Setelah pelatihan militer, belum genap satu minggu sejak hari pertama sekolah resmi, asrama 313 sudah menjadi makhluk aneh.
Di Zhongxi yang memiliki atmosfer belajar sangat intens, saat semua orang sedang mendiskusikan apa yang dipelajari hari ini, tiba-tiba terdengar teriakan dari ruang 313: "Benteng kedua jangan dipertahankan, jaga benteng tinggi! Jangan turun untuk memberi makan, bertarung di atas benteng tinggi saja, siapa yang turun berarti anjing!"
Kamar-kamar sebelah 313 terpana, ini brengsek situasi apa...
Di kampus, asrama putra tidak dikunci, setiap orang yang lewat bisa melihat empat penghuni sedang duduk di depan komputer masing-masing bermain game, semuanya terlihat sangat bersemangat...
Banyak orang sekarang juga tahu, asrama 313 tidak ada yang spesial. Hanya Li Shuaizhen yang punya sedikit latar belakang keluarga kecil, pernah bermain peran kecil di lebih dari sepuluh drama. Tiga lainnya sama sekali tidak punya dasar.
Lagipula penghuni asrama 313 juga tidak terlalu mencintai belajar, benar-benar seperti bidaah di lingkungan Zhongxi!
Jadi setiap kali Li Shuaizhen selesai main Dota, selalu ada perasaan bersalah aneh - bermain sampai lalai!
Dari tiga orang itu, hanya Ren He yang punya pacar. Setiap malam tepat waktu online main Dota bareng semua orang, dan kemampuannya cukup bagus.
Semua juga pernah tanya pacar Ren He dari mana. Ren He hanya bilang pacarnya adalah mahasiswi Akademi Musik Pusat, seangkatan dengannya.
Li Shuaizhen bahkan menggunakan ini untuk menasihati Ren He: "Pacarmu juga kuliah di universitas ternama, coba pikir—saat kau sibuk main Dota, dia terus berkembang. Jika setelah lulus jarak antara kalian semakin jauh, dia masuk ke kalangan atas, sementara kau? Terus main Dota? Tidakkah ini masuk akal? Waktu yang kau habiskan untuk Dota, dia justru sedang berlari kencang di jalan hidup!"
Ren He berpikir lama lalu membalas bertanya dengan heran: "Bukankah dia ikut main Dota bersama kita? Berarti dia sedang berlari kencang di jalan Dota..."
Sialan! Baru sekarang Li Shuaizhen ingat—pacar Ren He memang setiap hari ikut main Dota bersama mereka semua!
Dirinya masih bicara soal "berlari di jalan hidup"... Lari telur anjing lah!
Ini sepasang remaja kecanduan game online, ditegaskan!
Tapi jujur saja, selama jam pelajaran terkait materi akademik, Ren He tetap sangat serius, sekaligus memikul tanggung jawab untuk mengawasi ketekunan Yang Runrun dan Zhang Jinglin.
Belajar ya belajar, bermain ya bermain, dibedakan dengan jelas.
Hal ini justru membuat Li Shuaizhen merasa cukup terhibur.
Semakin sering berinteraksi, Li Shuaizhen semakin yakin Ren He adalah bahan mentah yang cocok untuk dunia akting, cuma sayangnya kurang ambisi...
Pelajaran terpenting pertama di jurusan seni peran apa? Teori dasar akting? Bukan. Sejarah seni peran? Bukan. Aliran-aliran drama? Juga bukan.
Melainkan materi Pembebasan Sifat Alami.
Apa itu Pembebasan Sifat Alami? Secara umum dikenal dengan aktivitas meniru binatang dan sejenisnya.
Tapi secara spesifik, banyak kejadian menarik selama proses pengajarannya.
Untuk apa Pembebasan Sifat Alami dilakukan?
Aktor saat berakting harus fokus pada Keyakinan dalam hati. Pada masa kanak-kanak, pola pikir dan perilaku manusia bebas tanpa batas. Namun dalam kehidupan sehari-hari yang panjang, mereka menerima banyak kendala paksa yang menyebabkan ketidaknaturalan dan kesulitan melepaskan diri saat berakting. Oleh karena itu muncul pelajaran Pembebasan Sifat Alami ini.
Semua penonton pasti pernah melihat film buruk dimana aktor bicara dengan sangat kaku, tanpa gejolak emosi yang tepat, tanpa ekspresi yang sesuai - seolah yang mereka perankan bukanlah sosok karakter melainkan pengamat biasa.
Penonton pun akan terlempar dari alur cerita dalam hitungan menit.
Lantas bagaimana biasanya orang menilainya maestro akting? "Memerankan apapun dengan sempurna" sudah menjadi pujian tertinggi.
Pembebasan Sifat Alami bertujuan membebaskan siswa dari belenggu diri sendiri, membuang segala prasangka, untuk menyelesaikan materi yang seharusnya digunakan dalam skenario.
Dan membuat penonton merasa itulah yang nyata.
Guru yang mengajar Pembebasan Sifat Alami untuk Ren He dan lainnya adalah profesor pria berkepala persegi yang sangat serius bernama Chen Da, sekitar 40 tahun, dengan seluruh sikapnya yang kaku persis mencerminkan ciri khas Zhongxi yang disiplin dalam akademik.
Pelajaran pertama yang diajarkan adalah meminta semua orang meniru hewan kecil, meniru kucing dan anjing. Ini bukan sekadar meniru suara, tapi juga meniru gerakan dan ekspresi.
Di sinilah kemampuan akting tingkat ahli Ren He benar-benar terlihat manfaatnya.
Dibandingkan level kemampuan, para mahasiswa baru di sekitarnya masih di tingkat dasar, sementara Ren He sudah mencapai level ahli berkat Sistem Hukuman Langit.
Saat memerankan kucing dan anjing, penampilannya benar-benar mirip, terutama gerakan mengangkat kaki saat anjing kencing - dia langsung menjadikan Li Shuaizhen sebagai pohon besar dalam adegan itu.
Profesor Chen Da yang melihat ini langsung matanya berbinar, "Apa di angkatan ini ada murid berbakat seperti ini?"
Untuk bisa memerankan dengan realistis, tidak cukup hanya mengamati tingkah laku hewan - harus juga punya nyali untuk tidak malu!
Bayangkan, saat syuting adegan ciuman penuh perasaan, di sekeliling ada orang sebanyak itu, kamera saja empat lima buah, apalagi kru. Orang yang masih punya muka sedikit pasti akan mengalami momen memalukan...
Kalau adegan ciuman bisa diatasi, bagaimana dengan adegan ranjang? Banyak yang mengira aktor pria menikmati adegan ranjang, tapi bagaimana kalau harus melakukannya di depan belasan orang? Selain malu ya malu, kalau sampai 'bangun' pasti makin jadi bahan ejekan!
Makanya harus melepaskan diri dari pola pikir sendiri dan masuk ke dalam peran, bahkan bisa menguasai segalanya dengan kemampuan di atas karakter. Satu-satunya yang harus diabaikan adalah: jangan pedulikan muka!
Ren He memang brengsek, begitu kata Yang Xi...
Karena itu Chen Da merasa, dari seluruh peserta, hanya Ren He dan beberapa murid berpengalaman akting yang layak ditonton. Sisanya tidak memenuhi syarat.
Inilah alasan Li Shuaizhen merasa Ren He cocok berakting - menurutnya ini adalah bakat bawaan.
Bagi Li Shuaizhen, dia sangat menyadari bahwa kemampuan aktingnya yang sekarang ini diraih melalui latihan hari demi hari, malam demi malam. Sudah syuting banyak adegan, masa tidak punya sedikit akting?
Tapi Ren He? Ren He belum pernah main film sama sekali, tapi teknik aktingnya bisa langsung diimprovisasi.
Harus diakui, hadiah kemampuan akting tingkat ahli dari Sistem Hukuman Langit itu benar-benar membuat Ren He mendapat keuntungan besar.
Beberapa teman sekelas juga tidak terima, mengapa kemampuan dasar akting pemain yang tiap hari main Dota ini lebih baik dari mereka... Ini benar-benar tidak masuk akal!
Tapi tidak apa, orang seperti ini sedang menyia-nyiakan bakatnya. Cepat atau lambat, dirinya pasti akan menyusul dan melampauinya!
Tak disangka, Ren He sebenarnya tidak terlalu berminat jadi aktor. Kalau untuk teater, mungkin masih bisa dipertimbangkan.
Biasanya, bintang film besar ternama di dalam negeri juga ingin diakui di industri teater, seolah pengalaman di teater adalah rekam jejak yang lebih gemilang daripada film.
Ini termasuk konsepsi tingkat tinggi dalam alam bawah sadar internal dunia hiburan.
Karena itu kemudian selalu ada sutradara yang suka menggali potensi dari aktor teater, mereka tetap yakin teknik aktor teater lebih memiliki daya tarik.
Perlahan, selain malam hari, Ren He, Yang Runrun, Zhang Jinglin, dan Li Shuaizhen berempat selalu membahas hal-hal terkait drama. Ren He seolah tenggelam dalam kerajaan drama ini.
Bagi Ren He, ini seperti pengalaman kehidupan penuh keanehan lain dalam hidupnya, sangat menarik.
Ini membuat Li Shuaizhen merasa kehangatan luar biasa. Menurutnya ini semua adalah hasil pengorbanan dan usahanya sendiri. Pencapaian bisa menyelamatkan tiga teman sekelas yang tersesat sungguh luar biasa! Jika salah satu dari mereka bisa menjadi bintang besar, ia bisa membanggakan ini seumur hidup...
Tapi perlahan... ia juga merasa Dota cukup seru! Malam ini ia masih mau memilih Juggernaut!
