yang sangat sederhana dan dipenuhi idealisme.
Inilah alasan Ren He semakin mantap ingin datang ke sini setelah memahami Zhongxi.
Keinginan Zhang Ming membawa Ren He ke sini juga mengandung harapan: jangan-jangan bisa membelokkan nakhoda kerajaan jaringan ini dari jalurnya.
Biarkan atmosfer akademis yang tak terbendung dan tabrakan idealisme antar siswa menarik Ren He meluncur di jalan seni peran...
Faktanya Sutradara Zhang bahkan tidak terpikir, bagaimana jika Ren He membelokkan siswa lain dari jalur yang seharusnya...
Contohnya sekarang, asrama 313 sama sekali tidak mendiskusikan aliran-aliran teater. Orang lain malah berdiskusi: Apakah aktor harus melebur dalam peran, atau lebih tinggi dari peran? Haruskah menggunakan perasaan, atau membuang perasaan?
Sedangkan 3 orang lainnya di asrama 313 sudah sepenuhnya terasimilasi oleh Ren He, obrolan mereka brengsek cuma soal Dota!
Saat Ren He, Yang Runrun, dan Zhang Jinglin main Dota, Li Shuaizhen terus bergumam di sebelah: "Zhongxi adalah lokasi bagus, kalian harus membina dasar solid dengan kemampuannya sendiri di sini. Sekolah ini diraih dengan susah payah! Nanti kalian semua akan menjadi manusia layar lebar Ah!"
Yang Runrun tiba-tiba agak penasaran: "Sebenarnya saya rasa kamu lebih cocok ke Institut Film Beijing, mengapa datang ke Zhongxi? Sana seolah lebih mudah syuting film."
Li Shuaizhen saat itu pipinya memerah, menahan selama setinggi 2 menit baru berkomentar: "Tidak diterima……"
Hah, Ren He langsung tertawa, ia memeluk bahu Li Shuaizhen sambil menghibur: "Jangan putus asa, tidak kuliah di Institut Film Beijing pun tetap bisa syuting film..."
Sebenarnya Ren He sudah menyadari, meski Li Shuaizhen relatif lebih suka pamer, ini semua psikologis normal pemuda - tanpa rasa pamer tak akan ada ambisi dan semangat juang.
Tapi dia juga sangat perhatian. Ren He bisa melihat Li Shuaizhen benar-benar tulus, saat dirinya bersama Yang Runrun dan Zhang Jinglin bermain Dota di asrama, Li benar-benar merasa sakit hati...
"Bagaimana kalau begini: kalau kamu main Dota bersama kami, kami akan latihan drama atau semacamnya bersamamu," Ren He mengusulkan jalan tengah.
Ren He sangat menghargai Sekolah Teater Pusat ini. Kalau sudah masuk ke sini tapi tidak membuat gebrakan, sungguh akan menyesali empat tahun ini.
Namun jika ingin mewujudkan ide-idenya, dia tak bisa lepas dari teman-teman sekelas ini. Pertama-tama mereka harus punya akting yang mengguncang, baru bisa mengangkat film yang ingin ia sutradarai.
Jadi Ren He juga ingin membuat mereka lebih fokus pada studi mereka, sambil benar-benar merasakan kehidupan akademik di Zhongxi. Komprominya adalah: Li Shuaizhen main Dota bersama mereka, dan mereka belajar akting bersama Li Shuaizhen...
Ngomong-ngomong, Ren He merasa kasihan pada Li Shuaizhen. Semangatnya yang tulus ini jelas dimanfaatkan. Tapi Ren He tak merasa bersalah. Setelah menonton film dan drama yang pernah dibintangi Li Shuaizhen, ternyata orang ini punya bakat sebagai aktor berbakat.
Dalam hatinya sudah ada konsep untuk pengembangan karakter Li. Jika ada kesempatan, memberinya jalan menuju ketenaran juga bukan hal yang mustahil.
Di mata Li Shuaizhen, dirinya sedang menyelamatkan teman-teman yang tersesat. Ekspresinya penuh dengan kesungguhan heroik yang menyentuh...
Menurutnya, kondisi keluarga ketiga temannya ini biasa saja. Kuliah harus dimanfaatkan untuk menguasai keterampilan penghidupan. Kalau tidak, bagaimana bisa bertahan di masyarakat nanti?
Jadi, Li Shuaizhen mulai bermain Dota... Ren He dan yang lain juga mulai belajar cara berakting dari Li Shuaizhen, setiap hari mengikuti kelas dengan tenang, lalu setelah kelas berakhir di asrama ada 4 Hitam plus Yang Xi, total tepat lima orang...
