"Halo, permisi, apakah ini Southern Daily? Kami ingin membeli tata letak rubrik hiburan untuk promosi film 'Maze'... Oh, baiklah terima kasih," staf kru syuting Xu Xiaowen mengusap keringat dan menutup telepon. Pihak media kembali menolak.
Ia terus menelepon: "Halo, apakah ini Phoenix... Kami ingin... Oh, baiklah terima kasih."
Penolakan lagi, semuanya menolak. Hanya tiga media yang sangat kecil bersedia bekerja sama. Tapi masalahnya, membeli tata letak dari ketiganya pun tidak akan berguna!
Tampaknya pasti ada yang sudah memberi tahu di lingkaran kita, kalau tidak semua pihak tidak akan bersikap sepakat seperti ini. Xu Xiaowen berdiri di samping dengan wajah pucat membatu. Tadinya dia masih berencana jalan-jalan menikmati keindahan kota gunung ini, tapi sekarang rencana itu batal. Masak nasibnya sudah di ujung tanduk, masih mikir jalan-jalan!
Dia agak bingung. Qinghe yang memblokirnya dalam radius pengaruh mereka masih bisa dipahami. Bahkan dia tidak punya keinginan untuk berdebat, karena sangat mengerti itu adalah lahan kecil milik mereka. Sekuat apapun dia berargumen, pasti tidak ada gunanya.
Tapi mengapa bahkan media pun serentak menolaknya? Sebelumnya ada dua tiga media yang sudah dinegosiasikan, tapi sekarang mereka langsung berbalik sikap seolah tidak kenal!
Sejak kapan pengaruh Qinghe menjadi sebesar ini?
Hanya tiga media kecil ini yang mau kerja sama, mungkin karena terlalu kecil sampai pihak lawan lupa memberi instruksi...
Xu Xiaowen menggigit gigi lalu mengangkat telepon, menghubungi Master Jiang: "Lao Jiang?"
Suara penuh kewibawaan terdengar dari seberang telepon: "Ada apa, Xiao Wen?"
"Begini ceritanya..." Xu Xiaowen menceritakan pertemuannya dengan Chen Da di Chongqing kepada Lao Jiang, menambahkan bumbu dramatis tentang peran Chen Da sebagai provokator di tengah-tengah, lalu mengungkapkan kesulitannya saat ini: promosi film ini gagal total, dan dana 200 juta untuk film ini akan benar-benar terbuang percuma.
Hanya dia yang tahu kondisi sebenarnya. Rantai pendanaan tunangannya memang sudah tegang sejak awal. Dana 200 juta itu pun harus dia perjuangkan mati-matian dengan bujuk rayu, bahkan sampai harus mencoba berbagai posisi intim, sambil menepuk dada memberikan jaminan bahwa dia paham betul dunia hiburan dan takkan menyia-nyiakan uang itu.
Tapi sekarang malah dapat masalah seperti ini!
Xu Xiaowen berniat memanfaatkan ketidakpuasan Jiang terhadap Chen Da untuk menyelesaikan masalah. Namun sang tua itu justru diam seribu bahasa setelah mendengar nama Kelompok Qinghe, lalu bertanya: "Lalu apa rencanamu?"
“Tidak meminta Anda untuk langsung berhadapan dengan Qinghe, mereka itu predator industri di luar lingkaran kami, aku paham. Tapi Chen Da ini sudah Anda eksekusi selama 12 tahun, berapa tahun lagi sih kurangnya?” Xu Xiaowen tersenyum manis setelah keyakinannya tumbuh: “Pendapat Anda, Sutradara Zhang pasti mendengarkan kan?”
“Selain itu,” Xu Xiaowen melanjutkan: “Tolong juga beri tahu media, pasti efektif kalau Anda yang bicara!”
Mempertahankan eksekusi terhadap Chen Da memang penting, tapi yang lebih krusial adalah box office. Ini bukan hanya menyangkut reputasiku, tapi juga rantai pendanaan tunanganku. Jika rantai pendanaannya putus, mimpi indahku masuk keluarga kaya pun tamat.
Memang mungkin akan ada kerugian besar di jaringan bioskop Luoche kalau berseteru dengan Qinghe, tapi menurut perhitungannya, dua pertiga jaringan bioskop yang tersisa masih bisa menutup biaya produksi. Lagipula nanti masih bisa jual hak cipta ke platform film online.
Setelah mendengar usulan tersebut, Jiang Lao merasa lega selama bukan berurusan dengan taipan luar lingkaran. Ia merenung sejenak lalu berkata: "Kamu naik pesawat kembali ke ibukota dulu, besok malam datang ke rumah kita untuk berunding."
Wajah Xu Xiaowen memucat mendengar ini. Ia berbisik: "Anda juga tahu... saya sebentar lagi menikah..."
"Bukannya belum pernah. Tapi kalau tidak mau, ya sudah," ujar Jiang Lao tenang, namun sama sekali tidak bermaksud menutup telepon.
Xu Xiaowen menggigit bibirnya selama dua menit penuh keraguan: "Baik, saya datang!"
"Hm, bisa datang lebih awal, kita makan bersama," kata Jiang Lao sebelum menutup panggilan.
Kebencian menggelora di hati Xu Xiaowen, tapi tak ada saluran pelampiasan. Mengingat perkataan "bukannya belum pernah", tiba-tiba hatinya terasa lebih ringan.
Terkadang ketika manusia tersesat di jalan yang salah, langkah pertama yang keliru akan membuat mustahil berbalik arah. Mereka akan terbiasa menyelesaikan masalah dengan cara tidak benar, sebab metode itu terasa lebih mudah daripada cara normal.
Malam berikutnya, Pak Jiang keluar dari kamar tidur. Xu Xiaowen merapikan bajunya dengan dipaksakan sambil tersenyum: "Anda lihat urusan saya ini..."
"Tunggu, saya akan menelepon untuk menyelesaikannya," kata Pak Jiang dengan tenang sambil mengambil ponsel dari meja dan memutar nomor: "Halo, Lao Li, bagaimana kabarmu akhir-akhir ini? Haha, ada waktu untuk makan bersama? Ngomong-ngomong, ada hal yang ingin kubicarakan. Anak angkatku Xiaowen baru saja syuting film berjudul Mi Cheng, ingin pasang iklan di koranmu..."
Telepon berlangsung lima menit. Setelah menutup ponsel, Pak Jiang menutup mata dan merenung selama 5 menit. Kali ini hatinya merasa tidak enak, karena pihak lain tidak hanya menolak permintaannya meski sudah bersahabat belasan tahun, tapi juga membocorkan sebuah informasi.
"Qinghe saat ini memegang saham 49 media mainstream, 12 di antaranya adalah pengendali, perusahaan tempat Lao Li berada, Qinghe juga pemegang saham..." Jiang Lao meneguk tehnya: "Pihak lawan sudah memberi tahu, tidak bilang mau mengeksekusi kalian, hanya mengatakan tidak ingin melihat berita terkait kalian, juga tidak ingin menghitamkan kalian, intinya ingin membuat kalian menghilang dari pandangan penonton... Urusan ini saya tidak bisa bantu banyak, selesaikan sendiri."
Xu Xiaowen terpaku mendengarnya, Qinghe menguasai saham 49 media mainstream?! Kapan ini terjadi, mengapa sama sekali tidak ada angin yang berhembus?!
Selain itu strategi Qinghe ini terlalu mengerikan, ini bukan hal yang bisa diselesaikan dalam sehari semalam, pasti sudah memulai akuisisi sejak lama!
Coba dipikir rasanya seperti keputusasaan, ternyata jangkauan pengaruh lawan tidak terbatas pada faksi Qinghe saja...
Tapi bagaimana dengan diriku? Xu Xiaowen panik: "Lao Jiang, saya sudah datang kemari, Anda tidak boleh tidak melakukan apa-apa..."
“Kamu yang sukarela,” Paman Jiang memotong ucapan Xu Xiaowen dengan tenang: “Atau maukah tunanganmu mengetahuinya?”
Wajah Xu Xiaowen memucat total, ia bergumam pelan: “Tapi masalah Chen Da ini harus diselesaikan...”
Paman Jiang menelepon Zhang Ming sebanyak 4 kali, tapi tak satu pun diangkat! Zhang Ming yang biasanya sangat lihai dalam pergaulan, kini jelas-jelas diabaikan oleh pihak lawan!
Setelah menaiki kapal besar Qinghe, Zhang Ming bisa melepaskan beban pergaulan dan memulai kehidupan barunya yang ringkas!
Paman Jiang dengan wajah pucat membatu: “Selesaikan sendiri, aku tak bisa membantumu.”
Dulu larangan terhadap Chen Da adalah inisiatifnya sendiri. Kini melihat hiu bernama Qinghe menerobos masuk, pengaruhnya di lingkaran tiba-tiba tak berarti lagi. Perasaan tak berdaya dan amarah berkecamuk dalam dirinya!
Xu Xiaowen akhirnya menyadari, pemuda penuh semangat di tengah kerumunan itu ternyata tidak sedang membual, seolah-olah dia memang tak pernah sekalipun mengumbar kata-kata kosong.
