Kini Ren He diliputi kekhawatiran mendalam terhadap hadiah tingkat sempurna dari Sistem Hukuman Langit...
Tapi kita tidak boleh berhenti makan karena takut tersedak. Meski Sistem Hukuman Langit sering menimbulkan masalah tak terduga, teknik investigasi tingkat ahli pasti akan menjadi aset yang sangat manjur. Di Belanda yang penuh bahaya ini, jika bisa mendapatkan teknik ahli ini, pasti akan sangat membantu.
Bahkan Ren He membayangkan, mungkinkah teknik investigasi tingkat ahli ini memberinya kemampuan setara dengan tokoh utama dalam movie?
Lalu karya apa yang harus dipilih untuk menghasilkan misi? Untuk skenario film jelas tidak mungkin sekarang karena tidak bisa selesai dalam sehari, menulis novel juga berada di level yang sama.
Maka yang tersisa mungkin hanya musik.
Tambahkan elemen baru untuk musik latar olahraga ekstrem masa depan, atau menulis lagu untuk Yang Xi?
Ren He berpikir, sudah saatnya Yang Xi merilis album baru. Jadi lebih baik menulis lagu untuk gadis kecanduan internet ini agar ada kegiatan lain selain main Dota terus-terusan...
Ia tiba-tiba merasa membawa Yang Xi bermain Dota adalah keputusan yang keliru, hasil ini sama sekali Diluar perkiraan! Kecanduannya dulu bahkan tak sebesar Yang Xi! Saat hendak berangkat, Yang Xi memasakkan makan malam untuknya, lalu Ren He mengusulkan agar Yang Xi mengantarnya ke bandara. Jawaban Yang Xi tegas: Tidak boleh, masih harus main Dota!
Di kehidupan sebelumnya, saat JJ Lin tampil di Gala Tahun Baru, dua jam sebelum acara dimulai ia masih asyik bermain Dota. Ia pamit pada rekan tim: "Aku akan menyanyikan lagu dulu dan segera kembali", lalu langsung pergi menyanyi di panggung Gala Tahun Baru...
Para saudara yang sedang menonton siaran langsung JJ Lin saat itu terpaku, "Bisa begitu caranya?"
Ini benar-benar brengsek seorang atlet e-sports yang telantar karena bernyanyi! Di kehidupan sebelumnya, Ren He bahkan pernah khusus membeli paket musik Dota buatan JJ Lin di Steam...
Brengsek... Jangan-jangan Yang Xi juga begini? Dari situasi sekarang, kemungkinan besar iya! Mengingat popularitas Yang Xi saat ini, ditambah makna positif beberapa lagunya, memang layak tampil di Gala Tahun Baru. Tahun lalu panitia Gala belum mengundangnya, tapi tahun ini belum tentu.
Di Dota sekarang bisa langsung cari ID buat nonton pertandingan. Jadi setiap Yang Xi main Dota, langsung ada 100 ribuan penonton. Angka ini sudah keterlaluan, Ren He mikir, kalo Yang Xi live streaming main Dota, penghasilannya mungkin nggak kalah sama nyanyi...
Bayangkan tahun ini Yang Xi sedang seru-serunya main Dota, tiba-tiba bilang mau ke Gala Tahun Baru nyanyi sebentar terus balik lagi, itu namanya main terlalu kencang...
Sekarang mikirin album baru Yang Xi, lagu baru macam apa yang cocok buat dia?
Tepat! Mata Ren He berbinar, di kehidupan sebelumnya ada lagu yang sangat dia sukai, sering direkam ulang di berbagai kompetisi pencarian bakat atau kontes penyanyi!
《Cahaya Bulan yang Kejam》! Ini dia!
Suara Yoga Lin pada dasarnya terkesan genit dan cenderung feminin. Ketika lagu ini dinyanyikan ulang oleh penyanyi wanita, hasilnya memang menonjol. Melodi melankolis nan syahdu dalam lagu ini, ditambah lirik yang ringkas namun penuh makna, benar-benar menyentuh hati.
Ren He mengambil kertas dan pulpen dari hotel lalu mulai menulis. Begitu selesai menulis, telinganya langsung menangkap pengumuman misi dari Sistem Hukuman Langit: "Misi: Sang inang harus melakukan obrolan intim selama 20 menit dengan pria kulit putih bernama Alan dalam satu jam. Hukuman: Pelarangan penggunaan senjata api selama satu minggu jika gagal."
Ya ampun, hukuman larangan pakai senjata lagi. Ren He masih memiliki 4 hak imunitas misi, tapi kali ini ia memang berniat mendapatkan teknik penyelidikan tingkat ahli Larangan. Menggunakan hak imunitas di sini sama saja sia-sia.
Ren He tiba-tiba bertanya, "Untuk misi ini, jika aku gagal memenuhinya dalam satu jam, bisakah hak imunitas misi digunakan?"
Ia masih belum yakin sepenuhnya tentang hal ini, karena sebelumnya pernah terjadi kasus yang tidak bisa di-eksimpi. Namun Ren He tidak tahu apakah keputusan eksimpi ini tergantung pada "mood" Sistem Hukuman Langit, ataukah ada aturan baku tertentu...
"Bisa," jawab Sistem Hukuman Langit dengan tenang.
Bisa?! Ren He langsung merasa lega!
Entah karena Sistem Hukuman Langit takut ia celaka atau alasan lain, yang penting urusan ini bisa diselesaikan dengan hak imunitas. Artinya ini bukan termasuk rencana besar.
Tapi... siapakah si brengsek pria kulit putih Alan ini? Benar-benar tak jelas! Lagi-lagi situasi dimana lokasinya pun tidak disebutkan, membuatku sepenuhnya buta.
Tiba-tiba Ren He teringat kejadian saling pandang dengan Paman Fang tadi... Jangan-jangan pria kulit putih Alan ini ada di sampingnya?
Jadi... apakah ini tetangga yang kutatap di lift tadi?
Orang itu sedang melarikan diri, masa aku harus mengajaknya berbincang panjang lebar? Paman Fang mungkin masih mau mendengarkan, tapi apakah mereka yang sedang buru-buru kabur mau meluangkan waktu?!
Ini juga masih bagian dari masalah tak terduga brengsek itu!
Ren He menarik napas dalam-dalam. Prioritas utama adalah memastikan apakah tetangganya bernama Allen. Ia langsung menelepon Xu Nuo untuk menyusupi sistem pendaftaran hotel. Si pria gemuk itu buru-buru membantu, dan hasil penyelidikannya menunjukkan nama tetangga sebelahnya terdaftar sebagai Noah.
Mengingat status pelarian mereka, kemungkinan mereka juga menggunakan identitas palsu seperti dirinya. Jadi harus dikonfirmasi langsung.
Ia berlari ke pintu sebelah dan mengetuk sambil berteriak, "Allen! Buka pintu!"
"Siapa kau? Bagaimana kau tahu namaku!" Suara pria kulit putih itu terdengar dari dalam, disertai nuansa panik.
Ren He menghela napas lega, ini sudah dipastikan. Untuk misi seperti ini dari Sistem Hukuman Langit, mencari orang sebenarnya tidak sulit. Yang tidak terpikirkan akan selamanya tidak ditemukan, tapi begitu terpikirkan akan mudah ditemukan.
Tapi sekarang Alan tidak mau membuka pintu. Terlihat jelas Ren He sudah berteriak selama 5 menit namun pihak lawan sama sekali tidak mau membuka pintu.
Langsung memanggil nama seperti ini memang terlalu mencurigakan, membuatnya ketakutan.
Tidak ada cara lain, Ren He terpaksa melalui jendela. Gedung berlantai tiga dengan balkon di tengahnya sama sekali bukan masalah baginya. Saat darurat, gunakan cara darurat.
Ren He melompat dari balkon. Begitu masuk, Alan langsung kaget setengah mati. Pria itu langsung mencabut pistol dari bawah bantal dan mengarahkannya ke Ren He. Dia tidak menyangka orang Tiongkok yang ditemuinya di lift tiba-tiba menjadi begitu mengerikan.
Pertama-tama secara misterius mengetahui namanya, lalu menyerbu masuk ke tempat tinggalnya secara paksa!
Ren He tentu tidak memberinya kesempatan untuk menembak. Faktanya, Allen si orang amatir ini bahkan belum sempat mengisi peluru. Sebelum sempat bereaksi, Ren He sudah melesat merebut pistolnya.
Kelincahan gerakan Ren He ditambah teknik perampasan senjata yang profesional membuat Allen terpukau! Dia tak menyangka setelah bersembunyi di sini, masih bisa dijebak oleh orang asing yang misterius...
