Jika sebelumnya Ren He masih menganggap enteng, sekarang ia mulai merasakan tekanan.
Bukan berarti ia menghargai kesempatan ini karena akan menggantikan peran utama. Bersikap serius adalah kewajiban mutlak. Entah itu peran utama atau bukan, memperlakukan setiap hal dengan sungguh-sungguh adalah prinsip hidupnya.
Tapi kalau hanya jadi karakter pendukung, tekanannya tak perlu sebesar ini. Persis seperti Li Shuaizhen yang tersentuh karena Ren He mempercayakan identitas aslinya, Ren He tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh: Apakah Chen Da benar-benar ingin menyerahkan peran utama untuk ia mainkan?
Menurutnya, pasti ada banyak orang di tim Chen Da yang tak kalah darinya. Kemampuan akting tingkat ahli yang sekarang terlihat paling jempolan di kelas, tapi siapa tahu di tempat Chen Da sudah ada sosok yang hampir mendekati tingkat ahli Larangan?
Ren He memutuskan malam ini langsung ke Teater Eksperimental 117 untuk melihat situasi. Jika dirinya tidak mampu memenuhi syarat, jangan sampai menelantarkan seluruh tim, apalagi dia tak bisa mencurahkan semua energinya ke drama.
Saat ini hidupnya santai tapi sibuk. Ada banyak hal yang ingin dikerjakannya: skenario belum selesai ditulis, storyboard belum rampung, sutradara belum ditemukan, kru panggung yang cocok juga belum ada.
Jika ingin memproduksi beberapa film yang layak tonton, jalan yang harus ditempuh masih sangat panjang.
Bahkan kalau mau menyutradarai drama pun harus sendiri: mencari aktor sendiri, menyiapkan naskah sendiri, baru terasa ada gregetnya.
Cuma jadi pemeran biasa untuk orang lain? Menurutnya itu membosankan.
Fondasi teater sebenarnya bukan terletak pada para aktor atau dekorasi panggung yang megah, melainkan pada bahasa.
Konflik dalam drama harus jauh lebih menguat dibanding film atau sinetron, karena ritme yang cepat membuat aktor harus menyajikan konflik dalam alur cerita secara sempurna, baru bisa memberikan efek terpana yang cukup bagi penonton.
Namun ekspresi verbal saja tidak cukup, perlu dilengkapi bahasa tubuh yang memadai untuk memperkuat tensi dramatis sepanjang naskah.
Dalam drama mutlak dilarang ada dialog seperti "Sudah makan?" "Sudah" yang tak berguna, juga gerakan tanpa makna. Setiap aksi dan ucapan harus mengarahkan alur kisah.
Lebih lagi karena plot dalam satu babak terus bergerak maju, karakter tokoh utama pun terus berubah seiring perkembangan cerita.
Contohnya Bailu Yuan dari kehidupan sebelumnya, di mana karakter tokoh-tokohnya terus bertransformasi mengikuti arus perubahan lingkungan sosial besar.
Kemampuan memperankan materi ini agar dimengerti penonton sekaligus tampil memukau, sepenuhnya bergantung pada bakat akting sang pemeran.
Susahnya justru di sini. Apakah kakak-kakak kelas di Zhongxi tidak memiliki kemampuan akting? Lalu mengapa masih banyak yang tidak diapresiasi guru, bahkan tidak kebagian peran sekalipun, tidak punya kesempatan bertemu penonton?!
Karena tuntutan teater sungguh sangat tinggi, sama sekali bukan seperti drama perang anti-Jepang yang bisa diakali dengan asal-asalan.
Jika harus membandingkan, tingkat kesulitan teater bisa disetarakan dengan orkestra simfoni. Di orkestra simfoni, bahkan keterlambatan setengah ketukan biola pun sudah dianggap cacat.
Malam hari di ruang 117, sudah ada lebih dari dua puluh orang yang sudah dirias siap untuk latihan. Saat Ren He baru saja masuk, semua orang memalingkan wajah ke arahnya di pintu. Ren He kaget, "Kenapa pada lihat saya?!"
Seorang pria tampan tinggi besar menghampiri sambil tersenyum, "Kamu adik seperguruan yang akan menggantikan peranku? Saya Zheng Yi. Dalam setengah tahun ke depan akan saya bimbing baik-baik. Setengah tahun lagi saya harus masuk ke lokasi syuting."
Oh, masih setengah tahun lagi baru pergi, lumayan. Ternyata grup ini sudah menerima pemberitahuan dari Chen Da, tahu kalau dirinya akan menggantikan peran siapa, makanya begitu masuk pintu langsung mendapat perhatian begitu banyak orang.
Tatapan-tatapan ini lebih banyak bernada peninjauan ulang, karena grup ini sudah bekerja sama dalam waktu yang lama, tingkat kemampuan masing-masing sudah jelas bagi semua, dan koordinasi mereka pun sudah nyaman.
Sedangkan peran yang dimainkan Zheng Yi adalah yang paling penting, sekarang Zheng Yi akan pergi, mereka juga khawatir apakah anggota baru bisa menyatu dengan tim, apakah aktingnya mampu mengemban porsi cerita terpenting dalam tim ini.
Ada juga yang berpikir, setelah Zheng Yi pergi, mungkinkah dirinya menggantikan posisi Zheng Yi? Ini harapan banyak orang, lagipula merekalah yang paling memahami skenario ini.
Namun hari ini Chen Da memberitahu mereka, pengganti Zheng Yi ternyata adalah mahasiswa baru yang baru masuk kuliah sebulan lebih di semester satu - ini benar-benar tak terbayangkan.
Mereka semua tahu Chen Da pasti tidak akan membuka pintu belakang untuk hal seperti ini. Lalu siapakah sebenarnya yang bisa langsung meyakinkan Chen Da melalui kemampuan akting bahwa orang tersebut layak memerankan karakter ini?
Jadi ketika mengamati Ren He, lebih banyak nuansa meninjau ulang: postur tubuh, penampilan, aura sudah memenuhi syarat, bahkan terasa lebih baik daripada kondisi Zheng Yi. Hanya saja belum tahu bagaimana kualitas aktingnya.
Di dalam hati, Ren He berpikir, pantas saja dia merasa ada yang aneh. Shooting Cang Hai seharusnya belum secepat ini - orang lain mungkin tidak tahu, tapi dia pasti paham.
Bulan lalu Zhang Ming bahkan mengundangnya untuk berpartisipasi dalam proses pemilihan peran. Saat itu semua masih membicarakan bahwa shooting Cang Hai akan ditunda beberapa waktu, mengingat pasar buku fisik masih dalam tahap pemanasan. Baru setelah pasar benar-benar menghangat, mereka bisa membalas kepercayaan investor di belakang Zhang Ming.
Saat itu Ren He bercanda mengatakan ingin berinvestasi, Zhang Ming juga membalas candaannya: "Asal uangnya cair, asal Ren He bisa membiayai semua skenarioku ke depan, bahkan bekerja untukmu pun tak masalah."
Ren He tentu tidak akan memberikan janji untuk hal seperti ini. Candaan pada akhirnya tetap hanya candaan, jelas ia masih ingin setelah mimpi yang tak mungkin terwujud tercapai bisa pensiun dini dan hidup santai sebagai pengangguran sejahtera. Lebih baik menerima sedikit misi.
Saat ia sedang berpikir, Zheng Yi juga sedang meninjau mahasiswa baru yang akan menggantikannya ini. Saat ini belum terlihat bagian mana dari mahasiswa baru ini yang menarik perhatian Guru Chen Da. Tapi karena orang tersebut sudah datang, pasti akan ada kesempatan untuk mengetahuinya.
Saat itu, Ren He kembali merenung: Seandainya ia ikut serta dalam pemilihan peran, pertemuannya dengan Zheng Yi saat ini pasti akan menjadi adegan yang sama sekali berbeda... Pasti rahang bawah pihak lawan akan terkejut hingga jatuh ke tanah!
Syukurlah tidak pergi! Jika tidak, Ren He bahkan tidak tahu bagaimana Zheng Yi harus menghadapinya sekarang. Sungguh membuatnya meremas keringat dingin untuk pihak lawan!
Tapi mungkin orang-orang ini masih belum memahami Ren He, Chen Da pun tidak mengenal Ren He. Jadi mereka sama sekali tidak mengerti bahwa kesempatan yang diperebutkan setiap murid Zhongxi ini, bagi Ren He hanyalah sesuatu yang tak berarti.
Ia datang ke sini untuk mengerjakan semua tanggung jawabnya dengan sepenuh hati terlebih dahulu, lalu menyerap semua pengalaman di tempat ini, sebagai persiapan untuk rencananya di masa depan.
Zheng Yi menyerahkan setumpuk dokumen dijilid kertas A4 kepada Ren He: "Ini naskahnya, di dalamnya ada catatan berdasarkan materi yang diajarkan Guru Chen Da, terutama tentang perubahan karakter tokoh dan peluang keselamatan di setiap titik konflik. Pelajari dulu, nanti kita diskusikan."
Ren He membuka naskah dan langsung menghirup napas dingin melihat catatan yang begitu padat. Dari catatan ini saja sudah terlihat betapa serius dan penuh kecintaan mereka terhadap pekerjaan ini. Tampaknya setiap orang yang dipilih Chen Da, termasuk semua yang hadir di sini, memiliki sikap yang sama.
Dirinya memang harus mengerahkan sepenuh tenaga. Ini tidak ada hubungannya dengan suka atau tidak suka. Alasan ia memilih untuk berusaha maksimal adalah untuk menghargai usaha orang lain.
"Pilih hadiah terarah, arah akting!" ucap Ren He dalam hati diam-diam.
“Inang telah memilih hadiah terarah untuk arah akting, memberikan inang akting tingkat ahli Larangan!” Sistem Hukuman Langit berkata dengan tenang dalam pikiran Ren He.
Entah apakah akting tingkat ahli ini bisa bersinar dalam tim ini, bahkan terang benderang!
