Melakukan terjun payung di ketinggian lebih dari 3.600 meter dengan durasi jatuh bebas minimal 40 detik? Ren He merasa ini benar-benar jebakan besar.
Jika dihitung secara Fisika sederhana, 40 detik waktu jatuh bebas jelas akan membuat seseorang terjatuh ke tanah menjadi tumpukan daging remuk - tanpa keraguan.
Sistem Hukuman Langit memompakan volume informasi raksasa tentang teknik terjun payung ke dalam otak Ren He. Informasi mendetail ini semakin meyakinkan bahwa tebakan Ren He benar - misi ini sama sekali tidak sederhana!
Ketinggian di atas 3.600 meter bukan berarti jarak vertikal 3.600 meter dari permukaan. Faktanya, di seluruh wilayah Henan rata-rata ketinggiannya sudah 110 meter. Artinya saat berada di ketinggian 3.600 meter, jarak aktual ke permukaan hanya 3.490 meter.
Belum lagi masalah ketinggian yang mencak-mencak orang tua ini. Tentang durasi jatuh bebas yang ditentukan, jika benar-benar mengikuti spesifikasi Sistem Hukuman Langit yaitu ketinggian 3.600 meter dan 40 detik jatuh bebas, Ren He pasti mati tanpa ampun.
Di ketinggian terdapat hambatan udara. Postur jatuh harus sejajar dengan permukaan tanah dengan kaki terentang ke belakang. Bukan cuma masalah hambatan udara - jika bertemu aliran udara naik dari permukaan dan postur tidak sempurna, tubuh bisa terbalik di udara. Saat itu terjadi, Ren He bahkan tak punya kesempatan membuka parasut.
Jadi ketika penampang tubuh manusia mengalami jatuh bebas di udara, percepatan gravitasi tidak bisa dihitung secara sederhana. Hambatan ini sangat besar, bahkan di luar imajinasi, dan belum ada yang melakukan pengukuran spesifik.
Tapi Ren He meminta An Si untuk mengonfirmasi dengan atlet terjun payung profesional: Dengan ketinggian permukaan tanah 110 meter, pada ketinggian berapa waktu jatuh bebas bisa mencapai 40 detik?
Jawabannya: 4600 meter...
Sialan! Ren He langsung ingin mengutuk Sistem Hukuman Langit. Perbedaan 1000 meter! Jika benar-benar terjun begitu saja, bukankah itu sama dengan bunuh diri?!
Kau sih, masih mau lebih tak tahu malu lagi?!
Berkat pengalaman teknik yang dijejalkan Sistem Hukuman Langit, barulah Ren He menyadari adanya kesalahpahaman umum dalam terjun payung: kebanyakan orang mengira akan merasakan sensasi tanpa bobot. Sebenarnya tidak.
Sensasi terjun payung lebih mirip seperti berenang, perasaan saat tubuhmu terjatuh dalam air. Dari perspektif fisika ilmiah, sensasi tanpa bobot terjadi ketika tekanan objek pada penyangga lebih kecil dari gaya gravitasi yang dialaminya. Terjun payung adalah proses jatuh berdasarkan gravitasi tubuh sendiri, sehingga tidak ada sensasi tanpa bobot tersebut. Dibandingkan dengan roller coaster atau menara jatuh, mekanismenya sangat berbeda. Roller coaster dan menara jatuh memiliki kecepatan bodi kendaraan itu sendiri yang menarik tubuhmu maju, sehingga seluruh badan dalam posisi terdorong ke belakang, bukan? Sedangkan terjun payung mengandalkan gravitasi tubuh sendiri untuk jatuh, sehingga sensasinya benar-benar berbeda.
Terjun payung selalu menjadi olahraga ekstrem bagi para pencinta kebebasan. Saat tubuh jatuh bebas ke bawah, hati akan merasakan kehampaan spiritual yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kebebasan seperti ini sulit ditemukan di sebagian besar olahraga ekstrem lainnya.
Namun terjun payung juga termasuk olahraga ekstrem dengan tingkat kematian tertinggi, jauh melebihi pendakian Gunung Everest.
Perlengkapan semua sudah tersedia. Saat akan ke AS sebelumnya, perlengkapan yang disiapkan An Si memang sudah mencakup item ini. Terjun payung adalah salah satu proyek yang rencananya akan dimainkan Ren He. Untuk membeli equipment ini, Ren He memang mengeluarkan banyak uang, jadi tingkat keamanannya tidak perlu diragukan lagi.
Setelah sekian lama, Ren He hanya meminta An Si untuk mengirim perlengkapan tersebut kembali ke pabrik untuk pemeriksaan ulang. Jika tidak ada masalah, bisa langsung digunakan.
An Si juga tidak merasa ada masalah dengan inspeksi ulang di pabrik. Bagaimanapun, kehidupan hanya sekali. Untuk berjaga-jaga, lebih baik memastikan equipment masih yang teraman setelah beberapa bulan. Lagipula uang sudah dikeluarkan, meminta layanan purna jual adalah permintaan yang sangat wajar.
Masalahnya sekarang adalah: Bergantung pada apa untuk mencapai lokasi dengan ketinggian 4600 meter?
Logika seharusnya memilih helikopter, namun sebagian besar helikopter sipil sebenarnya hanya terbang di posisi dengan ketinggian di bawah 3000 meter. Dalam kehidupan sebelumnya, bahkan ada catatan helikopter luar negeri tahun 2005 yang mendarat kosong di puncak Gunung Everest. Namun faktanya sebelum Tiongkok mengimpor Elang Hitam, helikopter bahkan tidak mampu terbang di ketinggian di atas 3000 meter.
Ren He mana mungkin mengajukan permohonan ke militer untuk menggunakan Elang Hitam? Bukankah itu hanya geli di selangkangan saja?
Lalu bagaimana jika meninggalkan helikopter dan memilih pesawat komersial?
Faktanya, Sistem Hukuman Langit hanya memberikan teknik terjun payung kepada Ren He, namun tidak pernah memberitahukan bagaimana mempersiapkan hal-hal lainnya.
Industri terjun payung domestik masih relatif tertinggal dibanding AS yang lebih maju, tapi Ren He juga tidak bisa terjun di AS. Setelah mendarat, mungkin langsung dibawa pergi oleh pemerintah AS, buat apa main-main seperti itu?
Akhirnya urusan ini diserahkan kepada An Si untuk menghubungi perusahaan terjun payung profesional. Meski beberapa perusahaan terjun payung bersifat, harus memiliki lisensi terjun payung, jika tidak harus melompat bersama pelatih yang diculik, namun Ren He merasa: pertama, dia tidak perlu mengambil sertifikat khusus; kedua, dia tajir.
Dalam masyarakat Tiongkok yang penuh hutang budi dan uang ini, orang tajir bukan hanya bisa menyuruh hantu memutar batu gilingan, bahkan batu gilingan yang memutar hantu pun bisa.
Ren He yakin, di Tiongkok yang kebesaran ini, pasti bisa menemukan perusahaan yang mau melaksanakan aktivitas terjun payung sesuai permintaannya asal dibayar.
An Si menyetujui. Dia sudah berangkat untuk meninjau 23 perusahaan dalam daftar, akhirnya akan memilih yang paling cocok. Liu Erbao pun menggesekkan kepalan tangan, bersiap memulai shooting baru.
Dengan batas waktu 2 bulan, dia masih punya banyak waktu untuk mempersiapkan.
Saat ini Zhang Ming menerima skenario "_Crazy Stone_", beserta berbagai macam desain karakter dan gambar storyboard yang detail.
Skenario ini sangat bagus. Bahkan sutradara terkenal berpengalaman seperti Zhang Ming pun merasa tertarik saat menerima naskah ini. Setiap sosok dalam cerita merupakan gambaran manusia kecil yang terombang-ambing dalam arus zaman, dimana konflik antara nama-harta dengan integritas moral dikemas melalui rangkaian kisah humor hitam yang sangat menarik.
Ren He juga memberikan saran khusus untuk pemain. Misalnya, teman sekamar Zhang Jinglin dinilai cocok memerankan Michael dari International Avenue yang sok cool. Kebiasaan pendiamnya serta postur tubuh yang sesuai menjadi nilai plus, ditambah porsi cerita karakter Michael yang tidak terlalu menuntut kemampuan akting - cocok untuk mahasiswa seperti Zhang Jinglin yang masih perlu mengasah skill akting.
Yang Runrun akan memerankan Xie Xiaomeng, anak manja pemilik pabrik yang berperilaku kekanak-kanakan. Meski posturnya tidak segemuk karakter original, Ren He yakin kemampuan aktingnya sudah cukup matang untuk mengangkat peran ini yang cukup banyak adegannya.
Sedangkan Li Shuaizhen, Ren He berharap dia bisa membuat terobosan baru dengan keahlian aktingnya yang luar biasa, memerankan bos licik dan kejam yang awalnya diperankan oleh Xu Zheng.
Semua saran ini menurut Zhang Ming tidak masalah, karena sejujurnya semua peran tersebut termasuk dalam lingkup karakter pendukung. Seorang investor hanya meminta penempatan segelintir aktor yang memang sudah memiliki kemampuan akting, ini bukanlah hal yang luar biasa.
