Kehadiran Xia Yuting menjadi kecelakaan kecil dalam perjalanan ke Belanda ini, tapi Ren He tidak bereaksi berlebihan. Pasti dia bukan agen CIA.
Selama orang yang sangat mencurigakan tidak muncul di sampingnya, ia tidak akan terpengaruh.
Tapi sebelumnya saat akan ke Belanda sudah ada perasaan krisis yang jelas, bahkan ada peringatan hadiah dari Sistem Hukuman Langit, tapi mengapa setelah dua hari di sini tidak ada aktivitas mencurigakan sama sekali?
Bahkan bayangan kelompok CIA pun tidak kulihat, apalagi informan mencurigakan!
Mungkinkah pihak lawan tidak tahu aku datang ke Belanda? Atau mungkin setelah kembali ke Tiongkok mereka tidak memantau terus, bahkan mungkin target mereka di Belanda sama sekali bukan aku?
Sistem Hukuman Langit sudah memberi peringatan, tapi takdir bukanlah sesuatu yang bisa ditembus oleh orang biasa seperti Ren He.
Yang bisa dilakukannya sekarang hanyalah menunggu dengan sabar.
Sebelum berangkat sempat khawatir, tapi sekarang jika CIA benar-benar tidak muncul, Ren He malah akan sangat kecewa…
Bagi dirinya, ini seperti olahraga ekstrem yang tak bisa diumumkan ke publik. Kenikmatan dalam Tribulasi Hidup-Mati itulah yang sedang dikejar Ren He saat ini.
Dalam beberapa hari terakhir, Chen Da menyewa sebuah gudang kecil sebagai lokasi latihan untuk para siswa. Materi dekorasi panggung telah tiba, mereka bersama-sama mendirikan seluruh dekorasi di dalam gudang.
Siang hari mereka naik bus ke gudang untuk latihan akhir, malam hari kembali ke hotel untuk beristirahat. Semua orang mempersiapkan diri menyambut kompetisi resmi 4 hari kemudian.
Ren He tetap bersantai selama latihan. Setiap hari ia membawa pistol dan belati saat pergi latihan, sedangkan senapan runduk yang terlalu mencolok terpaksa ditinggal di hotel.
Jika tidak, para siswa pasti akan heran melihatnya menggendong koper besar seperti koper cello ke mana-mana.
Orang yang tidak tahu mungkin mengira dia datang untuk mengikuti kompetisi musik...
……
Sebuah kapal merapat di pelabuhan Amsterdam. Mark Payne memimpin rombongan 12 orang yang menyembunyikan jejak menuju markas rahasia CIA lokal untuk mengambil equipment.
Mereka sebenarnya sedang menjalankan tugas resmi, namun senjata api dan barang-barang sejenisnya tak bisa melewati pintu keamanan bandara. Hubungan AS dan Eropa selalu fluktuatif, tapi ekonomi Eropa pasti tak mau melihat AS memperlakukan Eropa layaknya koloni. Personel bersenjata yang bisa berkeliaran semaunya jelas tidak diperbolehkan.
Karena itu, Mark Payne dan timnya juga harus bersikap rendah hati. Senjata selalu diambil dari kediaman CIA setempat sebelum setiap operasi.
Anggaran tahunan CIA merupakan teka-teki, bahkan bagi sebagian besar departemen internal pemerintah AS yang tak terbuka untuk publik. Inilah yang menciptakan aura misteri CIA di Amerika.
CIA merupakan departemen dengan akuntansi independen, tak perlu berkoordinasi dengan lembaga lain. Tak ada yang tahu berapa banyak safehouse yang mereka miliki di seluruh dunia.
Mungkin hanya mereka sendiri yang mengetahuinya.
Bahkan level setinggi Mark Payne pun tak bisa sembarangan menggunakan safehouse. Dia harus mengajukan permohonan ke atasan selama proses meninggalkan Italia untuk operasi penangkapan berikutnya, baru kemudian CIA akan menyiapkan safehouse sementara untuknya di Belanda.
Lokasi markas tetap bahkan tidak diketahui olehnya.
Ini untuk mencegah tim operasi ditangkap dan disiksa hingga mengaku. Jika Mark Payne mengetahui lokasi semua safehouse di Eropa, maka sekali ia tertangkap, sangat mungkin seluruh sistem CIA di Eropa akan terancam.
Safehouse sementara kali ini berada di antara kelompok kontainer yang berjejer. Dengan mahir Mark Payne menemukan kontainer merah itu, lalu memasukkan password yang dikirim atasan ke kunci kombinasi.
Saat kontainer terbuka, terpampang jelas senjata-senjata yang tergantung rapi di dinding, serta 12 kartu identitas baru yang masih segel.
"Pastikan kembali lokasi Allen," perintah Mark Payne dengan tenang sambil menguji keseimbangan senjata di tangannya.
Tidak sampai 5 menit, anggota tim intelijen meletakkan laptop dan mengangkat kepala berkata: "Saat ini ia bersembunyi di Hotel Park Hotel suite 2014. Sistem keamanan hotel ini cukup baik, kita perlu menyamar, kalau tidak mungkin akan memancing perhatian polisi setempat Belanda."
Seorang pria kulit hitam berotot di sampingnya tertawa: "Polisi Eropa sama sekali tidak ada apa-apanya."
"Jadi kamu ingin menimbulkan insiden diplomatik?" Mark Payne menatapnya dengan dingin, pria kulit hitam itu segera diam.
Dalam kelompok operasi ini, perkataan Mark Payne adalah satu-satunya perintah, dia juga merupakan otoritas tunggal.
Dalam tim operasi CIA tidak akan ada anggota yang angkuh dan tidak patuh, karena setiap ketua tim operasi sendiri adalah yang paling elite di industri ini.
Mereka bukan agen rahasia kuat seperti di film, merekalah prototipe dalam film komersial itu sendiri, telah mengalami situasi hidup dan mati berkali-kali.
"Aksi malam ini, 1 orang siapkan lokasi interogasi sewaan yang sesuai, 2 orang konfirmasi pergerakannya, 4 orang di lantai bawah - satu jaga pintu lift, satu jaga exit aula, satu jaga pintu belakang dapur, satu jaga jalur evakuasi hijau. Sisanya ikut saya. Jangan bawa senjata besar, pusat kota tidak cocok untuk benda-benda ini," Mark Payne menetapkan nada operasi dalam beberapa kalimat.
Selain membawa pistol yang diperlukan, peralatan mereka bahkan hanya pistol setrum sederhana untuk menjinakkan target. Ini tidak akan memakan korban jiwa atau membuat keributan besar.
Ini bukan markas mereka. Faktanya tugas CIA lebih sulit daripada FBI karena sebagian besar waktu mereka beroperasi di wilayah asing, harus mempertimbangkan pemikiran pemerintah lokal.
Ini juga salah satu alasan Ren He berani datang ke Belanda.
Dulu di AS itu wilayah kekuasaan mereka. Mereka bisa bermain sesuka hati karena merekalah hukum permainan itu sendiri.
“Tapi sekarang berbeda, saat ini semua berada di lapangan lawan, aku sendiri hanya satu orang, lawan punya 12 orang, lihat siapa yang bisa bertahan?”
Nanti begitu kedua pihak terpapar, saat seluruh pasukan bersenjata Belanda mulai memburu mereka, satu orang seperti dirinya pasti lebih mudah bersembunyi dibanding 12 orang lawan.
Kalau tidak punya teknik penyelidikan, tentu Ren He tidak akan punya keyakinan ini, tapi sekarang situasinya sama sekali berbeda.
Di momen ini, baik Ren He maupun Mark Payne sama-sama tidak tahu seperti apa permainan yang akan dimulai ini, juga tidak tahu bagaimana cara berakhirnya, segalanya hanya bergantung pada takdir.
“Mulai operasi, seperti biasa, jangan sampai menarik perhatian pihak resmi Belanda,” Mark Payne memberikan instruksi terakhir sebelum memimpin keberangkatan.
Dalam operasi penangkapan sebelumnya selalu berjalan lancar, hacker lemah tak berdaya yang mereka hadapi bagai domba, sehingga Mark Payne pun tidak merasa misi kali ini ada kesulitan.
Satu-satunya yang perlu diperhatikan adalah tidak boleh menimbulkan sengketa diplomatik. Setelah gagal beraksi di sini, mereka harus memiliki kesadaran akan ditinggalkan oleh AS.
